"Saat lo rapuh, jangan biarin diri lo untuk jatuh."
Angkasa
***
Suasana sangat ramai di indoor, semuanya duduk menunggu penampilan dari peserta SMAGA Got Talent. Semuanya menunggu acara dimulai, semua pengurus OSIS sibuk dengan urusanya masing masing. Disudut sana Bintang duduk bersama Angkasa dengan membawa beberapa m Yoakanan di pangkuan Bintang. Mereka memutuskan untuk menonton SGT dibanding di kelas hanya duduk duduk saja.
"Bawa kamera ngga?" tanya Angkasa menaikan satu alisnya kearah Bintang.
"Ngga." balas Bintang menggelengkan kepalanya.
"Selamat pagi semua." teriak Host disana. Acara SGT dimulai, peserta pertama dari kelas XII IPA 2 yang menampilkan atraksi sulap kemudian peserta ke dua adalah Langit dan Pelangi.
"Itu kelas kita sa." ucap Bintang lalu Angkasa dan Bintang fokus menonton penampilan Pelangi dan Langit yang sedang bernyanyi dan di iringi oleh gitar.
"Cocok ya mereka." ucap Angkasa menyandarkan kepalanya ke bahu Bintang.
"Mungkin memang lebih baik seperti ini, Pelangi bersama Langit dan aku menaruh banyak harapan ke Angkasa."
"Gue pengen ke kelas sa." ucap Bintang lalu Angkasa menganggukan kepalanya. "Ayo." balas Angkasa lalu mereka pergi ke kelas bersama membuat beberapa orang memperhatikan Angkasa dan Bintang
"Bintang." teriak Langit membuat Bintang menengok ke arah Langit yang berjalan mendekatinya diikuti Pelangi.
"Gue mau ngomong sesuatu ke elo." ucap Langit sambil mengatur nafasnya.
"Tinggal ngomong." balas Bintang.
"Empat mata." balas Langit lalu Angkasa mengangguk. "Ayo pel, ke kelas." aja Angkasa
"Pal pel pal pel lu kira gue kain pel?" protes Pelangi menatap sinis ke Angkasa yang hanya terkekeh pelan.
"Lo mau ngomong apa?" tanya Bintang bersikap biasa biasa saja seolah olah tidak ada yang dia sembunyikan.
"Ikut gue." ajak Langit lalu menarik tangan Bintang ke dekat parkiran mobilnya.
"Tunggu sini." ucap Langit lalu dia membuka pintu mobil dan mengambil sesuatu dijok belakang sana.
"Bin." panggil Langit membuat Bintang sedikit gugup sekarang.
"Gue udah ga tahan, gue ga bisa terus terusan kaya gini. Gue cinta sama lo. Lo mau ya jadi pacar gue." ucap Langit lalu dia menyerahkan bunga yang tadi dia sembunyikan di punggungnya Langit menatap Bintang dengan wajah memohon.
Bintang diam, jantung terus berdetak lebih cepat. Hati dan ego saling beradu untuk menjawab pertanyaan Langit, Ego ingin menjawab Iya sedangkan hati menjawab tidak. Bintang masih punya hati dia tidak boleh sekejam itu ke sahabatnya, Pelangi.
"Maaf lang, lo kayaknya salah orang." balas Bintang sambil menunduk tidak mampu menatap mata Langit.
"Bin, gue sayang sama lo. Hati ngga pernah mencintai orang yang salah. Hati gue cuma mau lo." balas Langit yang kini meraih kedua tangan Bintang dan meletakan sebuket bunga itu ke kap mobilnya.
"Tapi lo salah orang." balas Bintang sambil menunduk karena berusaha agar tidak menangis.
"Salah orang gimana?"
"Sebenernya lo tau ngga si selama ini gue sayang sama lo atau malah lo tau tapi pura pura ngga tau?" tanya Langit.
"Bintang tatap mata gue." pinta Langit menarik dagu Bintang membuat Bintang mendongak dan menatap Langit dengan mata yang berkaca kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa✓ (Completed)
Roman pour Adolescents[SEDANG DIREVISI, MASIH BANYAK KEKURANGANYA] "Kau adalah candu yang membuatku diam diam menyimpan rindu." Angkasa, tempat Bintang bersinar Angkasa, cowok yang mengurung dirinya di rumah selama 3 tahun. Menghindar dari keramaian kota dan sahabatnya...