"Bunda.......".
"Bunda Miitaa.......". Teriak Bintang ketika memasuki rumah Ganda yang terlihat sepi.
"Waalaikumsalam Bi.......". Ucap sosok yang tiba-tiba muncul dari arah tangga.
Bintang yang membelakangi tangga pun kini memutar badannya.
"Heheehe assalamualaikum bunda......". Ucap Bintang malu karna berteriak-teriak dan tak mengucapkan salam.
"Waalaikumsalam..... Gini kan manis ketimbang teriak-teriak". Ucap Mita kemudian mengelus rambut kepala Bintang. "Tumben sore-sore udah cakep terus kesini pula. Biasanya juga masih dekil". Kini Mita memencet hidung Bintang dan membuat siempunya hidung menggembungkan pipinya.
"Bunda mah ngledekin Bintang mulu iihhhh".
"Yauda sini duduk dulu sama bunda". Ajak Mita.
"Nggak usah bun, Bintang mau ketemu anak bunda yang ngeselin itu. Ada kan ?".
"Yang kamu bilang ngeselin itu anak bunda loh. Ngeledek bunda kamu Bi".
"Ehehehe nggak bun..... Ganda doang, bunda Mita sama ayah Mansyur nggak ngeselin kok".
"Hmmm yasudah sana keatas, Ganda ada dikamarnya". Ucap Mita kemudian.
"Yaudah, Bintang ke atas yaa bun....". Ucap Bintang kemudian berjalan meninggalkan Mita.
"Jangan lupa pintunya dibuka ya Bii !!". Teriak Mita.
"Beres bun !!!".
Sesampainya dilantai atas Bintang melepas sandal japitnya dan membawa dalam genggamannya. Langkah kakinya juga terlihat dijaga agar tak menimbulkan suara. Dengan mengendap-endap Bintang berjalan menuju dimana pintu kamar Ganda berada. Sesampainya disana ternyata pintu kamar Ganda sedikit terbuka. Di intipnya ternyata siempunya kamar sedang bermain gitar menghadap jendela besar yang memperlihatkan rumah Bintang diseberangnya.
Jreeng.... Jreeng....
Bunyi petikan gitar itu mulai membentuk sebuah nada intro menuju reff sebuah lagu.
Katakanlah sekarang bahwa kau tak bahagia.....
Aku punya ragamu..... Tapi tidak hatimu.....
Kau tak perlu berbohong....
Kau masih menginginkannya....Ku rela kau dengannya.....
Asalkan kau baha......gi....aa......Plok.....plokkk.....plokkk....
Tiba-tiba suara tepukan riuh memenuhi ruangan 7×10 meter itu.
Sadar dengan suara tepukan tangan itu, Ganda membalikkan tubuhnya mendapati Bintang yang kini sudah berdiri tak jauh didepannya.
Ganda pun menaruh gitar tersebut pada sisi tembok kamarnya. "Ngapain lo kemari ? Segala sandal dilepas. Uda kayak masjid aja kamar gue".
Sadar dengan komentar Ganda, Bintang pun segera menjatuhkan sandal yang diapitnya kemudian memakainya. "Niatnya sih mau ngagetin lo, berhubung gue denger lo lagi nyanyi gue urungin deh". Jawabnya jujur tanpa ada rasa bersalah.
"Nyanyi lagi gih, gue pengen denger lo nyanyi lagunya Adele dong yang Don't you remember". Ucap Bintang menyerahkan gitar kepada Ganda kemudian beranjak duduk diatas kasur.
"Ogah !!". Ganda kembali menaruh gitar tersebut.
"Gue mencium bau-bau kemodusan. Ada perlu apa lo kemari ?". Ucap Ganda menarik kursi belajarnya mendekat kearah tempat tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramalan Bintang ✅ [ RE-PUBLISH ]
RomanceMenceritakan tentang seorang gadis SMA yang menaruh hati pada seorang abdi negara. Sosok laki-laki yang ditemaninya berjuang mulai dari enol, dari ketika dia belum menjadi apa-apa. Apakah laki-laki itu akan membalas perasaan gadis SMA tersebut ? At...