"Apa itu cinta?"
-Greenpeanute-
🌵🌵🌵
"Sayang, kamu yakin gak mau bareng sama Papa?" tanya pria itu.
"Enggak deh, Pa. Gaby bareng Gezza aja, searah juga kan?" tukas gadis itu sambil memakan sarapannya.
Pria yang dipanggil Papa itu pun mengangguk "Ya udah, Papa ke kantor duluan ya," ucapnya sambil mengelus rambut putrinya yang sedang menyantap sarapan.
"Papa gak sarapan dulu?" tanyanya menahan lengan sang Papa.
Pria yang ditanya pun menggeleng. "Enggak sempet sayang, Papa lagi buru-buru, ada meeting pagi ini. Papa juga mau nganterin tante Megan dulu," ujarnya.
Raut wajah Gaby berubah menjadi lesu "Kamu kenapa sayang?" tanya Papanya.
Gaby menggeleng "Gak papa. Papa berangkat aja, nanti tante Megan kelamaan nungguin Papa, kasihan kan," ujar Gaby, sambil mengaduk-aduk nasi gorengnya.
"Tante Megan udah tua, kasihan kalo kelamaan nunggu, nanti malah Viral lagi. judulnya, Seorang wanita, tubuhnya dipenuhi dengan jaring laba-laba, dikarenakan telalu lama menunggu sang kekasih," lanjut Gaby dalam hati.
Papa Gaby-pun tersenyum "Makasih ya sayang, kamu emang pengertian. Papa jalan dulu ya. Semangat sekolahnya, belajar yang rajin ya," seru Papa Gaby, sambil mengecup puncak kepala gadis itu.
Gaby menatap kesal pada punggung Papanya yg mulai menjauh "Dasar Babang Gemma Bucin! Ini efek kelamaan jomblo nih! Makanya jadi alay gitu," ucapnya sambil memanyun-manyunkan bibirnya, meledek Papanya sendiri tanpa menggunakan embel-embel.
***
"Gezza entar ke sekolahnya bareng sama Gaby ya!" Ucap Gishel, sambil menuangkan susu ke gelas.
Gezza menatap tak suka pada wanita itu "Mama kenapa sih, nyuruh-nyuruh aku berangkat sekolah bareng dia terus?" tanya Gezza dengan kesal.
"Karena kalian satu sekolah, makanya Mama minta kamu bareng dia, apa salahnya sih?" Ucap Gishel memberikan piring pada Gezza.
"Salahnya itu Ma, aku gak mau pergi bareng dia, Gaby itu cerewet, Gezza pusing denger suara dia," kesal Gezza sambil menyendokkan nasi kedalam mulutnya.
Gishel menghela napas lelah "Gezza, gak baik ngomong gitu nak, Gaby itu kan tetangga kita, mereka juga udah kaya keluarga juga buat kita. Kita udah kenal lama sama keluarganya," ucap wanita itu menjelaskan.
"Pokoknya aku gak mau di paksa, Ma!" tolak Gezza mentah-mentah.
Sontak, wanita itu menatap marah putranya itu "Kamu ini kenapa? Kenapa sekarang kamu jadi jahat gini sama Gaby?! Bukannya dulu kalian itu sahabatan?! Kalian juga deket dulu kan? Udah kaya amplop sama perangko, lengket!"
"Mama tau gak? Kalo amplop sekarang kagak pake perangko? Lagian Itu dulu Ma, waktu aku masih kecil. Sekarang udah beda!" tegas Gezza.
Wanita itu menggeleng mantap "Mama gak mau tau, pokoknya kamu harus pergi ke sekolah bareng Gaby! Titik! Gak pake koma, apalagi tanya! Dibungkus karetnya dua!"
"Tapi ma-"
"Gak ada bantahan ya Gezza! Habisin makanan kamu! Kasi ini juga ke Gaby," ucap Gishel memberikan kotak bekal pada Gezza.
Gezza memandang tak suka kotak itu, lalu ke Mamanya "Mama bekalin Gaby? Aku gak? Mama pilih kasih banget sih!" ujar Gezza, tak suka.
Gishel menatap heran "Loh kok, tiba-tiba kamu ngomongnya gitu sih? Bukannya tiap Mama bekalin kamu, kamu nya gak mau ya? Kenapa sekarang jadi sewot?" tanya Gishel heran.
Gezza menggeleng "Udah lupain aja, aku mau berangkat dulu. Assalamualaikum," ucapannya, lalu menyalami Gishel--Mamanya.
***
Gaby memakai sepatu dengan tergesah-gesah. Ia harus cepat, jika tidak ia akan disemprot dengan kata-kata pedas oleh si garang Gezza. Gaby segera berlari keluar pagar.
"Gezza?" panggilnya berlari menghampiri Gezza yang sedang mengeluarkan motornya.
Gezza hanya menatap sinis gadis itu, tanpa mau menjawab sapaannya, "Gezza, aku nebeng ya?" pintanya.
"Gak!" ketus Gezza.
Gaby menunduk saat mendapat bentakan itu "Terus Gaby ke sekolah pake apa dong? Kan kata Mama Gishel kemaren, kita berangkat ke sekolah bareng," cicitnya.
"Emang gue iyain kemaren? Gak kan! Lagian, lo siapa emang? bukan pacar gue, jadi ngapain gue mesti pusing mikirin lo ke sekolah pake apa. Naik angkot aja sono!"
Gaby menatap Gezza ragu, " Mau sih naik angkot, tapi, aku gak tau mau naik angkot nomer berapa," tukas gadis itu dengan lesu.
"Kalo gak tau, jalan kaki aja sana! Punya kaki kan? Tuhan ngasih anggota tubuh itu buat difungsikan dengan sebaik mungkin! Jadi fungsikan kaki lo," ucap Gezza.
"Terus, kenapa kamu enggak fungsikan mulut kamu untuk berbicara dengan baik?" tanya Gaby membalikkan perkataan Gezza barusan.
Gezza menggeram kesal "Suka-suka gue! Mulut punya gue, jadi gue bebas mau ngomong apa aja!" balas Gezza tak mau kalah.
Gishel mendengar keributan di luar, mencoba untuk melihatnya. Di sana ia melihat Gezza yang sedang marah-marah, dan Gaby yang hanya menunduk patuh.
"GEZZA! HEBAT YA KAMU, UDAH BERANI NGELAWAN MAMA!" teriak Gishel dari pintu rumah.
Gezza mengeram frustasi "Iya Ma, aku tebengin kok!" jawabnya ogah-ogahan.
"YA UDAH! BERANGKAT SEKARANG, NANTI KALIAN TELAT," teriak Gishel lagi.
Gezza melirik sinis pada Gaby yang sedang senyum manis padanya, "Ya udah naik! Buruan! Lama gue tinggal lo!" bentaknya lagi.
Gaby tersenyum, cepat-cepat ia menaiki motor trail itu "Mama Gishel, Gaby pergi dulu ya! Daaaaa," teriak Gaby. Gezza menggosok kasar kupingnya, karna mendengar teriakan melengking dari gadis itu.
"IYA SAYANG, YANG RAJIN YA BELAJARNYA," ucap Gishel penuh perhatian. Lalu Gezza memakai helm dan segera melajukan motor, meninggalkan pekarangan rumah.
***
TBC
VOTE DAN KOMEN GUYS!
KAMU SEDANG MEMBACA
SEWINDU
Teen FictionBanyak orang yang terluka karena mencintai. Mereka bersedih, lalu dengan mudah jatuh cinta pada orang baru, dan melupakan seseorang yang telah menyakitinya. Namun itu tidak berlaku untuk seorang Gabriella, dia tetap mencintai Gezza walaupun lelaki...