{20} He's So Annoying

396 46 13
                                    

Pagi-pagi sekali, Gita sudah keluar dari kamarnya. Sebenarnya ia baru saja tidur pukul satu dinihari tadi. Hal itu disebabkan karena kemarin dia tidur seharian sehingga di malam harinya ia tidak bisa tidur. Alhasil setelah kejadian semalam yang sangat menengangkan, ia hanya bisa melakukan movie marathon drakor favorite-nya hingga ia mengantuk lalu tertidur.

Saat ini Gita sedang berada di dapur. Ia hendak memasak sarapan.

"Siapa yang mengizinkanmu untuk memasak disini?" Gita yang tengah mempersiapkan bahan-bahan yang akan dimasaknya pun langsung menoleh ke sumber suara.

Ia hanya memutar bola matanya malas. Sebenarnya percuma juga ia menoleh, karena ia sudah tahu siapa pemilik suara itu.

"Enyahlah dari hadapanku!" ucap Gita sambil melanjutkan kegiatannya.

"Kau mengusirku dari rumahku sendiri? Sangat tidak masuk akal!"

Gita menghentakkan sayuran yang digenggamnya ke atas meja dapur, "Apa mau mu?" tanyanya geram.

"Tidak ada," jawab Ardan singkat.

"Kalau begitu jangan ganggu diriku!"

"Ya sudah kau lanjutkan saja kegiatan memasakmu itu, jangan lupa masakkan juga sarapan untukku."

"Masak saja sendiri!" kata Gita ketus.

"Kau ingin memasakan sarapan untukku atau aku akan terus menganggumu?"

"Arrghh! Ya sudah cepat sana pergi! Jangan ganggu aku!"

Bukannya pergi menjauh, Ardan malah melangkahkan kakinya mendekati Gita.

"Mau apa kamu?!" Gita yang melihat Ardan semakin mendekat ke arahnya pun perlahan mundur sembari memegang pisau ke udara sebagai bentuk pertahanan diri jikalau Ardan berbuat macam-macam pada dirinya

Ardan sontak mundur, takut pisau itu mengenai tubuhnya. "Hei hei! Apa yang kau lakukan? Aku hanya ingin mengambil minum di kulkas."

Gita speechless, ia segera meletakkan pisau itu kembali ke atas meja lalu melanjutkan kegiatannya. Sedangkan Ardan mengambil air mineral yang ada di kulkas sambil senyum-senyum sendiri.

***

"Makanan sudah kusediakan di atas meja makan."

Ardan yang sedang menonton tv itu pun segera bangkit dan hendak menuju ke dapur ketika Gita memanggilnya.

Namun, langkahnya terhenti ketika Gita justru melangkahkan kakinya menuju ke ruangan khusus kucing, bukannya ke arah dapur. "Kau tidak makan?"

Gita menoleh. "Aku akan makan nanti setelah pekerjaanku selesai."

"Baiklah kalau begitu aku menunggu pekerjaanmu selesai terlebih dahulu, baru kita bisa makan bersama."

"Terserah dirimu saja." Tanpa memperdulikan Ardan, Gita melanjutkan langkahnya. Sedangkan Ardan mengikuti Gita dari belakang.

Ini pukul delapan pagi, waktunya Gita untuk memandikan kucing-kucing kesayangan bu Nayla.

"Kenapa kau mau melakukan itu?"

"Karena aku mau melakukan ini." Gita menjawan tanpa menoleh, ia masih fokus melakukan pekerjaannya.

ISSUESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang