Dua orang pria sedang terduduk dalam diam sebuah ruangan dipesantren Al-Hasan,pria muda yang tak lain Atha membuka mulutnya dan berucap "Bi.. Atha sudah memutuskan ingin mengkhitbah"
Hasan membulatkan matanya dan berbinar bahagia "Siapa perempuan yang mengisi hatimu saat ini,nak?"
"Ira,putri om Hanan"ucap Atha.
Hasan menatap Atha dengan lekat "Benarkah? Kamu ingin menikahinya?"
Atha mengangguk mantap. "Baiklah.. Kapan kamu akan datang kerumahnya?"ucap Hasan lagi.
"Nanti malam,bi"
"Nanti malam? Tidak terlalu cepat?"
"Ini hal baik bukan,bi? Maka apa salahnya kita mempersingkat waktu untuk hal baik"ucap Atha dengan penuh keyakinan.
"Ya sudah kita akan datang nanti,biar abi hubungi Hanan agar mereka tetap dirumahnya"
Atha mengangguk,"Ya sudah bi,Atha kerumah dulu"Dia mencium punggung tangan Hasan,abinya."Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"Ucap Hasan dengan senyuman mengembang diwajahnya.
Atha melenggang pergi,dia sungguh tak sabar untuk malam nanti.
****
Athalia memasuki kamarnya,dia membuka khimar serta niqabnya,dan diapun membuka lemari untuk membawa pakaiannya,yang dia pilih adalah sebuah gamis berwarna biru langit.Dia menatap jam yang menggantung diatas dinding,waktu menunjukkan pukul lima lebih lima belas menit,dia baru saja pulang dari acara Bayu dan Aretha karena sebenarnya acara selesai hingha nanti sebelum maghrib namun dia memilih untuk pulang terlebih dahulu karena bundanya sudah menelepon.
Athalia masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya,dia keluar dari kamar mandi dan mengeringkan rambutnya. Tak lama dari itu terdengar adzan yang berkumandang dari mesjid didekat rumahnya. "Alhamdulillah" Diapun menggelar sejadah dan mengenakan mukenanya,lalu mulai melaksanakan salat maghrib,dia melanjutkannya dengan bermuroja'ah hingga terdengar suara ketukan pintu dikamarnya,dia mengakhiri bacaannya dan membuka mukenanya lalu melipatnya dengan sejadahnya,dia bangkit dan membuka pintu,ternyata itu bundanya "Iya bun,ada apa?"
"Turun yu,ada tamu"
Athalia mengerutkan dahinya "Tamu siapa,bunda?"
"Nanti juga kamu tahu,sudah kamu cepat bersiap"
Athalia mengangguk,"Bunda masuk dulu"
Bundanya tersenyum lalu masuk kedalam kamar putrinya,Athalia mengambil khimar dan niqab berwarna senada dengan gamisnya,dia berdiri didepan cermin besar dan mengenakannya tanpa mengenakan riasan apapun diwajahnya karena memang dia tak terbiasa berdandan.
Mereka turun kelantai dasar dan masuk kedalam ruang tamu,Athalia diam membeku saat melihat sekilas wajah Atha yang tengah berbincang dengan uminya. Dia ada disini. Batinnya.
"Assalamu'alaikum,umi abi"Athalia mencium punggung tangan uminya Atha.
"Wa'alaikumsalam. Wah kamu sudah berubah ya Ira"
Athalia tersenyum dibalik niqabnya,diapun duduk disamping ayah dan bundanya.
"Bagimana kabar kamu,ra?"ucap uminya Atha.
"Alhamdulillah sehat,mi. Umi sendiri bagaimana?"
"Alhamdulillah sehat seperti yang kamu lihat"
"kamu kuliah dimana?"
"London"
Cukup lama mereka berdiam diri,abinya Atha berdeham "Atha utarakan niat kamu"
Atha mengangguk "Om,niat saya membawa orang tua saya kemari adalah hanya sekedar untuk meminta putri om,Ira untuk menjadi istri saya,saya ingin mengkhitbah putri om. Apakah om mengizinkan?"ucapnya dengan satu tarikan napas.
Athalia diam membeku,tepatnya dia tak menyangka Atha akan mengkhitbahnya,jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.
Ayahnya Athalia tersenyum "Om mengizinkan,namun om juga tak ingin memaksakan kehendak Ira,om serahkan semuanya kepada Ira saja"
Atha tersenyum dan mengangguk "Bagaimana apakah kau menerima saya?"
Athalia mengerjapkan matanya,dia berdeham pelan lalu mengangguk pelan.
Atha tersenyum bahagia dan berhamdalah didalam hatinya. Perbincanganpun dilanjut dengan membicarakan rencana pernikahan yang sudah disepakati akan dilaksanakan minggu depan.
"Ra,kau ingin mahar berapa?"ucap Atha saat mereka berjalan menuju mushila dirumah Athalia,mereka berjalan paling belakang namun tak terlalu jauh dengabn langkah orang tuanya.
Athalia yang tengah mengontrol detak jantungnya sedikit mendongak dan kembali menatap lurus "Untuk itu aku terserah bang Atha saja,tqpi aku ingin kau membacakan surah Ar-Rahman saat akad nanti"
Atha tersenyum.Benar-benar calon istri shalihah.Batinnya "Baiklah"
Kedua keluarga itupun melaksanakan salat isya berjamaah,Atha dan orang tuanyapun pulang kerumahnya.
****
Selama satu minggu ini Atha disibukkan dengan persiapan untuk acara pernikahannya dengan Athalia,terlebih Atha yang harus tetap mengajar dikampus dan dipesantren.Athalia memang tak ikut mengurusi persiapan semua ini karena memang Atha menolak Athalia untuk membantunya.
"Semua sudah selesai,tha?"ucap Hasan.
Atha menghela napas dalam "Alhamdulillah sudah,bi"
Hasan tersenyum dan menepuk bahu Atha pelan "Mulai besok kamu sudah akan menjadi seorang suami,dosa istrimu akan kau tanggung. Sayangi dia seperti kamu menyayangi umi dan adikmu,wanita itu fitrahnya dibahagiakan,satu tetes air mata yang keluar karena kesedihan bisa membuatmu dosa,kamu juga tahu. Abi harap kamu bisa menjadi suami yang baik untuk Ira dan mampu membuatnya semakin mencintai Allah"
Atha mengangguk mengerti "Iya,bi"
Athalia mencium punggung tabgan ayah dan bundanya,dia baru saja pulang dari acara kajian dimesjid komplek sebelah. "Bunda,yah.. Ira kekamar dulu"
"Iya,nak. Istirahat saja,besok pagi kamu harus sudah siap"
Athalia tersenyum malu "Iya bunda..."diapun melenggang pergi menuju kamarnya,dia membuka khimarnya dan membawa piyamanya dan masuk kedalam kamar mandi,dia duduk ditengah ranjangnya. "Besok kamu akan menjadi seorang istri,ra... Ya Allah lancarkan acara besok dan ridhoi kami ya Allah..Aamiin"gumamnya lirih,diapun merebahkan tubuhnya dan seketika terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Halalku | √
Spiritual-Ambil yang baiknya dan buang yang buruknya- --- Athalia gadis cantik yang tak menerima dan benci akan kehidupannya sendiri,dan karena kedua orang tuanya sering saling berteriak dan ayahnya yang selalu marah-marah kepada bundanya sehingga terjadilah...