"Oh iya silahkan diminum" ucap Athalia.
Semua mengangguk terkecuali Atha dan dirinya,merekapun meminum minumannya. "Oh iya,ra. Kalian sudah menikah?" Ucap Silvi tiba-tiba.
Athalia sontak mendongak dan tersenyum sangat tipis "Iya"
"Oh"
****
Athalia menghempaskan tubuhnya diranjang berukuran besar dikamarnya dengan Atha,sedangkan Atha masuk kedalam kamar mandi untuk bersiap pergi kemesjid karena memang beberapa menit lagi dia harus adzan ashar.
Athalia berulang kali beristighfar didalam hatinya saat pikiran-pikiran buruk tentang Silvi dan Atha mulai memenuhi pikirannya,dia bangkit lalu membuka khimar dan niqabnya dan menyimpannya ditempat cucian kotor,dia kembali membaringkan tubuhnya hingga tanpa dia sadari dia mulai terlelap kembali.
Atha yang sudah berganti pakaian keluar dari kamar mandi dan menggelengkan kepalanya saat melihat Athalia sudah terlelap,dia tak langsung menghampirinya justru dia memilih untuk bersiap terlebih dahulu,beberapa menit kemudian saat dia ingin pergi dia terlebih dahulu menghampiri Athalia,dia menepuk pelan pipi Athalia dan sedikit mengguncang bahu Athalia hingga Athaliapun mulai membuka matanya "Bangun yu,sayang.. maaf mengganggumu kamu harus salat dulu"
Athalia tersenyum dan mengangguk,"Kalau begitu mas ke mesjid dulu"Atha mencium dahi Athalia yang masih terbaring. Athalia tak mencium punggung tangan Atha justru dia mencium pipinya,Atha tersenyum. "Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam,mas"
Athapun mrlenggang pergi meninggalkan rumahnya menuju mesjid dan bersiap untuk adzan ashar juga salat berjama'ah.
Athalia bangkit dan bergegas kekamar mandi untuk berwudhu saat Atha mulai mengumandangkan adzan. Lalu diapun mulai melaksanakan salatnya dengan khusyu meskipun pikirannya tadi dipenuhi pikiran yang tidak-tidak.
Ditempat lain,tepatnya dikediaman Silvi seorang wanita muda tengah menangis tersedu-sedu dikamarnya,siapa lagi jika bukan Silvi. Dia merasa rapuh saat mendengar dengan sendirinya bahwa Atha sudah menikah dan itu dengan adik kelasnya sendiri,orang yang paling dekat dengannya dulu.
****
Atha kembali kerumahnya saat sudah berceramah dikajian dimesjid pesantrennya,ini baru pukul lima.
Dia tersenyum saat melihat Athalia yang baru keluar dari dapur membawa satu gelas air mineral.Athalia meraih tangan Atha dan mencium punggung tangannya. "Assalamu'alaikum,Humairaku"
Athalia tersenyum "Wa'alaikumsalam,mas"
"Sudah salat?"
"Sudah lah mas"
Atha terkekeh "Iya Alhamdulillah kalau sudah"
Athalia mengangguk dan berlalu bersama Atha menuju ruang santai dirumahnya,mereka duduk. Athalia meneguk perlahan minumnya dan setelahnya dia menggenggam gelasnya.
"Oh iya,ra.Kamu akan periksa setiap hari apa? Satu minggu berapa kali?"
Athalia tiba-tiba tertawa "Mas ih bertanya satu-satu jangan banyak seperti itu"
Atha terkekeh pelan dia meraih gelas Athalia dan meminumnya lalu menyimpan gelas tersebut diatas meja. "Iya maaf... Jadi kapan?"
"Ira akan periksa setiap hari rabu dan minggu,mas. Jadi satu minggu dua kali itupun kalau sempat,dan itu juga kalau sedang diIndonesia,Ira juga tak tahu apa jadwal periksanya masih sam atau tidak... Kan selama lima tahun ini Ira periksa di London"
Atha mengangguk mengerti "Tapi waktu di London kamu punya uang dari mana bisa setiap minggu periksa"
"Mmm sebagian dari tabungan Ira dan sebagian dari uang yang setiap bulannya dikirim ayah dan bunda,disana pun Ira tak perah memeli apapun dan jikalau memang harus membeli sesuatu Ira pastikan barang tersebut memang benar-benar dibutuhkan"
"Lalu untuk bayar kuliahnya?"
"Alhamdulillah untuk uang semesteran Ira tak perlu membayar karena memang Ira mendapat beasiswa,dan untuk makan sehari-hari Ira juga tak perlu memikirkannya karena sudah disediakan pihak asrama dan teman-teman Ira juga baik selalu mentraktir meskipun terkadang Ira menolaknya karena tak enak"
Atha kembali mengangguk mengerti,dia mengusap rambut Athalia "Aku kira kamu disana akan berpoya-poya tidak jelas"candanya.
Athalia mengerucutkan bibirnya " Setahu Ira sejak kecil Ira tak pernah berpoya-poya menghabiskan uang bunda da ayah,bahkan mas juga tahu Ira sejak SMP sudah bekerja,jadi kapan Ira berpoya-poya hmm?"
"Iya iya mas tahu... Maaf mas hanya bercanda"
Athalia mengangguk,dia menyandarkan kepalanya dibahu Atha. "Mas... Jangan tinggalkan Ira" gumamnya lirih.
Atha mengusap kepala Athalia dengan sayang"Mas tidak akan pergi dan meninggalkan kamu,sayang"
Athalia tersenyum haru,memang dia tak akan pernah ingin jika dia kehilangan Atha jika bukan karena Atha kembali kepada Allah.
Athalia kini berada dikamarnya yang tengah bersiap untuk menyambut Atha yang sejak maghrib tadi pergi ke pesantren dan hingga kini pukul sembilan malam Atha belum kembali,dia berniat menyerahkan segala hal yang ada pada dirinya yang merupakan kewajibannya sebagai seorang istri,dia kini memakai pakaian yang sangat tipis disaat cuaca diluar yang sangat dingin,bahkan sekarang sudah mulai turun hujan meskipun tak lebat.
Atha mengetuk pintu dan Athalia dengan cepat menghampiri pintu dan membukanya dengan perlahan,Atha tersenyum merekah saat melihat penampilan berbeda yang Athalia berikan padanya. Athalia meraih tabgan Atha dan mencium punggung tangannya,sedangkan Atha tanpa berucap langsung saja mencium bibir Athalia dan Athalia membalasnya.
Atha melepasnya dan menarik tubuh Athalia lebih masuk kedalam kamar karena kini mereka berada diambang pintu,Atha menutup pintunya. "Kita salat dulu ya,sayang" ucap Atha.
Athalia tersenyum dan mengangguk,merekapun berwudhu bersama dan melaksanakan salatnya lalu melakukan ibadahnya dengan lembut dan panuh kasih sayang dan berharap kebaikan juga berharap keridhoan dari Allah atas apa yang mereka lakukan malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Halalku | √
Spiritual-Ambil yang baiknya dan buang yang buruknya- --- Athalia gadis cantik yang tak menerima dan benci akan kehidupannya sendiri,dan karena kedua orang tuanya sering saling berteriak dan ayahnya yang selalu marah-marah kepada bundanya sehingga terjadilah...