Pukul tiga dini hari Atha terbangun dan seperti biasa dia berwudhu dan mengganti pakaiannya menjadi baju koko namun tetap memakai celana cingkrangnya,lalu dia melaksanakan salat malamnya,setelahnya dia bermuroja'ah lalu keluar kamar untuk berkeliling pesantren untuk memastikan semua santri dan santriah sudah bangun dan sudah mulai mengaji dikamarnya masing-masing.
"Assalamu'alaikum,bang Atha" ucap seorang pria dari depan Atha.
Atha mengangguk dan tersenyum tipis "Wa'alaikumsalam,kau kenapa diluar Andra?"
"Saya habis dari mesjid,bang. Semalam setelah bermuroja'ah disana saya ketiduran"
"Oh ya sudah kamu kembali kekamar sekarang"
"Iya bang,Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
Atha memastikan pria itu masuk kedalam kamarnya dan ternyata benar pria itu masuk kedalam kamar,keamanan dan kedisiplinan dipesantren ini memang sangat ketat. Atha kembali melangkahkan kakinya menuju area para akhwat dan ternyata semua kamar sudah terdengar lantunan ayat suci,Athapun kembali kerumahnya untuk menunggu waktu subuh,karena dia harus adzan.
****
"Ayah....Bundaa...." Teriak Athalia pada dini hari pukul tiga. Dia bermimpi,didalam mimpinya ayah dan bundanya kembali bertengkar hebat.
Suara teriakan itu terdengar hingga kelantai dasar,hingga bunda dan ayahnyapun khawatir dan bergegas keluar kamar mereka,karena memang mereka sudah bangun sejak satu jam yang lalu.
Bundanya masih memakai mukena bagian atasnya,ayahnya mendorong pintu kamar Athalia dan menemukan Athalia yang tidur namun menangis dan meracaukan kata ayah dan bunda seperti tadi.
"Yah,Ira kenapa"
"Ayah tidak tahu" ucap ayah.
Bundanya mengusap peluh yang dipelipis Athalia "Sayang,iya.. Ini bunda dan ayah berada disini. Bangun yu,kamu tenang"
Ayah mengguncang lengan Athalia pelan. "Sayang"
Athalia berhenti meracau tak jelas dan perlahan membuka matanya,napasnya berderu tak beraturan hingga diapun kehausan,bundanya memberikan gelas berisikan air mineral dan membantu Athalia minum. Athalia mengerjapkan matanya tak percaya. Gue gak lagi mimpi? Kok mereka ada disini.batinnya.
Bundanya mengusap kepala Athalia "Kamu kenapa,nak?"
Athalia diam tak menjawab,dia menatap jam dinding dan menunjukkan pukul tiga lebih lima belas menit. "Ira tak apa,kalian keluar saja"
"Baiklah,kami keluar" bunda dan ayahnya pun keluar ,tak ada kecupan dahi atau apapun itu dari kedua orang tuanya untuk Athalia,seperti saat kecil dia bermimpi buruk pasti ayah dan bundanya mencium dahinya dan memeluknya agar dia bisa tenang namun tidak dengan sekarang,mereka memang berubah.
Athalia kembali meringkuk dibalik selimut tebal dan kembali terlelap,hingga pukul lima pagi,diapun terbangun dan langsung bersiap untuk kesekolah.
Athalia sudah siap dengan seragam smpnya dan dia merapikan rambutnya lalu meminum obatnya kembali,dan diapun melenggang pergi keruang makan,disana sudah ada ayah dan bundanya. Athalia duduk dihadapan mereka dan langsung memakan nasi gorengnya. "Bagaimana keadaan kamu,ra" ucap ayah.
Athalia mendongak dan kembali fokus pada makanannya "Sudah membaik"
"Ira pergi dulu" Athalia pergi begitu saja tanpa mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Halalku | √
Spiritual-Ambil yang baiknya dan buang yang buruknya- --- Athalia gadis cantik yang tak menerima dan benci akan kehidupannya sendiri,dan karena kedua orang tuanya sering saling berteriak dan ayahnya yang selalu marah-marah kepada bundanya sehingga terjadilah...