"Terkadang apa yang kita suka belum tentu kita sayang dan apa yang kita tidak suka belum tentu kita benci."
***
Mobil berwarna hitam legam terparkir dengan sempurna di parkiran SMA Garuda, 4 orang yang ada di dalamnya segera turun dari dalam mobil membuat para siswa siswi memusatkan perhatian ke arah 4 orang itu.
"Angkasa." rengek Bintang mengulurkan tanganya, lalu Angkasa menerima uluran tangan itu dan menutup pintu mobil.
Angkasa menuntun Bintang untuk berjalan menuju kelasnya diikuti Galaksi dan Atlan. Sesampainya di kelas, Atlan dan Galaksi ikut masuk memastikan adiknya baik baik saja.
"Kalo masih sakit ke UKS aja." ucap Galaksi yang ada di samping kanan Bintang.
"Kalo ada apa apa telfon gue." ucap Atlan yang ada di sisi kiri Bintang.
"Tenang aja bang, gue bakal jagain Bintang." sahut Angkasa yang duduk dikursi yang ada di samping Bintang.
"Bang, gue bukan anak kecil lagi !" kesal Bintang menatap kedua kakaknya dengan malas.
"Gue sayang lo dan gue gamau lo kenapa napa." balas Galaksi mengusap lembut rambut Bintang.
"Cabut Gal." ajak Atlan lalu Galaksi mengangguk dan mereka pergi dengan sok Coolnya membuat siswi siswi yang melihatnya langsung terpesona.
Langit datang dan duduk di depan Bintang, dia langsung membalikan badanya menatap keheranan melihat ada plester di sikut Bintang.
"Lo kenapa Bin?" tanya Langit menaikan satu alisnya.
"Oh ini, jatuh kemarin." balas Bintang sambil menatap Plester di sikutnya.
"Get Well Soon." ucap Langit sambil tersenyum. "Makasih lang." balas Bintang sambil tersenyum.
"Pelangi belum berangkat?" tanya Bintang saat melihat bangku Pelangi masih kosong.
"Dia sakit." balas Langit lalu Bintang menganggukan kepalanya mengerti.
Bintang langsung mengambil buku pelajaran pertama yaitu Seni Budaya, banyak yang bersemangat dengan pelajaran yang satu ini, terutama kaum hawa karena gurunya yang memang masih muda dan tampan. Pak Samuel datang membawa benerapa buku di tanganya lalu langsung disambut salam oleh semua siswa yang langsung dibalasnya.
"Sekarang kita bagi kelompok terlebih dahulu. Siswa disini ada berapa?" tanya Samuel yang langsung mengambil spidol dan membawanya ke dekat papan tulis.
"Tiga puluh empat." balas semuanya.
"Saya akan membagi kelompoknya." ucapnya sambil mengambil buku absen di meja guru. Dia langsung mebacakanya satu per satu anggota kelompok dan tanpa di duga Bintang satu kelompok dengan semua teman dekatnya membuatnya sangat senang.
"Kita sekelompok." ucap Langit menghadap ke belakang membuat Bintang mengangguk senang dan Angkasa memutar bola matanya malas.
"Perkelompok harus mengumpulkan satu karya seni dari barang barang disekitar kalian dan diantara 3 paling bagus akan dipajang pada pameran saat Ulang Tahun Sekolah." ucap Samuel sambil meletakan kembali buku absen dan spidol.
"Ada yang mau ditanyakan?" tanyanya lalu langsung ada yang mengacungkan tanganya.
"Pak batas terakhir ngumpulin kapan?" tanyanya.
"Hari jumat." balas Samuel.
"Pak, cepet banget deadlinenya." keluh Galang.
"Loh 2 minggu ke depan kalian ga ada pelajaran." balas Samuel sambil terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa✓ (Completed)
Teen Fiction[SEDANG DIREVISI, MASIH BANYAK KEKURANGANYA] "Kau adalah candu yang membuatku diam diam menyimpan rindu." Angkasa, tempat Bintang bersinar Angkasa, cowok yang mengurung dirinya di rumah selama 3 tahun. Menghindar dari keramaian kota dan sahabatnya...