TMJ - 34. I Lost My Ritual!

10.3K 901 214
                                    

Penggunaan keterangan waktu di setiap part yang kalian baca nanti fungsinya biar nggak bingung sm perbedaan waktunya. Soalnya kemaren susah kalo mau ditulis satu-satu. Mudah-mudahan paham ya hehe

Jangan lupa juga untuk baca bismillah sebelum baca wkwk

*****

"D-Dia.. Dia J-Jeon Jungkook.."

"Jeon Jungkook?" Dongwan bertanya ulang dengan mata mendelik, meskipun tak lama setelah itu, bibirnya berubah menyeringai. "Oh, kawan lama rupanya" ucapnya.

"Urusanmu hanya denganku. Lebih baik kau membunuhku daripada– Aakhhh.." Taehyung meringis kala tangan besar sang Ayah tiri kembali mencekik lehernya.

"Sekarang kau sudah berani membelanya, hm? Sudah berteman dengan Jeon Jungkook rupanya. Apa kau lupa siapa yang membuatnya difitnah hingga diusir dari desa kala itu? DAN SEKARANG KENAPA KAU MALAH MEMBELANYA, BANGSAT!!!" teriak Dongwan tak suka.

Pria paruh baya itu mendekatkan tubuhnya pada Taehyung yang masih betah menatapnya tajam. "Bawakan Jeon Jungkook untukku, Kim Taehyung" titahnya lagi.

"Untuk apa?"

"PATUHI SAJA PERINTAHKU DAN TIDAK USAH BANYAK BERTANYA!!!" bentak Dongwan tiba-tiba.

Taehyung berusaha menggeleng lemah meskipun lehernya masih tercekik. "Aku tidak bisa.." lirihnya.

PLAKK

"MASIH BERANI KAU MEMBANTAHKU, HAH?!" hardiknya lagi, tak perduli melihat sudut bibir Taehyung kini mengeluarkan darah berkat tamparannya.

"Ingat, Kim Taehyung, nyawa Ibumu ada di tanganku. Semakin kau membangkang dan melawan... maka habislah kau dan Ibumu" ancam Dongwan.

"Sudah kubilang, bunuh saja aku tanpa harus–"

"Asal kau tahu, nyawa Ibumu lebih menarik bagiku dibandingkan nyawamu. Tapi sekarang, nyawa Jungkook jauh lebih menarik bagiku dibandingkan nyawa Ibumu apalagi nyawamu. Bukankah seharusnya dia menjabat sebagai CEO J-Corp saat ini? Kau bisa bayangkan bagaimana menariknya jika J-Corp kehilangan generasi penerusnya, bukan?" Dongwan menyeringai serta tertawa kecil meremehkan.

Taehyung menggeleng. "Tidak, jangan.. Kau salah berurusan dengan–"

"SUDAH KUBILANG JANGAN PERNAH MEMBANTAHKU, BRENGSEK!!!" teriaknya memotong kalimat Taehyung. "JIKA KAU MAU IBUMU SELAMAT, PATUHI SEMUA PERINTAHKU DAN BAWA JUNGKOOK SESEGERA MUNGKIN KEHADAPANKU TANPA BANTAHAN APAPUN!" titahnya lagi.

Dongwan melepas cekikan pada leher Taehyung. Tubuh pemuda tan itu sontak merosot, bersandar pada dinding sambil terbatuk berkat ulah kejam si Ayah tiri.

"Kau akan kuberi waktu untuk berpikir, tapi ingat, aku tidak suka menunggu lama. Jangan mengambil keputusan yang membuat dirimu menyesal seumur hidup, Kim Taehyung" ancamnya, lalu segera beranjak meninggalkan Taehyung diikuti kedua anak buahnya.

Setelah pintu tertutup, Taehyung refleks mengepalkan kedua tangannya; melampiaskan semua emosi yang dipendamnya sejak tadi) hingga buku-buku jari panjangnya memutih. Taehyung membenci dirinya sendiri.

"AAARGGHHH!!!"

Teriakan serta tangisan frustasi pemuda itu mengudara. Taehyung ingin Jimin bahagia, tapi di sisi lain, ia juga ingin Ibunya bahagia. Taehyung menyayangi keduanya dan ia tidak bisa memilih satu diantaranya; apalagi kondisinya sekrusial ini). Taehyung sudah muak terus mencarikan tumbal untuk Ayah tirinya tersebut.

"Apa keputusanku ini benar, Bu?"


*****

[END] Tuan Muda Jeon (Kookmin) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang