Ramalan Bintang - Sembilan

2K 135 0
                                    

Ganda POV

Saat ini aku sedang fokus mengemudikan mobilku setelah lima belas menit yang lalu keluar dari pekarangan rumah. Tujuanku saat ini adalah pergi ke toko perhiasan yang berada di Jakut. Bunda hari ini ulang tahun, aku ingin memberikan kado sebuah cincin untuknya. Bukan cincin mahal kok, mana bisa sih aku beli cincin mahal. Masih sekolah ini, lagi juga beli cincin buat bunda ini aja musti nabung dulu tiga bulan nyisihin uang jajan.

Aku menginjak rem kemudian mengangkat handrem ketika lampu merah menyala. Aku menengok ke samping kiriku melihat apa yang dilakukan sosok disebelahku ini kenapa dari tadi diam tak bersuara seperti biasanya.

"Heh onta ! Ngeliatin apasih lo". Aku sedikit memiringkan tubuhku agar bisa melihat apa yang sedang dia lakukan dengan ponselnya itu.

"Ngagetin aja lo jerapah". Ucapnya kaget lalu memukul lenganku.

Ah iya aku lupa, tadi aku mengajak Bintang untuk ikut bersamaku karna aku nggak begitu bisa memilih perhiasan yang bagus. Iyalah, cowok begini bisanya milih velg.

"Makanya jangan bengong kayak kambing melompong. Masa dari onta terus turun jadi kambing lo ah".

"Babi. Gila".

"Apasih kok sentimen gini ?". Aku mulai menurunkan nadaku dan mencubit pelan pipinya.

Kalo nadanya uda sewot begitu tandanya aku harus berhenti becanda sampai disini.

Dia tak menjawab pertanyaanku dan tak menepis tanganku.

"Lo tau kan kalo gue nggak dibolehin pacaran sama mama papa dan bang Kiki ?". Tanyanya kemudian aku mengangguk.

Iyaa tau... Bintang pernah pacaran sama aku kan ? Itu pengecualian dari keluarganya Bintang. Iyalah, gini-gini aku juga bantu ngejagain Bintang, bukan malah ngerusak. Makanya keluarganya Bintang fine-fine aja, yaa meskipun masih tetep ada wanti-wantian. Ah sudahlah, itu kan dulu.

"Dan ini tiba-tiba ada cowok yang chat gue di bbm terus bilang dapet pin gue dari bang Kiki". Lanjutnya.

"Ya terus ?". Tanyaku sambil menurunkan handrem kemudian menginjak kopling dan pedal gas.

"Berarti ini cowok baik buat gue, berarti gue dibolehin pacaran. Kode ini kode jellas". Jawabnya dengan girang.

"Palingan baikan juga gue, gue ini uda ganteng baik lagi Bii.....".

"Kecap mana ada sih yang bilang dirinya nomer dua. Ck !".

Setelah satu jam perjalanan akhirnya kami berdua sampai. Ku lihat Bintang tengah sibuk mencari-cari sesuatu dideretan perhiasan kalung.

"Lo nyari apasih Onta ? Belinya cincin, bukan kalung. Udah ayok". Kemudian aku menariknya menuju dimana letak cincin-cincin itu dipajang.

"Rusuh banget sih lo jerapah ! Itu kalungnya cantik tauk".

"Gausah kode minta gue beliin. Gaada duit, udah pilihin sini".

Dengan raut wajah sebal Bintang pun tetap menuruti ucapanku.

"Mbak mbak liat yang ini sama yang ini dong". Ucapnya menunjuk dua cincin yang berbeda kemudian mbak pelayan pun mengeluarkan cincin tersebut.

 Ucapnya menunjuk dua cincin yang berbeda kemudian mbak pelayan pun mengeluarkan cincin tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ramalan Bintang ✅ [ RE-PUBLISH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang