{4} Family is The Priority

551 63 22
                                    

Setelah berhasil keluar dari kantor polisi, Gita berpikir sejenak memikirkan hendak kemana ia sekarang.

"Kalau tau cuman bentar doang lebih baik diselesaikan semalem aja!" gerutunya.

Gita menghembuskan nafasnya berat. "Kalau tau seperti ini lebih baik tadi aku kerja saja!"

"Enaknya sekarang kemana ya?"

"Kalo pulanh nanti pasti bakalan bosan di rumah."

"Baiklah, ke Mall aja lah! Sekali-kali refreshing."

Setelah memutuskan hendak pergi kemana, Gita segera pergi ke tempat yang ingin ditujunya. Tentunya dia pergi kesana menggunakan bis kota. Disaat lagi marak-maraknya penggunaan jasa ojek online, mungkin hanya Gita lah satu-satunya orang yang tidak memanfatkan perkembangan teknologi tersebut. Bukan karena dia kudet atau gaptek, tetapi sebagai seorang akuntan yang penuh dengan perhitungan tentunya pasti dia akan lebih memilih transportasi yang harganya lebih terjangkau. Walaupun akuntan lainnya tidak melakukan seperti apa yang Gita prinsipkan, biarlah Gita saja yang menjadi demikian.

Setibanya di Mall, sekarang ia bingung mau melakukan apa. Entah mau makan, mau belanja, atau sekedar jalan-jalan yang berhasil terpikirkan olehnya.

Pada akhirnya ia memutuskan untuk melakukan semua yang dipikirkan olehnya, namun dengan urutan yang terbalik yakni dimulai dengan jalan-jalan, belanja, baru kemudian makan.

Gita mulai menyelusuri seluruh penjuru di Mall ini. Ia juga sempat berselfie di spot-spot foto yang menurutnya unik.

Gita mulai menyusuri toko-toko pakaian dan toko-toko pernak-pernik. Dia hendak membelikan pakaian dan juga pernak-pernik kepada keluarganya. Mengingat selama ini dia hanya membelikan mereka hadiah saat dihari ulang tahunnya masing-masing. Dimulai dari membeli baju untuk papahnya, mamahnya dan kemudian baju untuk Salsa, sang adik paling nyebelin yang sangat disayanginya.

Gita membelikan masing-masing sebuah baju untuk kedua orang tuanya. Juga beberapa potong baju dan pernak-pernik untuk Salsa.

"Model baju seperti ini sepertinya lagi trend. Caca pasti suka," ucap Gita saat melihat kearah baju model sabrina yang akan dibelinya untuk sang adik.

Setelah menyelesaikan pembayaran di kasir. Lalu Gita segera pergi menuju restoran favoritenya. Restoran tersebut dijadikan restoran favoritenya bukan hanya karena menu makanannya saja. Tetapi, Gita juga menyukai suasana di restoran ini yang didominasi oleh warna ungu sehingga menjadi ciri khas sendiri bagi restoran tersebut.

Setelah berhasil memesan makanan yang ingin dimakan olehnya, saat ini yang sedang dilakukan oleh Gita yaitu menunggu. Bukan menunggu jodoh yang akan datang kepadanya, tetapi menunggu makanan yang barusan dipesan olehnya.

Orang bilang menunggu itu sangat membosankan. Tak bisa dipungkiri bahwa perkataan orang-orang tersebut ada benarnya. Namun, bagi Gita menunggu adalah sesuatu yang sangat menyenangkan. Aneh bukan?

Ya, mungkin hanya Gita seorang wanita yang menganut paham tersebut. Karena baginya seberapa lama kita menunggu tidak akan membuat kita megeluh dan merasa sepi, bila kita sendiri juga pandai menggunakan waktu menunggu pada hal yang positif dan bermanfaat.

Dan pertanyaannya adalah, apakah yang biasanya dilakukan oleh Gita ketika sedang menunggu?

Jawabannya yaitu, Gita mengisi waktu menunggunya hanya dengan menonton drakor yang sempat ia download di ponsel miliknya.

ISSUESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang