Semua hambaNya diberi musibah agar mereka bersabar dan terus mendekatkan diri kepadaNya,bukan untuk menjauhkan diri dariNya dan melampiaskannya kejalan yang salah dan meninggalkan semuanya.
****
Atha memasuki kamarnya,dia membersihkan tubuhnya bersiap mengajar dipesantren,pikirannya terus saja tertuju kepada kejadian dimana Athalia menangis karena seseorang mengatakan sesuatu ditelepon,menangis karena bundanya,dia jelas ingat bagaimana cara dia berbicara kepada bundanya sendiri. Atha menggelengkan kepalanya,Astaghfirullah.batinnya.
Atha keluar rumahnya dengan mengenakan celana berwarna hitam dan kemeja koko berwarna hijau juga kopiah yang sudah dia pakai saat ini,terlihat tampan memang.
Dia masuk kedalam sebuah ruangan dan mulai memberikan materi kepada santri disana.
****
Satu minggu kemudian tingkah Athalia tak ada yang berubah dari sebelumnya,dia masih sama. Hari ini Athalia diam-diam seperti biasnya datang kerumah sakit untuk check up mengenai kesehatannya. Ya,dia sudah melakukan ini selama satu tahun terakhir ini,dia menderita penyakit Leukimia,orang tua ataupun sahabatnya sendiripun tak tahu tentang ini,dia memohon kepada pihak rumah sakit dan dokter yang sudah sangat dia kenali untuk diam tak membicarakan tentang ini kepada orang tuanya,karena memang dokter yang sering memeriksanya juga salah satu teman dekat bundanya, selama ini dia yang menjaga Athalia dan memperhatikan kesehatannya,dokter bernama Fitri ini satu tahun dibawah bundanya Athalia,dia sangat menyayangi Athalia layaknya dia menyayangi putrinya sendiri.
Athalia masuk kedalam ruangan Fitri,dan tersenyum kepadanya dan tak lupa mencium punggung tangannya.
"Bagaimana kabarmu,ra?"
Athalia menghela napas "Entahlah tan,rasanya penyakit ira akan semakin parah dan ira akan segera tak ada didunia ini"
"Jangan bicara seperti itu,ra. Berjuanglah semua akan ada hasilnya"
Fitri mulai memeriksa Athalia disebuah ruangan.
Pukul sepuluh pagi Athaliapun pulang karena sudah satu jam berada di rumah sakit,dia memutuskan untuk singgah ketoko buku terlebih dahulu,karena memang jarak antara rumah sakit dan toko buku tersebut tak terlalu jauh jadi dia memilih berjalan saja.
Atha yang juga kebetulan berada ditoko buku yang sama kaget saat melihat sosok Athalia berada dihadapannya. Atha menundukkan wajahnya dan mengeluarkan ponselnya karena kebetulan ponselnya bergetar.
Athalia sama sekali tak melihat keberadaan Atha,dia tak sengaja menabrak Atha dan hampir saja menjatuhkan ponsel Atha,beruntung saja tangannya yang gesit dapat dengan cepat menangkap ponselnya yang sudah hampir jatuh. "Maaf-maaf,gu-"Athalia diam saat melihat wajah Atha,dia masih kesal kepada Atha karena kejadian tempo lalu. "Ponselmu,maaf"dia menyerahkan ponselnya Atha. "Permisi"
Atha mengambil ponselnya dan mengangguk biasa saja.
Athalia menghela napas,lagi-lagi dia terlibat dalam keadaan seperti ini,dia tak suka kepada Atha,menurutnya Atha adalah pria pertama yang selalu membuatnya kesal dan marah,mulai dari ketegasannya yang berlebihan, dari kekasaran yang beberapa hari lalu Atha lakukan hingga membuat tangannya terluka,dan dari sikapnya yang sangat-sangat dingin yang dia lihat dari Atha.
Athalia sudah menemukan buku yang dia cari,diapun berjalan kearah kasir dan lagi-lagi dia bertemu dengan Atha. Athalia memutar bola matanya meskipun memang Atha tak akan pernah melihatnya. Atha berdiri dibelakang Athalia karena memang mereka sedang mengantre untuk membayar.
Athalia menyerahkan dua buku yang akan dia beli,dia merogoh tas selempangnya dan tak menemukan dompetnya.
Atha menoleh kearah belakang,sangat banyak yang tengah mengantre dan mereka terlihat kesal kepada Athalia yang lama sekali tak membayar bukunya. Atha mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan kartu atmnya lalu menyerahkannya kepada kasirnya. "Ini,disatukan dengan ini"Atha juga menyerahkan beberapa buku yang dia beli.
Athalia menoleh kearah belakang,dia mendengus kesal lalu keluar dari barisan antrean tersebut dan kini Atha berada paling depan,mau tak mau Athalia menunggu Atha,mengapa harus dia yang menolongnya disaat seperti ini.
Atha menghampiri Athalia,tanpa tatapan apapun. "Ini bukumu"dia menyerahkan satu kresek putih kecil berisi dua buku milik Athalia.
Athalia meraihnya "Terima kasih,a-"
"Saya duluan,Assalamu'alaikum" Atha melenggang pergi keluar toko tersebut,tentunya Athalia mengejarnya.
"Tunggu sebentar,gue gak mau ya punya urusan disekolah sama lo,jadi tunggu gue dulu. Dompet gue kayaknya ketinggalan dirumah sakit. Jadi anterin gue dulu kerumah sakit yang deket sini,gue ganti uang lo"
Atha menggelengkan kepalanya "Aku buru-buru"
"Jangan sok sibuk deh lo,gue paling gak suka berhutang budi sama orang. Udah cepet anterin gue....!"
"Baiklah"ucap Atha akhirnya. Atha berjalan didepan dan Athalia mengikutinya. "Kau duduk dibelakang saja,kita tak mahram"
"Ya terserah"ucap Athalia malas. Diapun masuk kedalam mobil Atha,dan Athapun masuk kebalik kemudi.Athalia mengambil ponselnya didalam tasnya,dia mendial nomor Fitri dan tak lama dari itu Fitri mengangkatnya,dia menanyakan keberadaan dompetnya diruangan Fitri dan ternyata memang benar dompet miliknya ada dimeja kerja Fitri,Fitri akan menunggunya diparkiran rumah sakit karena dia akan pergi.
Tak lama dari itu mobil Atha berhenti diparkiran rumah sakit tersebut. "Lo tunggu dulu,gue mau keluar dan jangan pergi!"
"Jaga bicaramu"
"Terserah gue"ucap Athalia dan membuka pintu mobil,dia menghampiri Fitri dan kembali mencium punggung tangan Fitri,Atha jelas melihat itu.
Athalia kembali masuk kedalam mobil Atha,dan mengeluarkan beberapa lembar uang untuk menggantikan uang milik Atha yang dia pakai untuk membeli buku yang dia mau. "Makasih,lo boleh pergi" Athalia keluar dari mobil Atha dan masuk kedalam taksi.
Atha menggelengkan kepalanya,"Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh"gumamnya,diapun melajukan mobilnya menuju rumahnya.
Zquad♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Halalku | √
Spiritual-Ambil yang baiknya dan buang yang buruknya- --- Athalia gadis cantik yang tak menerima dan benci akan kehidupannya sendiri,dan karena kedua orang tuanya sering saling berteriak dan ayahnya yang selalu marah-marah kepada bundanya sehingga terjadilah...