Entah kenapa akhir-akhir ini kehidupan Gita seringkali dilanda masalah. Entah masalah kemarin itu termasuk masalah ke berapa kalinya yang telah menimpa diri Gita.
Gita yang kemarin sudah bertekad untuk tidak membeli ponsel baru lagi pada akhirnya setelah kejadian kemarin yang membuat ponsel nya rusak pun dengan sangat amat terpaksa dia harus membeli ponsel baru.
Uang yang tadinya ingin Gita tabung untuk biaya kuliah adiknya nanti itu dengan terpaksa harus digunakan dulu olehnya. Ya walaupun dia juga tidak salah menggunakan uangnya sendiri namun perasaan cemas terhadap masa depan adiknya itu perlahan muncul dalam pikirannya.
Kemarin sebelum pulang, Gita sempat mampir ke toko handphone yang masih berada dalam kawasan Mall untuk membeli ponsel baru. Tidak terlalu mahal dan tidak jelek juga, namun setidaknya kualitas ponsel baru nya itu masih sedikit lebih bagus daripada ponselnya yang sebelumnya.
Semoga saja benar kalau dengan dia mengganti ponsel dapat menghindarkan dirinya dari kesialan.
Sebenarnya tidak ada orang yang pernah menyuruhnya untuk segera mengganti hpnya itu agar terhidar dari kesialan. Entah pernah menonton drakor apa atau sinetron apa sehingga Gita percaya bahwa dengan mengganti beberapa barangnya dengan yang baru dapat membuatnya terhidar dari kesialan. Semoga saja.
Setelah waktu makan siang sudah tinggal beberapa menit lagi, Gita pun bersiap-siap untuk segera menuju ke restoran depan kantor yang sering dikunjungi olehnya.
Namun kali ini dia hanya sendirian, karena semua teman-teman yang bisa makan siang bersama dengan Gita itu hari ini sudah janjian untuk membawa bekal. Karena kemarin hp Gita rusak dan dia baru saja membelinya yang baru, itulah sebabnya Gita pun tidak mengetahui hal tersebut. Alhasil hanya dirinya lah yang tidak membawa bekal. Menyedihkan memang.
"Mbak Rini, seperti biasa satu porsi ya," ucapnya kepada sang pelayan restoran yang sudah saling mengenal karena setiap hari Gita kesini. Bahkan mbak Rini itupun hapal sekali apa yang sering dipesan oleh Gita.
Setelah membayar pesanan, Gita langsung mencari tempat duduk yang kosong. Dan sialnya semua tempat duduk di restoran ini sudah ditempati semua.
Namun ada satu meja double chairs yang hanya ditempati oleh seseorang. Tetapi, seorang pria. Gita bingung, haruskah dia ikut nimbrung di meja itu atau membawa makanannya itu ke kantornya dan makan disana.
Karena sudah merasa sangat lapar, akhirnya dia pun memutuskan untuk menumpang di meja itu.
"Permisi, bolehkah saya menumpang duduk disini?"
Pria itu pun menengok ke arah Gita. Ternyata dia adalah Farid, pemuda yang pernah ditabraknya di Mall kemarin.
"Kamu Farid kan?"
"Iya mbak, silahkan mbak duduk aja tidak apa-apa," jawab Farid.
Gita pun duduk di bangku yang berada tepat di hadapan Farid. "Terima kasih," kata Gita.
"Kamu tidak kuliah?" tanya Gita memecah keheningan diantara mereka berdua.
Farid kelihatan linglung. "Saya sedang tidak ada matkul," jawabnya. "Kalau mbak sendiri?"
"Oh ya, nama saya Gita. Saya kerja di kantor situ tuh," ucapnya sambil menunjukkan letak kantornya berada. "Kebetulan sekarang lagi jam makan siang."

KAMU SEDANG MEMBACA
ISSUES
Romance"Mereka bilang cinta bisa dimulai dalam 0,2 detik. Yang aku butuhkan adalah 0,2 detik untuk jatuh cinta. Ini disebut cinta pada pandangan pertama. Makanya aku akan mengaku bahwa aku mencintaimu. Bahwa kau adalah hadiah, cinta, dan takdirku." -Noh Ji...