Budayakan Vote sebelum membaca :)
Sudah 5 hari Bintang terbaring lemah diatas tempat tidurnya. Badannya demam, kata dokter Bintang kekurangan cairan dan gizi. Ya semenjak dia putus dengan Rama, Bintang jadi ogah makan dan ogah minum. Paling hanya sarapan roti di pagi hari, dan minum susu sebelum tidur, itu saja. Sudah dua minggu pola makan Bintang tidak teratur padahal aktivitas kuliahnya sangat padat, sampai pada akhirnya dia tumbang dan jatuh sakit.
Mata Bintang terpejam sudah satu jam yang lalu setelah memakan tiga suap bubur dan minum obat. Sedang disampingnya ada seorang laki-laki yang tengah duduk tepat disamping Bintang tidur dengan tangan yang setia menggengam tangan Bintang.
"Cepet sembuh. Jangan sakit begini, gue sedih ngeliat lo nggak ada suara begini. Gue udah jauh-jauh pulang nemuin lo, masa lo cuman tidur doang. Cepet sembuh, nanti jalan-jalan bareng gue". Ucap laki-laki tersebut tak lain dan tak bukan adalah Ganda, sahabat Bintang.
"Kok lo diem aja sih onta, nyaut dong. Jangan diem begini. Lo mau apa coba ngomong sama gue ? Atau lo mau ketempat mana gitu ? Yok, gue siap banget nganterin lo". Ucap Ganda lagi meskipun tak mendapat sautan sama sekali dari Bintang.
"Gue sayang banget sama lo, sayang banget. Bukan sebagai sahabat Bi.... Tapi sayang sebagai laki-laki kepada perempuannya". Lanjutnya.
Ganda terdiam sejenak, kemudian menghembuskan nafasnya lebih dalam. "Gue pulang kerumah dulu ya, mau ganti baju. Gue udah sengaja masih pake seragam sekolah pilot gue kerumah lo biar lo tau kalo gue pake seragam begini tingkat kegantengan gue naik 1000%". Ucap Ganda sedikit tertawa di akhir kalimatnya. "Nanti gue balik lagi, cepet sembuh ya Bi..... I love you". Ganda pun mengecup kening Bintang sedikit lama sebelum dia pulang kerumahnya.
Jebreettt.....
Suara pintu kamar Bintang ditutup. Ganda melanjutkan langkah kakinya menuruni beberapa anak tangga untuk sampai di lantai bawah.
"Bintang udah bangun ?". Tanya Rani yang mengetahui Ganda sudah turun dari kamar anaknya.
"Belom ma". Jawab Ganda kemudian mendekat dimana Rani duduk dan ikut duduk di sampingnya. "Bintang kenapa ma kok bisa sakit sampe kayak gitu ?". Tanya Ganda penasaran.
Pasalnya Ganda hanya di telpon oleh bundanya kalau Bintang udah sakit 5 hari. Makanya Ganda langsung terbang ke Jakarta pas kebetulan dia nggak ada jadwal hari ini dan besok.
"Dua minggu yang lalu Bintang putus sama Rama. Bintang bilang Rama nyelingkuhin dia sama temen kerjanya Rama. Setelah kejadian itu emosi Bintang jadi nggak stabil, males makan. Akhirnya dia tumbang dan sakit seperti sekarang ini karna kekurangan cairan dan gizi".
Ganda terdiam mendengar cerita Rani, dia teringat kalo dua minggu yang lalu Bintang sempat menelponnya namun tak di gubris olehnya.
Rasa menyesal menyeruak didalam hati Ganda. Merasa egois tak mengangkat telpon dari Bintang karna sakit hatinya, Bintang sudah melupakannya, Bintang semakin menjauh darinya, Bintang hanya datang saat butuh, dan Bintang selalu menceritakan Rama saat bertemu ataupun saat telpon dengannya. Ganda semakin merasa bersalah karna dia yakin kalo saat itu Bintang menelponnya pasti Bintang sedang sangat sedih dan membutuhkan dirinya.
"Ganda pulang dulu sebentar ya Ma. Nanti Ganda balik lagi. Assalamualaikum". Pamitnya kemudian berdiri dari sofa dan beranjak pergi.
^•^
Bintang POV
"Lagi Bi !!!!".
"Nggak mau !!! Gue enek pengen muntah".
"Gapapa lo muntah, yang penting ada yang dimuntahin. Ketimbang nggak ada yang lo muntahin, bakalan lebih sakit itu perut lo".
Seandainya saja aku sedang sehat mungkin aku akan membalas ucapan Ganda panjang lebar. Berhubung badanku masih lemas, aku tak mau banyak-banyak meladeni ucapan dia.
"Aakkk.......". Kembali Ganda menyuapiku. Yaampuuunnn kesel banget, nggak tau apa dia kalo orang lagi sakit itu nggak doyan makan.
"Ueekkk....... Ueekkkk...... Ueekkkk.......". Kembali, aku memuntahkan isi perutku untuk yang kesekian kalinya setelah berlari menuju washtaffle.
"Ueekk....... Ueekkkk..... Uekkkkk.....". Butir-butir peluh keluar dari pelipisku. Ganda yang sedari tadi dikamarku menyuapiku kini sudah berganti memijat bagian belakang tengkukku.
"Gue nggak mau makan lagi Gann...... Enek banget, mual pusing pala gue". Ucapku dengan berkaca-kaca setelah membersihkan mulutku dengan air mengalir di washtaffle.
Kulihat Ganda tengah menghembuskan nafasnya dengan sedikit kasar. "Okay, udah gue nggak nyuapin lo lagi. Tapi mau sampe kapan lo begini terus ? Lo butuh asupan gizi Bi.... Kalo lo nggak makan, mau dapet gizi dari mana ? Lo pengen sakit terus ??". Tanyanya kemudian aku menggeleng.
"Terus gimana lo mau sembuh kalo lo nggak mau makan ? Gue begini karna gue sayang sama lo. Gue gak pengen lihat lo sakit". Lanjutnya.
"Seberapa besar sayang lo ke gue ? Seperti apa sayang lo ke gue ?". Cercaku.
"Gu-gue.... Ya- gue sayang sama lo, karna lo sahabat gue". Jawabnya tiba-tiba gugup.
"Thanks". Aku hanya tersenyum menanggapi pernyataan Ganda.
Aku tau Ganda menyayangiku bukan hanya sebatas sahabat, aku tau Ganda membohongiku. Aku tau karna saat dia mengatakan bahwa dia menyayangiku bukan sebagai sahabat sebenarnya aku sudah terbangun dan hanya memejamkan mata saja karna masih terlalu lemas. Tapi indra pendengaranku benar-benar masih berfungsi dan tak sakit.
Semua yang diucapkan ku dengar, termasuk saat Ganda mengucapkan kata i love you sebelum keluar dari kamarku.
Kutarik selimutku sampai batas pundak kemudian memutar tubuhku memunggungi Ganda. "Gue mau tidur".
TBC
Awas jatoh Gan.... Ntar kalo muka ganteng lo rusak, pembaca gue kaburrr :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramalan Bintang ✅ [ RE-PUBLISH ]
RomanceMenceritakan tentang seorang gadis SMA yang menaruh hati pada seorang abdi negara. Sosok laki-laki yang ditemaninya berjuang mulai dari enol, dari ketika dia belum menjadi apa-apa. Apakah laki-laki itu akan membalas perasaan gadis SMA tersebut ? At...