SEWINDU -51- Granted

605 56 25
                                    

"Jika tuhan telah mentakdirkan sesuatu untuk kau miliki. Maka sekuat apapun kau lari dan menolaknya, sesuatu itu akan tetap hadir di hidupmu"

Ps: Bonus foto Om Gemma yang cengeng 😂 ~ cek mulmed!

"Mama?" sapa Gezza langsung saat berhadap dengan Gishel di depan ruangan ICU.

"Gezza," balas Gishel menolehkan.

Wanita itu celingak-celinguk ke belakang Gezza, mencari dua orang yang harusnya ikut bersama putranya. "Papa kamu, sama om Gemma mana?" tanyanya

"Papa sama Om Gemma udah ke ruangan dokter, Ma. Tadi ketemu di lorong," jawab Gezza.

Gishel mengangguk dan menarik tangan Gezza untuk duduk di sampingnya.

"Za, kamu udah makan?" tanya Gishel dengan sayang.

Wanita itu membelai wajah putranya, ia merasa bersalah karena beberapa hari belakangan ini dia tidak sempat mengurus keperluan sang anak.

Gishel hanya takut Gezza merasa cemburu, sebab Gishel lebih memprioritaskan kesehatan Gaby saat ini.

Gezza tersenyum sembari menyentuh tangan Mamanya yang sedang membelai wajahnya.

"Gezza udah makan, Ma. Numpang di rumah Gaby tadi," ujarnya.

Gishel balas tersenyum, "Kamu gak nyusahin Bi Salma kan?"

"Emang, sejak kapan Gezza gak nyusahin orang, Ma?" tanya Gezza terkekeh karena candaannya sendiri.

Gishel ikut terkekeh mendengar penuturan lelaki remaja yang ia lahirkan 17 tahun yang lalu itu.

"Mama sendiri udah makan?" Gezza balik bertanya.

Gishel mengangguk "Udah, Nak. Barusan Mama makan, sekarang lagi gantian sama Bu Yasmine. Dia pulang sebentar buat bersih-bersih."

Gezza mengangguk "Ya udah, Mama pulang aja dulu, biar Gezza yang gantiin jaga di sini," ujarnya.

Gishel menatap putranya. Raut wajah lelaki itu terlihat sedikit sendu, kantung mata menghitam terlihat terpampang jelas di wajah tampan itu.

Gishel mengelus kening hingga ke rambut tebal milik Gezza, lalu jemari lentiknya menyentuh kantung mata hitam itu.

"Kamu jangan pikirin apa-apa, Za. Berdoa supaya Gaby cepat sembuh," ujar Gishel.

Gezza menunduk "Iya, Ma. Aku cuma insomnia doang kok! Mama gak perlu khawatir, yang penting sekarang Mama pulang, istirahat, biar Gezza yang jaga disini."

Gishel mengangguk menyetujui usulan anaknya. Wanita itu berlalu pulang untuk beristirahat sejenak.

***

Setelah penjelasan dan perdebatan yang panjang antara Dokter dan dua pria dewasa itu. Akhirnya, ditetapkanlah suatu keputusan yang sangat besar.

"Kita harus yakin, Gem. Karena cuma ini jalan satu-satunya yang harus kita tempuh." Gafril berusaha menguatkan sahabatnya yang tertunduk lesu.

Gezza tersenyum pahit "Dada gue sesak, Gaf. Gue yakin lo pasti ngerti apa yang gue rasa sekarang, gak mudah buat jalanin keadaan ini," ujarnya.

"Iya. Gue ngerti perasaan lo. Kita semua ngerasainnya Gem. Gak cuma lo aja yang terpukul, gue, Gishel, Gezza sama Garra, termasuk Yasmine," ujar Gafril.

"Dua hari ini, dia selalu nemenin Gishel ngejaga Gaby. Sekarang pikir, orang lain yang bukan siapa-siapa aja peduli dan selalu kasih support supaya anak lo cepat sadar. Tapi lo, lo malah ratapin sesuatu yang gak terlalu penting." Gafril menjelaskan dengan pelan-pelan, agak sahabatnya yang sedang dilanda kedunguan itu mengerti.

SEWINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang