Athalia memasuki rumahnya,masih terasa sepi dipagi hari seperti ini. Bundanya belum juga pulang dari Bandung,sedangkan Ayahnya kemana lagi kalau bukan sedang mengurus bisnis-bisnisnya dikantornya.
Athalia masuk kedalam kamarnya,dan membuka bukunya,dia mengerutkan dahinya "Lah kok jadi buku ini? Perasaan tadi gue beli kamus sama novel kok sekarang jadi buku agama kayak gini"gumamnya.
Athalia mendengus kesal "Ini pasti ketuker. Dasar Atha!"diapun menyimpan kresek tersebut dimeja belajarnya.
Atha baru saja sampai dirumahnya,dia langsung saja masuk kedalam kamarnya karena memang uminya kali ini sedang berada dipesantren bersama dengan abinya. Atha membuka kantung kresek tersebut berniat untuk langsung membaca namun dia justru tak menyangka kalau bukunya sudah tertukar. "Astaghfirullah,kok bisa tertukar seperti ini"gumamnya,diapun sama halnya seperti Athalia,menyimpannya dimeja belajar dia berniat mengembalikan buku tersebut esok saja.
Pukul delapan malam Athalia sedang duduk diruang keluarga yang tak jauh dari kamar orang tuanya.
Athalia memejamkan matanya saat dengan jelas dia menangkap percakapan antara ayah dan bundanya,seperti biasa mereka beradu mulut dan berteriak.
"Gue cape!"Teriaknya,membuat suara gaduh dari kamar orang tuanya terhenti karena mendengar teriakan Athalia. "Sampai kapan kalian kayak gini?,gue cape,gue lelah. Kenapa gue dilahirin kalau cuma buat dengerin semua ini,gue ada disini. Kapan kalian sadar"teriaknya lagi.
Bunda dan Ayahnya duduk terdiam,mereka dengan jelas mendengar ucapan-ucapan Athalia beserta isakannya.
Athalia berlari dan masuk kedalam kamar orang tuanya,untuk pertama kalinya dia berani masuk ketika orang tuanya sedang bertengkar hebat seperti tadi. "Bunuh gue,gue cape!"ucapnya lirih namun penuh penekanan.
Bunda dan ayahnya tertegun,Athalia mengedarkan pandangannya dan menemukan sebuah gunting tergeletak diatas meja,dia meraihnya "Bunuh gue"
Bunda dan ayahnya menghampiri Athalia,"Tidak sayang,jangan"ucap bundanya yang sudah menangis,dia memegang lengan Athalia yang tengah menggenggam gunting tadi.
Athalia terus berteriak. Ayahnya berhasil mengambil gunting ditangan Athalia. "Kamu ini apa-apaan nak. Kenapa sikapmu menjadi seperti ini? Pikiranmu sempit,dan apa ini? Pakaianmu kehabisan bahan"ucap ayahnya,sungguh bukan kalimat ini yang Athalia harapkan.
"Jangan nyalahin gue! Gue kayak gini karena kalian! Karena kalian!"teriak Athalia.
Ayahnya yang sedang kalut hampir saja menampar Athalia,namun dia sadar sebelum hal itu terjadi. Athalia tersenyum miring,tepatnya dia tak percaya Ayahnya hampir saja melayangkan tangannya kewajahnya. "Kenapa? Tampar aja! Gue benar-"
"Cukup. Bicaramu ini sudah keterlaluan Ira!Dimana sopan santunmu? Ayah akan memasukkanmu kepesantren!"
Athalia diam,lalu diapun melenggang pergi dengan tergesa. Athalia membanting pintu kamarnya dan menenggelamkan wajahnya dibantal. Dia menangis.
****
Pukul enam lebih lima belas menit Athalia sudah pergi dari rumahnya untuk kesekolah,tanpa sarapan dan tanpa bertemu dengan kedua orang tuanya.Tak lupa dia membawa buku milik Atha.
Ayah dan Bundanya baru saja duduk dimeja makan "Bi,Ira mana?"
"Non ira sudah berangkat,nyonya"
Bunda menghela napas. "Apa kau yakin ingin memasukkan Ira kepesantren?"
Ayah menoleh "Yakin,mengapa tidak. Ini juga demi kebaikannya.Pesantren Al-Hasan pilihanku,pemiliknya kawan lamaku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Halalku | √
Spiritual-Ambil yang baiknya dan buang yang buruknya- --- Athalia gadis cantik yang tak menerima dan benci akan kehidupannya sendiri,dan karena kedua orang tuanya sering saling berteriak dan ayahnya yang selalu marah-marah kepada bundanya sehingga terjadilah...