Hari ini adalah hari terakhirku berada di Jakarta. Dan besok pagi aku sudah harus berangkat ke Bandung. Rencananya siang ini aku akan main kerumah Bintang, dan malamnya mama mengundang Bintang untuk makan malam dirumah. Jadi sekalian nanti aku akan meminta ijin ke mamanya Bintang.
"Jangan lupa ajak Bintang ya nanti malam". Ucap mama mewanti-wanti lagi.
"Iyaa ma... Nanti coba Rama minta ijin ke mamanya Bintang dulu. Ngajakin anak perempuan orang malem-malem keluar nggak enak kali ma kalo nggak ijin".
"Ya memang harusnya begitu, kamu yang minta ijin ke orangtuanya Bintang. Maksud mama......kalo bisa ya gimana caranya orangtua Bintang ngijinin lah". Ucap mama tak mau tau.
"Iyaa ma... Rama usahain. Lagi juga kenapa mama ngebet banget sih ?".
"Ya jelas aja mama ngebet. Orang kamu selama ini nggak pernah ngenalin perempuan ke mama. Sekalinya ngenalin ya Bintang itu. Mama suka anaknya manis". Dan aku pun mengangguk mendengar penjelasan mama. Menyetujui bahwa Bintang memang manis.
"Yauda Rama berangkat ya ma.... Doain semoga dibolehin sama mamanya Bintang". Ucapku setelah selesai memakai sneakers hitamku.
"Sip". Mama mengangkat dua jempolnya. "Hati-hati dijalan, jangan ngebut". Lanjutnya.
Setelah itu aku segera masuk kedalam mobil kemudian melajukannya menuju rumah Bintang. Perjalanan rumahku kerumah Bintang membutuhkan waktu sekitar setengah jam kalo jalanan nggak macet. Semoga Bintang ada dirumah, soalnya emang aku nggak ngabarin dia dan niatnya mau kasih kejutan ke Bintang.
Setelah empat puluh lima menit berkendara, akhirnya aku sampai juga dihalaman rumah Bintang. Sedikit lama karna tadi mampir dulu membelikan oleh-oleh kue buat mamanya Bintang. Nggak enak kan main nggak bawa apa-apa. Calon mertua ini.....eh.
Tok... Tok... Tok...
Ceklek...
Dan kemudian pintu pun terbuka. Muncullah sosok dari balik pintu dengan rambut sedikit acak-acakan dan menyipitkan matanya.
"Rama bukan sih ?". Tanyanya sedikit ragu. Sepertinya dia baru bangun tidur terlihat dari raut wajahnya yang sedikit bingung. Apa emang bingung sama kedatanganku kemari ya ?
"Iyaa bang..... Gue Rama".
"Ada perlu apa lo Ram ? Pagi bener lo kemari. Masih ngantuk nih gue". Ucap bang Kiki tanpa mempersilahkanku masuk.
Kulihat jam dipergelangan tanganku menunjukkan pukul sepuluh. Dan bang Kiki bilang pagi bener ?
"Gue nggak ada perlu ketemu sama lo sih bang. Gue mau ketemu Bintang, adek lo". Jawabku kalem.
Namun siapa sangka jawaban kalemku malah membuat bang Kiki sadarkan diri dari kantuknya kemudian malah melotot kearahku. Why bang ? Why ? Ada yang salah ?
"Tunggu... Tunggu.... Lo bilang apa barusan Ram ? Mau ketemu Bintang ? Adek gue ?". Tanya bang Kiki memastikan kembali.
"Siapa sih bang tamunya ?? Kok nggak diajak masuk ??". Belum sempat aku menjawab pertanyaan bang Kiki, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari dalam rumah.
"Pagi tante......". Sapaku kemudian menyalami seorang perempuan yang sepertinya seumuran dengan mama kini tengah berdiri berdampingan dengan bang Kiki.
"Pagi.....". Jawab tante tersebut yang ku yakini itu mamanya Bintang dan bang Kiki. "Nyari siapa ya ?". Tanyanya kemudian tersenyum kepadaku.
"Bintangnya ada tan ?". Tanyaku kemudian.
"Ada. Siapa ya ?". Tanyanya seperti penasaran denganku.
"Rama tan.... Temennya Bintang". Dan detik berikutnya mamanya Bintang tampak mengerutkan dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramalan Bintang ✅ [ RE-PUBLISH ]
RomanceMenceritakan tentang seorang gadis SMA yang menaruh hati pada seorang abdi negara. Sosok laki-laki yang ditemaninya berjuang mulai dari enol, dari ketika dia belum menjadi apa-apa. Apakah laki-laki itu akan membalas perasaan gadis SMA tersebut ? At...