Jangan lupa tinggalkan jejak berupa ⭐ dan 💬 yaa 😊😘
Terima kasih banyak dan semoga kalian suka 💕*****
Pria mungil itu menatap ngeri pria asing yang menanyakan namanya tersebut. Mungkin tidak masalah jika hanya bertanya nama, tapi lihatlah ekspresi yang pria itu berikan saat menatap dirinya; tersenyum lebar, alis dinaikturunkan, dan binar mata yang tersembunyi di balik kacamata hitamnya. Semua itu membuatnya takut.
"Hey, hey, kenapa kau mundur begitu, anak manis?" tegur Seokjin karena sosok mungil itu menjauhkan tubuhnya ke belakang.
"T-Tuan ini penjahat 'kan? Tuan berniat menculikku, ya 'kan?!"
Seokjin membolakan matanya lebih lebar; terkejut mendengar tuduhan yang dilontarkan ulat sagunya.
"Astaga, apa wajahku ini terlihat seperti seorang kriminal? Tidak ada pelaku kriminal yang berwajah tampan sepertiku, anak manis" balasnya membela diri.
"A-Aku tidak percaya! Tuan terlihat mencurigakan!"
"Aigoo, memang apa yang kulakukan padamu, manis? Aku 'kan hanya-"
"T-Tuan stop! Berhenti disitu dan jangan mendekat atau aku akan-"
"Yak! Yak! Demi Tuhan, aku ini bukan penjahat atau penculik. Aku hanya- Hey! Yak! Jangan lari~"
Seokjin mengejar sosok mungil yang lebih dulu kabur darinya itu sekuat tenaga. Namun apalah daya, pria beranjak tua itu merasa tulang-tulangnya sudah tak mampu lagi berlari kencang.
"Hosh.. Astaga, kakiku.. Hosh.. Hosh.." Seokjin mendudukkan diri di tengah jalanan sepi, mengatur nafasnya yang sudah tersengal seraya menatap sendu sosok mungil yang sudah tak terlihat lagi punggungnya.
"Aigoo.. ulat saguku yang manis~ kenapa kau kabur dari calon mertuamu, nak" keluhnya sedih.
"Woahhh~ tak kusangka ulat sagu lebih sulit ditaklukan dibandingkan menaklukkan ulat bulu"
*****
"Oh Ya Tuhan, pinggangku mau copot rasanya! Akh!"
Hoseok melirik sejenak ke arah tuan mudanya yang sibuk mengeluh dibandingkan menanam padi.
"Jangan mengeluh, semua pekerjaan itu pasti melelahkan" Hoseok menyahut tiba-tiba. "Sekarang kau tahu 'kan, betapa sulitnya bekerja dan mencari uang? Apalagi kau suka sekali tidak menghabiskan makanan, sekarang rasakan susahnya menanam padi untuk menghasilkan nasi yang kau buang percuma selama ini"
Jungkook mendesah kasar. "Apakah aku sedang berada di acara ceramah Mamah Hoseok?"
PLETAK
"Yak! Hyung!"
"Sempat-sempatnya kau ini mengejekku saat aku serius menasehatimu. Jangan mengeluh dan cepat tanam lagi padinya sana!"
Mau tak mau, Jungkook harus kembali bekerja. Semakin meladeni Hoseok, semakin murka dia nanti. Jungkook sudah lelah mencari gara-gara padanya dan Jimin hari ini.
"Jungkook!! Hoseok Hyung!!"
Hoseok dan Jungkook pun mengalihkan atensinya pada seseorang yang tengah berlari menerjang sawah untuk menghampiri mereka.
"Jiminie?/Jimin Hyung?" sahut Hoseok dan Jungkook bersamaan.
"Hosh.. Hosh.. Ayo kita pulang sekarang Hosh.."
Hoseok dan Jungkook menatap Jimin dengan alis menukik. Keduanya sempat bertukar pandang sesaat saat merasakan ada yang tidak beres pada Jimin.
"Ada apa denganmu, Hyung?" selidik Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Tuan Muda Jeon (Kookmin) ✔
Fiksi PenggemarHighest Rank: #1 book #3 kookmin #3 jikook #1 fanbook #2 fanficindo [Kookmin/Jikook] Kehidupan Tuan Muda Jeon Jungkook berubah 180° Berkat hukuman dari sang ayah, Jungkook terpaksa memulai hidupnya dari nol di bawah kuasa penuh Park Jimin; seorang p...