Ramalan Bintang - Dua puluh satu

1.6K 138 14
                                    

Happy reading.

Sore ini Bintang terlihat rapi dengan celana chinos coklat dipadukan dengan sabrina putih berlengan pendek yang terlihat pas ditubuhnya. Tak lupa pula sneakers putih dan mini ransel yang sudah bertengger manis dipunggungnya. Kenapa dibilang rapi padahal cuman pake setelan sabrina dan celana chinos ? Karna biasanya Bintang jam segini masih ileran dikamarnya lagi bobok sore.

Setelah dia rasa penampilannya tak ada yang kurang, Bintang pun turun dari kamarnya menuju dapur untuk mencari keberadaan mamanya.

"Ma........". Panggil Bintang yang membuat Rani memutar badannya. "Mau kemana ?". Tanya Rani ketika melihat penampilan Bintang yang sudah rapi dan wangi itu.

"Kerumah bunda Mita ma.... Abis itu mau nyari seblak sama Ganda". Pamitnya.

"Yauda ati-ati.... Bungkusin satu buat mama ya....".

"Duitnya ?". Bintang pun membuka telapak tangannya lalu menyodorkannya pada Rani.

"Amppuunn Bi..... Pelit banget sama mama. Cuman satu bungkus doang".

"Ampunn ma...... Bintang belom kerja ini. Ada juga mama yang pelit banyak duit dari papa tapi nggak bagi-bagi ke Bintang".

"Dasar matre !!". Kesal Rani namun tetap mengeluarkan selembar Soekarno-Hatta pada Bintang.

Bintang yang menerima itu pun matanya langsung berbinar. "Kembaliannya balikin. Mama nggak ada duit receh. Seporsi sepuluh ribu kan ? Berarti kembali sembilan puluh ribu". Jelas Rani yang membuat Bintang membulatkan matanya.

Mamanya memang benar-benar hemat yang tak tertolong.

Tak mau mood baiknya rusak hanya karna adu mulut dengan mamanya. Bintang pun segera menyalami Rani dan berjalan keluar rumah menuju rumah keluarga Mansyur.

"Assalamualaikum bun.......". Teriak Bintang dari luar gerbang alias masih dijalan.

"Bunda Mita......". Teriaknya kembali berjalan masuk melewati ruang tamu.

"Waalaikumsalam Bi......".

"Bintang uda salam ya bun.....".

"Kapan ? Kok bunda nggak tau ?".

"Tadi diluar sebelum masuk bun". Mita hanya menggelengkan kepalanya mendengar penjelasan Bintang.

"Nyari Ganda ?". Tanya Mita yang diangguki oleh Bintang.

"Ditaman belakang, langsung aja kesana Bi.....".

"Oke bun. Bintang kesana yak". Pamit Bintang lalu melangkahkan kakinya menuju taman belakang.

Sesampainya di taman belakang, Bintang melihat Ganda sedang memetik gitarnya di gazebo yang menghadap ke kolam renang. Tapi tak hanya Ganda saja yang berada disana, ada dua antek-anteknya pun ternyata juga sedang asyik bernyanyi mengikuti musik yang tercipta dari petikan gitar Ganda.

"Gan, nyeblak yuk". Bintang menepuk pundak Ganda dari belakang membuat Ganda menghentikan petikan gitarnya.

Ganda menengok kebelakang diikuti oleh Reyhan dan Dimas yang juga duduk tak jauh darinya. "Ngagetin aja sih lo Bin. Denger suara kaki lo kagak, tiba-tiba uda muncul aja dibelakang". Gerutu Reyhan ketika mendapati Bintang ada dibelakangnya.

"Nyeblak yuk Gan di pujasera deket Praja Putra". Ajak Bintang lagi tanpa menanggapi ucapan Reyhan.

"Lo nggak lihat ada gue sama Reyhan ya Bin ? Mau ngusir ?". Kini giliran Dimas yang angkat suara.

"Lo kan udah dari tadi sama Ganda. Gantian dong". Sungut Bintang.

"Gue nggak mau". Dan yang diperebutkan pun angkat suara.

Ramalan Bintang ✅ [ RE-PUBLISH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang