Aksi kejar-kejaran masih belum dapat terhentikan. Suara sirine mobil polisi terus menerus berbunyi dari segala arah.
Gita yang secara tidak sengaja terlibat dalam aksi kejar-kejaran ini pun bingung sekaligus takut. Ia terus berteriak-teriak ketakutan karena Ardan mengendarai mobilnya dengan cara menerjang apapun yang menghalanginya. Gita tak segan-segan sesekali memaki Ardan.
"Turunkan saya di depan!" Gita yang sudah tidak ingin lagi terlibat dalam kasus ini pun meminta Ardan agar ia segera menurunkannya.
"Tidak akan sempat!" jawab Ardan sambil terus melajukan mobilnya itu dengan kecepatan tinggi.
"Saya tidak mau lagi terlibat dalam masalah ini!"
"Maafkan saya karena melibatkanmu dalam aksi berbahaya ini, tapi saya terpaksa. Saya harus mengejar tersangka itu sebelum ia berhasil kabur."
Gita mempererat genggamannya tangannya terhadap dashboard mobil milik Ardan tersebut. "Saya takut! Kamu nggak ngerasain itu apa?!" Gita berseru panik.
Ardan sesekali melirik ke arah Gita. "Saya mengerti itu. Tapi jangan takut. Keamananmu akan terjamin selama dirimu tetap berada dalam jangkauan saya."
Berbagai tikungan berhasil dilalui. Kecepatan mobil yang dikendarai oleh Ardan semakin bertambah. Jarak diantara motor Farid dengan mobil Ardan itu sudah semakin dekat.
"BERHENTI!" teriak Ardan kepada Farid yang kini berada sejajar dengan mobilnya. "CEPAT BERHENTI!!"
Farid menatap Ardan ketakutan lalu Farid semakin mempercepat laju motor rampasannya tadi yang saat ini sedang dikendarai olehnya.
Begitu juga dengan Ardan, kecepatan mobilnya yang sudah dibilang tidak wajar itu semakin dipercepat juga olehnya.
Kadar ketakutan Gita juga semakin bertambah. Pasalnya, hal seperti ini baru pertama kali dialami olehnya. Rasa-rasanya saat ini dia sedang berada dalam perlombaan balapan yang seringkali ditonton oleh papahnya itu melalui layar kaca televisi.
Kali ini dia mengalaminya sendiri. Namun dalam konteks yang berbeda dari acara balapan mobil atau motor yang biasa ditayangkan di acara tv tersebut.
Mobil ini terus berdecit dengan keras ketika berada dalam sebuah tikungan. Dan untung saja berbagai tikungan telah berhasil dilalui oleh Ardan dengan mulus.
Motor yang dikendarai Farid pun perlahan semakin menjauh, namun Ardan juga tak mau kalah. Dia semakin meningkatkan kecepatannya sehingga membuat Gita semakin ketakutan. Gita terus menjerit ketika berada dalam keadaan berbahaya tersebut.
Bagi Gita apa yang dialami saat ini seperti ia sedang terbang terbawa oleh angin yang sangat kencang. Ini bahkan lebih sekedar dari arena balapan virtual yang pernah ia mainkan di sebuah zona permainan yang berada di dalam Mall.
"HUAAA!!" Gita berseru nyaring ketika Ardan berhenti secara mendadak karena ada sebuah mobil yang melintas di depannya sehingga hampir saja dia menghantam mobil itu.
Untung saja mereka berdua masih selamat.
Ardan terus membunyikan klakson mobilnya itu dengan nyaring.
"Ah sial!" Ardan menggerutu kesal sambil menghentakkan tangannya pada stir mobil ketika sosok Farid yang semakin menajuh dari pandangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ISSUES
Romance"Mereka bilang cinta bisa dimulai dalam 0,2 detik. Yang aku butuhkan adalah 0,2 detik untuk jatuh cinta. Ini disebut cinta pada pandangan pertama. Makanya aku akan mengaku bahwa aku mencintaimu. Bahwa kau adalah hadiah, cinta, dan takdirku." -Noh Ji...