"Sejauh apapun gue lari dari lo , takdir bakalan selalu mempertemukan kita"
-Greenpeanute-
♡♡♡
"Pemisi, kasi jalan dong. Gaby juga pengen liat!" seru Gaby, sambil mencoba membelah lautan siswa yang berkerumun di setiap kelas, untuk melihat nama mereka ada di mana, di kelas IPA atau IPS.
"Issh, apa sih lo, sabar napa? Orang juga lagi liat nih!" kesal seorang cewek dengan penampilan yang...- Wow.
Gaby menatap kesal "Iya maaf, tapi biasa aja dong ngomongnya, kan aku gak maksa kamu buat kasih aku jalan," ucap Gaby.
Cewek di depannya merengut "Gue biasa kok, lo aja yang sensitive," balas gadis itu sengit.
"Aku gak sensitif, kan aku bukan pantat bayi," jawabnya santai.
Gadis itu melotot pada Gaby "Bikin pa-" ucapan Gadis itu terhenti saat seseorang memanggil namanya.
"Nensy?" teriaknya dari jauh.
Nensy menoleh, dan menatap seorang anak laki-laki yang berjalan sedikit berlari ke arahnya.
"Lo kelas berapa? Ipa apa Ips?" tanya nya langsung, saat sudah sampai di hadapan Nensy, lalu merangkulkan tangannya ke bahu cewek itu.
"Belum ketemu nama Gue," sungutnya.
Gaby yang tadinya celingak-celinguk, memanjangkan leher untuk melihat, adakah namanya tertera pada kertas yang tertempel di kaca jendela, menoleh saat mendengar suara yang ia kenal itu.
"Genta?" Seru Gaby saat melihat Genta, dan juga tangan yang merangkul bahu gadis di sebelahnya dengan mesra.
Genta menoleh dan langsung melepas rangkulannya, lalu tersenyum. Sementara Nensy menatap aneh pada Genta "Gaby? Lo kelas berapa?" tanya Genta.
Gaby nyengir sambil menggeleng "Belum tau, di sini gak ada nama Aku," Gaby tersenyum polos pada Genta.
"Lo kenal dia?" sela Nensy, bertanya pada Genta.
Genta tersenyum mengangguk "Iya, kenalin Nen, ini Gaby temen gue," ucapnya pada Nensy. "Gab, kenalin ini Nensy sobat karib gue,
Gaby menatap takut pada Nensy, namun rasa takutnya, seketika hilang saat ia melihat tangan Nensy terulur padanya.
Gaby menatap tangan Nensy dan wajah cewek itu secara bergantian. Perlahan ia mengangkat tangannya, untuk membalas jabatan tangan Nensy.
"Gaby," ujar Gaby kikuk.
"Nensy," ucapnya Datar.
"Oh iya Gab, Nensy ini bukan sobat doang, dia sahabat deket sekaligus sepupu gue," ucap Genta memberi tahu.
Gaby mengangguk, ohh.. sepupu, kira in pacarnya. Kekeh Gaby dalam hati, sambil tersenyum geli.
"Ngapain senyam senyum gitu?" sinis Nensy.
Gaby menggeleng, masih dengan senyum gelinya "Gak papa kok."
Nensy masih menatap sebal pada Gaby, Dia akan menyela lagi. Jika bukan suara Genta yang menginterupsi mereka lebih dulu.
"Kita cari kelas bareng-bareng yuk!" ucap Genta bersemangat.
"Eh, kamu duluan aja deh, aku mau ke toilet dulu," ucap Gaby.
Genta mengangguk "Oh oke deh, nanti gua liatin juga nama lo," ujar Genta.
Lalu mereka berpisah, Gaby berjalan ke toilet, sementara Genta dan Nensy berjalan menyusuri koridor, dan Genta kambali merangkulkan tangannya pada bahu Nensy.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEWINDU
Teen FictionBanyak orang yang terluka karena mencintai. Mereka bersedih, lalu dengan mudah jatuh cinta pada orang baru, dan melupakan seseorang yang telah menyakitinya. Namun itu tidak berlaku untuk seorang Gabriella, dia tetap mencintai Gezza walaupun lelaki...