KekasihHalalku-14

22.5K 1.3K 0
                                    

Athalia sudah kembali kekamarnya "Assalamu'alaikum"

Dinda menoleh dan mengerutkan dahinya "Wa'alaikumsalam,kak Ira mengapa kembali? Tidak diberi izin?"

"Kakak diizinkan pulang,tapi bersamamu. Bantu kakak ya,kamu bersiap sekarang"

Dinda mengangguk lalu dengan cepat dia masuk kedalam kamar mandi dan membawa gamisnya serta khimarnya kedalam.

Beberapa menit kemudian Dinda sudah selesai bersiap,"Ini ponselmu"ucap Athalia yang diangguki oleh Dinda. Merekapun melenggang meninggalkan pesantren,mengenakan taksi bukan bus karena Athalia tak ingin membuang waktu dengan berlama-lama didalam bus yang akan sering berhenti untuk mencari pelanggannya dan menurunkan pelanggannya.

Tepat pukul dua siang Athalia dan Dinda sudah berada dipelataran rumah Athalia,Dinda begitu memancarkan kekagumannya kepada rumah Athalia lewat pancaran matanya. "Yu,masuk"ucap Athalia yang menarik lengan Dinda pelan. Mereka berjalan,sebenarnya Athalia begitu gugup dan kini tubuhnya bergetae hebat.

Sebelum mendorong pintu utama Athalia terlebih dahulu mengambil napas dalam lalu menghembuskannya,diapun mendorong pintu tersebut "Assalamu'alaikum"ucap Athalia diikuti Dinda. Sangat sepi karena tak ada jawaban.

Athalia menghela napas gusar, "De,kamu mau dikamar atau ditaman? Nanti biar pembantunya yang layanin kamu"

Dinda tampak berpikir. Athalia tersenyum "Tenang saja,fasilitas disini InshaAllah dihasilkan dari cara yang halal"ucap Athalia seolah mengerti apa yang dipikirkan Dinda.

Dinda tersenyum canggung "Aku terserah kakak saja"

"Baiklah kalau begitu kamu dikamar kakak saja ya,ayo"

Seorang pembantu datang. Athalia tersenyum ramah "Assalamu'alaikum bi"

"Wa'alaikumsalam,non Ira kembali"

Athalia mengangguk dan tersenyum "Ayah dan bunda mana,bi?"

"Ada ditaman,non"

Athalia mengerutkan dahinya "Apa mereka semalam bertengkar lagi?"

"Setahu bibi tidak non. Mereka terlihat akur dan baik-baik saja sejak kemarin"

Athalia tersenyum "Oh iya perkenalkan ini Dinda bi,adik dikamarku"

Dinda tersenyum dan menyalami pembantu tersebut.

"Bi tolong buatkan minum untuk Dinda ya,dia akan dikamar Ira.. Maaf merepotkan"

Non ira benar-benar sudah berubah padahal baru semalam dipesantren .Batinnya. "Baik non,tak apa sudah tugas bibi"

"Terima kasih"Athalia dan Dindapun kembli berjalan menaiki anak tangga dan sampailah dikamar Athalia yang sangat luas. Lagi-lagi Dinda menatapnya terkagum-kagum."Kamu disini dulu tak apa kan?"

" Tidak apa-apa kak"

"Kakak kebawah dulu,nanti akan kakak perkenalkan kepada orang ta kakak sebelum kita pulang"

Dinda mengangguk dan tersenyum,Athaliapun melenggang pergi menuju taman dibelakang rumah. Athalia tersenyum melihat kedua orang tuanya tengah tertawa bersama."Assalamu'alaikum"

Ayah dan bundanya menoleh kebelakang dan seketika mereka diam. Kesadaran mereka kembali saat Athalia berdeham cukup keras."Wa'alaikumsalam,nak"

"kamu kenapa pulang,sayang? Baru saja kemarin kan kamu kesana"

Athalia memeluk ayah dan bundanya yang kini sudah berdiri dihadapannya. "Maafkan ira ayah bunda... Ira sangat-sangat durhaka kepada kalian,hal terakhir yang Ira lakukan adalah membentak kalian..Maafkan ira..."tangisnya kini sudah pecah didalam pelukan ayah dan bundnya. Bundanyapun sama halnya dengan Athalia.

"Cukup,nak"ucap ayah yang melepaskan pelukannya,itu membuat Athalia kaget. Ayah menyeka air mata Athalia dengan lembut "Jangan menangis lagi ayah mohon...Ayah dan bunda yang salah,selama beberapa tahun ini kami kurang memperhatikanmu nak.Ayah dan bunda minta maaf,sayang. Kami berjanji tidak akan melakukan kesalahan yang sama"

Athalia menggelengkan kepalanya. "Tidak... Ira yang sudah menyakiti perasaan kalian dengan ucapan-ucapan kasar Ira... Ira sungguh malu,padahal kalianlah yang membesarkan ira"Athalia menundukkan wajahnya.

Bundanya mengusap kepala Athalia dengan sayang "Kita perbaiki semuanya ya,sayang.. Kamu cantuk dengan khimar dan gamis ini. Putri bunda sudah kembali,bunda rindu sayang.."

Athalia kembali meneteskan air matanya dan berhambur memeluk bundanya "Ira juga rindu kalian.... Tapi Ira ingin dipondok saja,bunda ayah..."

"Lah kenapa? Kemarin saja kamu menolaknya"goda Ayah.

Athalia melepaskan pelukannya dia mengerucutkan bibirnya "Issshh Ayah... itu kan kemarin bukan sekarang"

"Jangan-jangan kamu betah disana karena ada Atha ya?"goda bundanya yang ikut menimpali.

"Isshh bunda kok ikut-ikuy ayah sih... Ira marah!"

Bunda dan Ayahnya terkekeh geli,ayahnya mencubiti pipi Athalia pelan "Kamu ini masih saja menjadi putri kecilnya ayah"

Athalia tersenyum "Kan kata ayah Ira akan selamanya jadi putri kecilnya ayah dan bunda"

Ayah dan bundanya tersenyum dan mengangguk. "Oh iya,Ira bawa adik ira"

"Hah? Adik? Sejak kapan kamu punya adik,nak? Bunda tak pernah mengandung lagi"ucap Bundanya yang benar-benar kaget.

Athalia terkekeh"Maksudnya adik dipesantren,bunda... Teman satu kamarnya Ira.. sebenarnya adik Ira ada dua tapi yang satunya sedang sekolah jadilah sekarang ada satu"

"Dimana,sayang?"

"Dikamar,bun... Sebentar ira panggilkan dulu"Athalia berlari menuju kamarnya.

Tak lama dari itu diapun sudah sampai dikamarnya,Dinda ternyata sedang memainkan ponselnya."Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam,kak. Sudah?"

"Sudah.. Ayo kakak kenalkan kamu keorang tua kakak"ucap Athalia dengan antusias.Mereka berdua melenggang menuju taman.

"Ayah bunda"ucap Athalia."Perkenalkan ini Dinda,Dinda ini bunda kakak dan ini ayahnya kakak"

Dinsa tersenyum dan menyalami keduanya. "Assalamu'alaikum,om tante"

"Wa'alaikumsalam,kamu cantik nak"puji bunda.

"Dia bukan hanya cantik,bun. Tapi dia juga shalihah,pintar juga.Bahkan kak Zahwa saudaranya bang Atha bilang aku beruntung satu kamar dengan mereka"

"Kak Ira berlebihan,alhamdulillah tante,kecantikan dan katampanan kita semua hanya milik Allah dan akan kembali padaNya"

"Tuh kan,bun"

Ayah terkekeh "Apa sih kamu"

Athalia mengerucutkan bibirnya lagi "Ira tak dianggap,anak kalian itu bukan Dinda tapi Ira!

Dinda tersenyum,begitupun bunda dan ayah"Iya iya,sayangnya ayah dan bunda,kamu putri kami... Kalian sudah makan?"

Athalia menggelengkan kepalanya dibarengi Dinda."Ya sudah kita makan siang dulu sekarang".

Kekasih Halalku | √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang