{9} Late

465 40 15
                                    

Belakangan ini, Gita seringkali memutuskan untuk bekerja lembur. Alhasil dia harus menerima resikonya untuk pulang ketika hari sudah larut malam. Gita pulang kerja dengan perasaan cemas-cemas khawatir. Dia tiba-tiba teringat oleh kejadian mengerikan yang terjadi dihadapannya tempo lalu.

Gambaran-gambaran kejadian itu masih terngiang-ngiang di dalam benaknya.

Ada dua kemungkinan bahaya yang dapat menerjang diri Gita. Pertama, kalau Gita tidak berhati-hati mungkin saja ia bisa mengalami kejadian serupa yang sangat mengerikan, tetapi dialah yang menjadi korbannya. Dan yang kedua, mungkin saja dia akan dihantui oleh roh atau sosok korban tabrak lari yang tempo lalu pernah dilihat secara tidak sengaja olehnya.

Memikirkan kedua bahaya tersebut membuat Gita bergidik ngeri. Gita pun langsung mempercepat langkahnya agar dia bisa tiba di rumah dengan cepat dan juga selamat.

Setibanya di rumah dengan selamat, Gita pun langsung menghela napas lega yang cukup panjang.

Tok... Tok... Tok...

Gita mengetuk pintu rumahnya yang tidak lama kemudian pintu itu terbuka dan menampilkan diri Salsa yang sedang memegang sebuah buku.

Gita masuk ke dalan sedangkan Salsa kembali mengunci pintunya. "Tumben ca belum tidur?"

"Caca lagi belajar, besok ada ujian soalnya."

Biasanya Salsa selalu sudah tidur ketika Gita pulang kerja. Namun kini dengan alasan sedang belajar sehingga dia pun masih terjaga hingga saat ini.

"Belajar apa sedang chatingan sama Adit?" ledek Gita.

Salsa menautkan kedua alisnya geram. "Caca beneran lagi belajar kak Gigi tercinta! Lagipula Adit juga bukan siapa-siapa Caca!"

"Bukan siapa-siapa yang akan menjadi siapa-siapa," ujarnya cepat.

"Kakak mau Caca lempar pakai buku ya?" kesal Salsa.

Gita membuka pintu kamarnya, namun sebelum memasuki kamarnya itu dia sempat berkata, "Mau dong dilempar," ledeknya yang kemudian segera masuk dan menutup pintu kamarnya.

"Jancuk!" Serapah adiknya itu yang terdengar hingga ke dalam kamar Gita.

Ketika di dalam kamar, Gita bergegas untuk mengganti pakaian kerjanya dengan sebuah piyama.

Gita tidak mandi terlebih dahulu, karena menurut orang-orang leluhurnya itu bahwa jika mandi di malam hari akan menimbulkan penyakit rematik dan juga penyakit membahayakan lainnya.

Jadinya setiap hari dia hanya mandi sebanyak sekali dalam sehari kecuali hari minggu dan hari cutinya.

Walaupun dia hanya mandi sekali sehari namun aroma tubuhnya tidak bau seperti kebanyakan orang yang malas mandi. Lagian dia juga bukannya malas untuk mandi, tetapi lebih ke arah mencegah penyakit yang dapat membahayakan nyawanya.

Setelah selesai berganti pakaian, Gita langsung menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, menarik selimut lalu mengubah posisinya tidurannya itu menjadi menghadap ke kanan sambil memeluk sebuah guling.

"Bu Nayla kenapa percaya banget denganku ya?"

"Padahal aku kan juga tidak jauh berbeda diantara karyawan lainnya"

"Entahlah, she's so mysterious!"

Kemudian Gita pun mulai memejamkan matanya dan tenggelam ke dalam mimpi indahnya.

***

Bukankah tempo lalu Gita pernah berniat ingin mengganti ponsel lama nya dengan yang baru untuk membuang kesialan yang telah menimpanya?

ISSUESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang