Ramalan Bintang - Lima

2.2K 148 0
                                    

Aku menghempaskan tubuhku pada kasur empuk yang ada dikamarku. Capek rasanya rutinitas dari jam setengah tujuh pagi sampai jam 7 baru sampe rumah. Dua belas setengah jam loh aku ngehabisin waktu aktivitas diluar, sekarang jam delapan malam dan harusnya aku belajar buat mapel besok.

Aahhhh kenapa harus belajar sih, aku jadi ngiri sama bang Kiki. Kata dia kalo jadi anak kuliahan itu enak, nggak perlu belajar tekun-tekun kayak anak sekolah. Masuk juga nggak pagi-pagi, telat juga ada tolerasansi. Jam kuliah juga nggak sebanyak jam disekolah. Kapan aku kuliah sih ? Ck, masih dua tahun lagi.

Cklunkk....

Terdengar notifikasi bbm dari ponselku berbunyi. Ntah kenapa aku enggan sekali untuk bangkit dari kasur, rasanya seperti ada magnet yang menarik dan tak ingin terlepas dari tubuhku.

Cklunk.....

Suara itu. Iya, ponselku berbunyi lagi. Ah paling-paling juga temen-temen yang lagi BCin pin bbm. Biarlah.....

Tookk.... Tookkk..... Tookkkk....

"Bii.... Makan dulu yuk. Papa uda pulang nih". Itu suara mama.

Iya sih, emang uda waktunya makan malam yah. Perut dari tadi juga uda manggil-manggil ini aslinya.

Dengan gerak cepat aku memakai sandal rumah kemudian segera meluncur menuju meja makan. Disana terlihat sudah ada mama dan papa yang duduk dimeja makan. Nyari bang Kiki ? Ini kan bukan weekend, jadi dia di Bandung.

"Papaaa.......". Aku berjalan kearah papa kemudian mencium punggung tangannya dan papa mengecup puncak kepalaku.

"Kok rambutnya masih agak basah, baru mandi kamu Bi ?". Tanya papa kemudian aku mengangguk.

"Kok baru mandi ? Dari tadi ngapain kamu Bi ?".

"Maaa.... Ayamnya dong.. Jauh nih".

"Bii... Ditanyain papa kamu loh".

"E-eh, iya pah ? Apaa ?". Sungguh aku nggak kedengeran loh.

"Hmm kebiasaan. Ngapain aja kok baru mandi ?".

"Eeuummmm soouumm ryyyumm paaaemm nggaaeemm....".

"CUKUP !!. Telan dulu baru bicara. Nggak sopan kamu Bi".

Oke. Hampir aja aku tersedak karna suara papa yang kenceng bin ngagetin. Dengan cepat aku mengunyah dan menelan makanan yang terisi memenuhi mulutku.

"Sorry paa... Bintang kalo laper suka nggak fokus. Jadi gimana ?". Tanyaku setelah makanan yang didalam mulutku sudah ku telan.

"Kamu ini doyan makan tapi nggak gemuk-gemuk yaa kayak mama kamu. Ntar dikiranya papa nggak menafkahi dan ngasih makan yang layak, nggak tau aja mereka kalo makannya kalian selalu enak-enak. Cacingan mungkin ya kalian ?".

"Maa.... Papa ngatain kita cacingan....". Aduku pada mama sambil terus mengunyah ayam goreng.

"Mama denger Bi...". Kemudian mama menghentikan makannya. "Paa nanti tidur ruang tamu yaa". Lanjut mama dengan santainya.

Aku menahan tawaku yang hampir memuncratkan makananku dalam mulut karna ucapan mama barusan. Papa sih segala beraninya ngatain mama. Mama kan ratu dirumah ini hohoho. Dengan gerakan cepat dan mengunyah cepat, 5 menit aku menyelesaikan acara makanku. Dan tanpa mau mencampuri urusan mama dan papa, akupun segera berpamitan untuk kembali ke kamar.

"Maa.... Pa.... Bintang ke atas yaa.... Mau lanjut belajar". Pamitku lalu ngibriiitt meninggalkan mama dan papa yang masih makan dimeja makan.

Aku masuk kedalam kamar kemudian kututup kembali pintu kamarku. Lalu ku lanjutkan langkah kakiku menuju kasur, ku lepas sandalku kemudian naik keatas kasur. Alibi banget kan aku, pamitnya mau belajar tapi kenyataannya malah naik kasur. Gapapa kali ya nggak belajar sekali doang, udah pinter juga ini.

Cklunkk.....

Astagaaa kok berisik banget ya itu hp dari tadi bunyi-bunyi terus. Mau tak mau aku bangkit dari atas kasur lalu berjalan menuju meja belajar dimana hpku berada.

Ku pencet tombol power yang terletak pada bagian atas ponselku lalu mengetikkan beberapa sandi yang ku buat.

Dua bbm dan satu email masuk. Yang pertama ku buka email, ternyata hanya pemberitahuan tak penting. Kemudian aku beralih pada ikon bbm yang berisi satu broadcast message dan satu invite pin bbm masuk.

Ramadhani Gavriel
PIN : 345678
Accept | Ignore

Ku dongakkan kepalaku menatap langit-langit kamar, kok bisa ada cicak sih dipojokan situ. Aarrghhh gagal fokus kan jadinya. Aku kembali menatap lantai, berpikir apakah aku punya teman yang bernama seperti itu, jangan tertawa. Cara berfikirku memang seperti itu. Ah sudahlah mungkin anak kelas lain.

Accept.

Kemudian aku menaruh ponselku dan kutinggal menata buku untuk mapel besok. Untung saja PR-ku sudah ku kerjakan dari kapan lalu, santai dikit boleh kali ya....

Kembali aku berjalan menuju singgah sana yang paling nyaman dikamarku. Apa lagi kalo bukan kasur ? Ehehehe.

Cklunkk....

Kembali ponsel Blackbarry-ku berbunyi, karna aku sedang menganggur, maka dengan cepat kuraih ponselku yang tak jauh dari jangkauan tanganku. Dan ternyata sebuah chat bbm masuk.

Ramadhani Gavriel

Hallo adek

TBC

Ramalan Bintang ✅ [ RE-PUBLISH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang