Seperti biasa, tinggalkan jejak berupa ⭐ dan 💬 yak 😁💋😚
Selamat membaca dan semoga kalian suka yaa. Terima kasih banyak untuk semua yang sudah mengapresiasi cerita ini! 💕
*****
Hoseok menatap sendu punggung Jungkook yang tidur membelakanginya. Pria itu mendesah pelan saat mengingat kembali adu argumen yang terjadi diantara mereka tiga jam lalu. Tuan mudanya itu benar-benar menyangka Hoseok berbohong.
Bagaimana bisa ia berbohong, sedangkan Seokjin saja baru menitah dirinya untuk mencari informasi mengenai si ulat sagu!
Hoseok bangkit dari acara berbaringnya. Ia duduk dan mengacak surainya kasar guna menyalurkan frustasi. Pria itu menghela nafas panjang sekaligus memejamkan matanya; berusaha menenangkan diri dan berpikir jernih.
'Baiklah, aku harus melakukan investigasi besok. Persetan jika aku harus dianugerahi gelar maniak pantat setelah ini'
Hoseok menganggukkan kepalanya; seolah meyakinkan diri bahwa tekadnya sudah bulat.
'Ini demi Tuan Muda Jeon, Hoseok! Kau harus bisa menemukan si ulat sagu!' – batinnya lagi dengan tangan mengepal terangkat ke udara.
'Semakin cepat kau menemukannya, semakin cepat pula kau mengetahui apakah si ulat sagu adalah jodoh yang baik untuk tuan muda atau tidak. Ya, kau benar!' – batinnya lagi semakin bersemangat.
Detik berikutnya, Hoseok membuka mata dan menjatuhkan kembali tubuhnya ke atas kasur lipat miliknya. Tubuhnya menggelinjang frustasi sambil berguling-guling, tangannya pun ikut mengacak rambutnya.
"Kenapa Keluarga Jeon menjadi pengabdi ulat begini, sih?!" keluhnya lirih.
*****
"Tuan muda, kau pergi saja duluan bersama Jimin. Aku harus pergi sebentar, mungkin agak siang aku menyusulmu ke lahan"
Jungkook membalikkan tubuhnya menghadap Hoseok. Menatapnya intens tanpa berhenti mengancingkan kemejanya yang berlengan pendek.
"Mau kemana?" selidiknya.
Hoseok menghela nafasnya sejenak. "Ke ATM. Aku harus mengirim uang untuk orang tuaku bulan ini, tuan muda"
Hoseok mengulas senyum terbaiknya agar Jungkook semakin percaya.
Jungkook mengangkat sebelah alisnya. "Memangnya Hyung tahu apakah disini ada ATM atau tidak?"
"Ya bertanya pada Paman Chanyeol atau Jimin dulu dong, tuan muda" Hoseok merotasikan bola matanya.
"Sudahlah, aku pergi dulu. Aku akan menyusulmu nanti ke lahan, dahh~"
Jungkook tak membalas Hoseok, membiarkan atensinya menatap datar punggung asistennya yang semakin menjauh. Tak lama, pria itu mengedikkan bahunya; tak mau ambil pusing.
*****
"Ayah berangkat duluan kalau begitu. Kau temani dan ajari tuan muda dengan baik ya, Jimin" Chanyeol menepuk pundak sang anak dengan bibir tersenyum lebar.
"Iya, Yah. Aku mengerti" respon Jimin kemudian.
"Tuan muda, aku tinggal dulu. Jangan terlalu memaksakan diri, kalau lelah katakan saja pada Jimin agar kalian beristirahat" Chanyeol kembali berpesan.
Jungkook membungkuk sopan. "Ya, Paman.. Aku mengerti. Hati-hati di jalan"
Setelah berpamitan, Jimin dan Jungkook menunggu Chanyeol pergi lebih dulu dan mereka pun menyusul berangkat ke lahan. Selama perjalanan Jungkook banyak diam, karena pikirannya masih melayang mengingat pembicaraannya dengan Seokjin dan Hoseok semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Tuan Muda Jeon (Kookmin) ✔
FanfictionHighest Rank: #1 book #3 kookmin #3 jikook #1 fanbook #2 fanficindo [Kookmin/Jikook] Kehidupan Tuan Muda Jeon Jungkook berubah 180° Berkat hukuman dari sang ayah, Jungkook terpaksa memulai hidupnya dari nol di bawah kuasa penuh Park Jimin; seorang p...