{8} Daily at The Office

505 43 7
                                    

Hari ini merupakan salah satu hari dari seminggu yang dibenci oleh kebanyakan orang, terutama untuk pekerja kantoran macam Gita.

Yup! Hari ini adalah hari senin. Hari paling awal dalam seminggu. Dan juga merupakan salah satu hari yang paling dibencinya.

Gita harus memulai rutinitasnya yaitu bekerja. Rasanya Gita ingin cepat-cepat menikah saja biar dia tidak usah lagi repot-repot bekerja. Tapi setelah dia pikir-pikir lagi, ternyata dia lebih menikmati hidup yang seperti ini dibandingkan dengan kehidupan sebagai seorang istri. Membayangkannya saja sudah membuat kepala Gita mau pecah.

Sekarang Gita sedang bersiap-siap untuk segera berangkat ke kantornya. Seperti biasanya, Gita selalu dibangunkan oleh alarm kesayangannya, yaitu adiknya sendiri. Setiap ingin berangkat sekolah, Salsa pasti selalu mampir ke kamarnya Gita untuk membangunkannya.

Salsa sangat mengetahui kebiasaan buruk kakaknya itu. Kebiasaan buruknya yaitu kalau ia sudah terlelap tidur, pasti sangat susah sekali untuk dibangunkan. Dengan alarm sekalipun juga tidak akan mempan. Akhirnya Salsa lah yang turun tangan. Pantas saja jikalau Salsa suka memanggil kakaknya itu dengan sebutan kebo.

Seperti biasanya, pintu kamar Gita tidak pernah terkunci. Jadi Salsa dapat dengan bebas untuk keluar masuk kamar kakaknya itu. Masih sama sepertu kemarin-kemarin cara Salsa dalam membangunkan kakaknya. Dimulai dari membuka gorden dan jendela, duduk di tepi ranjang kakaknya, dan Salsa pun mulai berteriak tepat di telinga kakaknya tersebut.

Gita tidak heran lagi perihal cara adiknya dalam membangun dirinya itu. Gita yang biasanya langsung menutup selimut kembali setelah mendengar teriakan nyaring yang dilontarkan oleh Salsa itu, kini entah setan apa yang sedang merasuki dirinya sehingga Gitapun langsung bangkit dan pergi menuju kamar mandinya.

Hanya kamar Gitalah satu-satunya kamar di rumahnya yang memiliki kamar mandi di dalam. Sedangkan kamar orang tua dan adiknya itu masih harus menggunakan kamar mandi secara bergantian yang berada di sebelah dapur rumahnya.

"Sudah pintar ya kak Gigi sekarang," ujar Salsa ketika melihat Gita yang sedang berjalan menuju ke kamar mandinya itu.

Setelah menyelesaikan ritual mandinya, berpakaian, dan juga sedikit memoles make up natural pada wajahnya tersebut, Gita bergegas untuk berangkat menuju kantornya.

Entahlah, dia sepertinya tidak akan pernah sadar kalau make up naturalnya itu sudah keburu lenyap ketika ia tiba di kantornya karena debu dan polusi yang menerjang wajahnya selama di perjalanan.

"Pagi, mbak Gita," ujar satpam kantor yang cukup dikenalnya.

"Pagi juga babeh," jawabnya ramah.

Babeh itu bukanlah panggilan sayang layaknya panggilan orang lain kepada kekasihnya. Namun, memang kebanyakan pegawai disini memanggil pak satpam kantornya tersebut dengan sebutan babeh. Konon katanya babeh ini merupakan orang yang suka ceplas ceplos seperti layaknya orang betawi, karena memang suku asli babeh yaitu suku betawi. Alhasil Gita pun ikut-ikutan memanggil pak satpam ini dengan sebutan babeh.

Ngomong-ngomong soal babeh, nama aslinya itu sebenarnya cukup keren, yaitu Jacob Julkifli. Sebenernya bisa saja orang lain memanggil pak satpam dengan sebutan pak jeje, karena diambil dari huruf awal dari kedua kata namanya itu. Namun, entah kenapa orang-orang justru lebih suka memanggil pak satpam ini dengan panggilan babeh.

Setelah membalas sapaan dan tersenyum kepada babeh, Gita pun langsung memasuki kantornya yang sudah mulai ramai oleh pegawai-pegawai lain yang juga baru berdatangan.

Hubungan pertemanan seorang Fragita Deviana di kantor ini bisa dikatakan cukup baik. Walaupun mereka semua kebanyakan berbeda divisi dengannya, namun mereka semua sudah cukup mengenali seorang Fragita Deviana. Karena terlalu banyak mengenal orang di kantor ini, tak jarang pula ketika ia di sapa oleh pegawai lain, diapun hanya membalas dengan sebuah senyuman karena terkadang dia juga suka lupa nama-nama orang yang pernah menyapanya itu.

ISSUESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang