{15} Frustration

416 47 12
                                    

Ardan memasuki kantor polisi dengan kesal sekaligus geram.

Di ambang pintu, ia sudah langsung disambut dengan anggota polisi lain.

Suara sirine mobil polisi yang tadu ikut mengejar Farid berangsur-angsur berdatangan.

Ardan menghela napasnya kesal. "Perhatian semuanya! Sekarang juga kita adakan rapat dadakan mengenai masalah tersangka yang baru saja kabur."

"Baik pak!" Para anggota polisi yang mendengar perintah Ardan langsung menjawab perintahnya. Tidak ingin membuat atasannya semakin kesal, para anggota polisi itupun segera menuju ke ruang rapat.

Ketika tiba di ruang rapat, Ardan langsung menduduki kursi khusus pimpinan rapat. Tak lama kemudian, para anggota polisi lain ikut masuk dan menduduki kursi mereka masing-masing.

Ardan menghela napasnya panjang. "Baiklah, dalam rapat kali ini saya ingin membahas masalah Farid."

Ardan bangkit dari duduknya dan ia pun berjalan mundar-mandir seperti sedang bingung.

"Hmm... Ada yang bisa jelaskan kepada saya kenapa tersangka itu bisa kabur?"

Para polisi saling bersitatap, heran.

Ardan mengghentak meja sehingga membuat para anggota polisi lain tersentak kaget. "Jika tidak, kenapa dia bisa kabur?!"

Pak Wiranto mengacungkan tangan, ingin menyatakan pendapatnya. "Begini pak, tadi ketika kami hendak memasukkannya ke dalam penjara lagi, dia langsung berontak sehingga dia bisa lolos dari kantor ini."

Ardan mengusap dagunya, lalu ia menaikkan kedua alisnya. "Jadi ini murni karena kelalaian para anggota polisi ya?" ucapnya sambil mengangguk-anggukan kepalanya sendiri.

"Oke, sekarang siapapun tolong jawab pertanyaan saya..." Ardan menghela napas pelan. "Kemana perginya para polisi yang mendapat tugas untuk berjaga di depan?" tanyanya dengan dahi berkerut.

Melihat kemarahan yang kini dialami oleh pimpinannya tersebut membuat para anggota polisi lain bergedik ngeri.

Para polisi terlihat membisu, antara takut dan bingung ingin menjawab apa.

Ardan pun kembali menduduki kursinya, mengacak-acak rambutnya frustasi yang kemudian dia pun menenggelamkan kepalanya di atas meja sambil menghela napasnya panjang.

Beberapa detik kemudian, Ardan mengangkat kepalanya kembali dan menatap tajam kepada seluruh anggota polisi yang berada di hadapannya sekarang.

"Mulai saat ini kita harus meningkatkan penjagaan yang super ketat! Jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi."

"Baik pak!" seruan para anggota polisi bersamaan.

"Sekarang saya minta kalian semua cari informasi atau data sebanyak-banyaknya untuk mencari keberadaan Farid."

Ardan berdiri. "Saya perintahkan kepada tim humas untuk mempublikasikan kepada masyarakat dan juga untuk anggota lain wajib meneruskan informasi ini kejajaran untuk segera dipublikasikan."

"Baik pak," jawab mereka semua beriringan.

"Kepada tim alpha saya perintahkan untuk sesegera mungkin mencari letak Farid, cari sampai ketemu!"

ISSUESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang