{22} Know You More

459 53 11
                                    

Siang hari ini terasa sangat panas, walaupun Gita sudah menyalakan air conditioner ruangan di rumah bu Nayla namun udara panas masih terasa menyekat kulit tubuhnya.

Saat ini Gita tengah berbaring di sofa ruang tamu sambil mengipas-ngipaskan wajahnya menggunakan majalah yang baru saja selesai dibacanya.

Ketika ia tengah asyik merasakan semilir angin yang dihasilkan oleh kipasan manualnya itu, tiba-tiba ponselnya berdering menandakan bahwa ada sebuah panggilan masuk. Sontak ia pun langsung bangkit dan segera mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja itu.

Gita langsung mengangkat panggilan itu tanpa melihat terlebih dahulu siapa orang yang meneleponnya.

"Halo?"

"Assalamualaikum."

Ia cukup terkejut ketika mengenali siapa si pemilik suara itu. Lantas ia pun baru menatap ke arah layar ponselnya, dan disana tertera nama orang yang paling dibencinya.

"Waalaikumsalam. Ada perlu apa kamu meneleponku?"

"Kau sedang apa?"

"Apa yang sedang aku lakukan disini bukan menjadi urusanmu!"

"Kenapa kau terlihat kesal seperti itu?"

"Aku kesal karena kamu meneleponku! Sudahlah cepat beri tahu apa keperluanmu sebenarnya sehingga kamu meneleponku?"

"Suaramu terdengar sangat lucu sekali,"

"Bukankah biasanya seorang polisi akan sangat sibuk? Tapi, mengapa kamy terlihat seperti seseorang yang tengah bosan karena tidak tahu apa yang harus dikerjakan?"

"Aku mendukung pendapatmu tentang pekerjaan seorang polisi sangatlah sibuk. Namun, aku menentang dengan keras pernyataanmu itu bahwa kini aku sedang seperti yang anak muda sebut dengan istilah 'gabut'."

"Kamu sudah menyatakan dengan tersirat bahwa kamu sedang gabut 'kan? Sudahlah cepat katakan apa kepentinganmu padaku?"

"Apakah ucapanku terlalu berbelit-belit?"

"Kamu ini terlalu banyak berbasa-basi. Pantas saja jika aku mengiramu jika kau tengah gabut!"

"Baiklah, nampaknya wanita ini sedang kesal. Aku hanya ingin mengatakan kepadamu bahwa--"

Ting... Tong...

Belum selesai Ardan menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba bel rumah berbunyi.

"Apakah itu suara bel rumah?"

"Iya. Ya sudah ku matikan saja ya teleponnya. Aku ingin melihat siapa yang datang."

"Tunggu!! Jangan kau matikan sambungan telepon ini. Biarkanlah agar tetap tersambung."

"Memangnya kenapa?"

"Mungkin saja tamu itu berbahaya."

"Sudahlah! Urusi saja pekerjaan mu itu!"

"Tapi---"

Tut... Tut... Tut...

Gita memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Ia segera menuju ke arah pintu, hendak membukanya.

Pritt...

"KEJUTAN!!"

Ekspresi wajah Malik yang terlihat sangat antusias ketika pintu terbuka pun langsung layu ketika melihat sosok Gita yang berada dihadapannya.

ISSUESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang