Ramalan Bintang - Sembilan belas

1.8K 135 18
                                    

Vote dulu sebelum membaca lalu tinggalkan komentar setelah membaca :)

Happy reading ..

^•^

Rama POV

Jam analog yang melingkar dipergelangan tanganku menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Dan saat ini aku tengah duduk diruang tamu keluarga Ridwan menunggu Bintang turun dari kamarnya. Sebenarnya janjinya tadi siang jam tujuh malem yang mau jemput, berhubung aku sadar kalo sekarang malem minggu dan macetnya pasti ugal-ugalan. So, ku putuskan menjemput Bintang lebih awal.

"Mas..... Kita berangkat sekarang ?". Tanya seseorang yang sudah menginterupsiku dari pandangan hp.

Aku pun mendongakkan kepala menatap sosok tersebut.

Cantik !!

Sudut bibirku melengkung keatas melihat penampilan Bintang malam ini. Simple tapi tetep cantik.

Yang dipandang pun tiba-tiba pipinya memerah. Selalu begitu, tapi aku suka ngeliatnya.

Kemudian aku berdiri menuju dimana Bintang berdiri. "Mama papa kamu mana ? Kita pamit dulu terus berangkat".

Dan kemudian Bintang pun memanggil kedua orangtuanya.

"Kita berdua pamit berangkat ya om...tante...". Ucapku ketika om Ridwan dan tante Rina sudah berada diruang tamu beserta Bintang.

"Hati-hati ya Ram.... Nitip anak om. Jangan pulang malem-malem". Wanti-wantinya.

"Siap om, jam sembilan saya usahakan sampai rumah".

"Jangan ngebut-ngebut ya Ram...". Giliran tante Rani yang mewanti-wanti.

"Iyaa tan....". Kemudian aku menyalami om Ridwan dan tante Rani. "Assalamualaikum...".

"Waalaikumsalam...".

Kami berdua pun segera berjalan menuju mobil. Tanpa banyak basa basi aku melajukan mobil agar tak terlalu lama terjebak macet.

Dan benar saja, empat puluh menit kemudian aku baru sampai dirumah. Padahal biasanya tiga puluh menit aku menempuh perjalanan dari rumah Bintang ke rumah mama papa.

Setelah mematikan mesin mobil kemudian aku membuka pintu. Namun tiba-tiba gerakanku terhenti karna sebuah panggilan.

"Mas........". Panggil Bintang kemudian aku menoleh kearahnya yang masih duduk di samping kemudi.

Aku mengerutkan dahi melihat raut wajahnya yang tiba-tiba berubah menjadi tegang. "Bintang takut mas..... Takut ditanyain apa-apa....". Ucapnya kemudian.

Aku pun tersenyum kemudian menutup kembali pintu mobil. Ku coba menggenggam tangannya yang dari tadi terlihat gelisah memainkan ujung dressnya. "Nggak usah takut Bi.... Kan sama mas ini, nanti mas bantu jawab kalo ditanya yang macem-macem". Jelasku yang malah membuat Bintang semakin menciut, telapak tangannya juga terasa dingin.

 Jelasku yang malah membuat Bintang semakin menciut, telapak tangannya juga terasa dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ramalan Bintang ✅ [ RE-PUBLISH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang