Ramalan Bintang - Dua belas

1.9K 126 4
                                    

Ganda POV

Sore ini Surabaya diguyur hujan lumayan lebat. Seperti kondisi Jakarta dua jam yang lalu sebelum aku melakukan penerbangan ke kota Surabaya ini. Ku tarik koper ukuran sedangku menuju bangku diterminal kedatangan Juanda sambil menunggu Bintang, Eca, Cinta, dan Windy kembali dari toilet.

Ku senderkan punggungku pada senderan kursi yang berbahan besi ini, terasa keras dan dingin. Sambil sesekali ku sesap kopi yang sempat kupesan tadi.

Keberadaanku disini bukanlah tanpa sebuah alasan. Semua alasannya karna Bintang. Dua minggu yang lalu banyak drama yang dilakukan Bintang. Dari yang awalnya merayu-merayu, terus aksi mogok ngomong sama aku, dan yang terakhir aksi sakit yang membuat hatiku luluh dan sekarang berada disini. Sebenernya sakitnya Bintang bukan karna aksi sih, tapi dia sakit beneran. Badannya diserang demam tinggi karna kehujanan di taman deket komplek.

Ku pikir waktu itu Bintang becanda. Saat kuajak pulang dia nggak mau kalo aku nggak ngabulin permintaan dia. Dan akhirnya dia nggak pulang sampai hujan turun lebat.

"Lo udah tau sebenernya kita ke Jember ngapain ?". Tanya Cinta yang tiba-tiba duduk disebelahku.

Aku menengok kearahnya kemudian mengangguk. "Ke Pusdik Secaba Rindam V/Brawijaya Jember kan ?".

Cinta pun mengangguk menjawab pertanyaanku. "Gue pikir lo nggak tau yang sebenernya, makanya lo mau maunya diajak kemari".

"Cin..... Gan..... Yook berangkat".

Tiba-tiba sebuah teriakan menginterupsi obrolanku dengan Cinta. Tak jauh dari tempatku duduk, Eca, Windy dan Bintang tengah berdiri menungguku dan Cinta untuk bangkit dari tempat duduk untuk segera menghampiri mereka.

"Mobilnya udah dateng ?". Tanya Cinta yang berjalan disampingku.

"Udah. Yok makanya buru". Jawab Bintang.

Tanpa banyak bicara aku pun mengikuti mereka berempat dari belakang. Udah berasa kayak bodyguard-nya mereka aja aku ini.

^•^

"Astagaaa punggung gue pegel banget..........". Teriak Eca ketika turun dari mobil.

Butuh waktu empat jam perjalanan darat untuk sampai di Jember. Bener-bener nggak masuk akal kalo alasannya cuman mau ke pantai papuma. Iyalah, orang alasan sebenernya bukan itu.

Aku pun menurunkan koperku dan berjalan menuju loby hotel.

"Hari ini kita istirahat aja yah, gue pegel nih. Besok ke pantainya kalo gue uda balik dari pelantikannya mas Rama aja". Ucap Bintang sebelum kami berempat berpisah dan masuk kamar masing-masing.

"Terserah lo, gue capek mau tidur. Besok gue balik ke Surabaya naik kereta. Terserah lo pada mau naik apa".

Jebreett.....

Dan pintu kamarku pun ku tutup setelah mengucapkan beberapa kalimat pada Bintang. Sumpah ya demi apapun aku capek banget. Perjalanan total lima setengah jam. Haduuhh bayangin aja dimobil empat jam punggung berasa kaku banget.

Ku hempaskan tubuhku pada kasur yang ada dikamar hotelku. Jam menunjukkan pukul 3 sore. Lebih baik putuskan untuk tidur saja.

Author POV

Sementara dikamar hotel yang berbeda khusus para perempuan. Bintang sedang heboh dengan koper dan bawaannya.

"Koper lo gede amat sih Bin, kayak nginep seminggu aja". Ucap Eca kemudian merebahkan tubuhnya keatas kasur.

"Iya sih. Lo kaya mau minggat aja. Kita kita aja bawanya sedeng sedeng". Tambah Windy.

"Berisik lo pada. Gue bingung tau nggak mau pake baju apa besok waktu pelantikannya mas Rama".

Ramalan Bintang ✅ [ RE-PUBLISH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang