Perawan tua, ya cocok nya sama Bujang lapuk."
-Greenpeanute-
Perjalan sebuah keluarga yang terlihat bahagia terhenti ketika seorang wanita memanggil dan berseru cemas "Gezza, kamu ada lihat Gaby?"
Gezza menggeleng "Enggak, Bu. Memang kenapa?"
"Gaby pergi, tadi dia masih di sini menelpon Papanya, selesai membagikan rapor, ibu gak liat dia lagi," jawab guru wali kelas Gaby.
Gezza mengernyit bingung. Gishel langsung memerintahkan Gezza untuk mencari gadis itu. Sementara ia dan Gafril akan menggantikan Gemma mengambil rapor Gaby.
***
Genta terkejut saat melihat seorang gadis sedang menangis seraya menyurukkan wajahnya ke lutut. Mata cowok itu membulat melihat wajah Gaby yang penuh dengan air mata.
"Lo kenapa nangis?" tanya Genta bingung bercampur panik.
Gaby terus terisak "Aku pembawa sial, jangan dekat-dekat!" ucapnya dengan naps tergenggal-senggal.
Genta mengerinyit bingung "Sial? Sial apa? Gue gak ngerti," ucap Genta dengan wajah bingung.
Gaby menatap wajah Genta "Genta, aku ini pembawa sial. Aku adalah manusia yang tidak pantas untuk hadir di dunia ini. Jadi tolong menjauh dari aku!" teriak Gaby histeris. Susah payah dia mengatur napasnya karna isak tangis.
"Genta, Apa salah aku? Kenapa semua orang benci sama aku? Kenapa semua orang melihat aku seperti perusak, aku salah apa?" tanya Gaby dengan wajah getir.
Genta meraih kepala ya gadis itu untuk bersandar padanya, Genta mengelus rambutnya, agar ia lebih tenang. Seraya berucap, "Lo gak salah apa-apa?" tapi orang-orang itu saja yang tak pernah melihat betapa bernilainya diri lo. Lanjut Genta dalam hati.
***
Entah kenapa, Gezza merasa darah mendidih hingga ke ujung kepalanya. Kejadian tadi, membuat rasa khawatirnya hilang seketika, digantikan amarah, dan perasaan tak rela.
"Murahan!" umpatnya.
Ingin rasanya Gezza menarik jaket cowok itu, dan menghempaskan tubuhnya ke lantai, dan menghajarnya bertubi-tubi.
"Gezza, udah ketemu Gaby nya?" tanya Gishe saat melihat putranya yang duduk bertopang dagu di kursi koridor.
Gezza memandang tak suka "Gak ketemu! Udah biarin aja Ma, mungkin udah pulang kali sama cowoknya," ketus cowok itu.
Gishel mengerutkan alisnya "Cowok? Mas, Gaby punya pacar?" tanya Gishel pada Gafril.
Gafril hanya menggelengan kepalanya "Gak tau, tapi kal iya, aku gak bakalan tinggal diam! Enak saja mau macarin anak gadis aku!" ucap Gafril tak suka.
Gaby berjalan dengan papahan Genta. Cowok itu mengantarkan Gaby untuk mengambil tasnya. Gishel terkejut melihat wajah sembab Gaby.
"Sayang, kamu kenapa nak? Kenapa nangis?" tanya Gishel menghapus sisa air mata Gaby.
Gaby tersenyum sambil menggeleng "Gaby gak papa kok Mama Gishel, Gaby baik-baik aja," ucap gadis itu parau.
Gezza melihat Gaby memakai jaket Genta, semakin membuat amarah Gezza terselut dan bertambah murka. Dia berjalan meninggalkan mereka, dan dengan sengaja menyenggol keras bahu Genta. Sedangkan Gaby, memasuki kelas, mengambil tasnya.
"Kamu pacar Gaby ya?" tanya Gishel menyelidik.
Genta yang ditanya pun gelagapan "Bu ... bu ... bukan tante, saya temannya Gaby. Tadi saya liat dia nangis di koridor," jelas Genta. Gishel mengangguk, dan mengucapkan terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEWINDU
Teen FictionBanyak orang yang terluka karena mencintai. Mereka bersedih, lalu dengan mudah jatuh cinta pada orang baru, dan melupakan seseorang yang telah menyakitinya. Namun itu tidak berlaku untuk seorang Gabriella, dia tetap mencintai Gezza walaupun lelaki...