"Bersyukurlah agar kamu merasa beruntung"
•••
Gaby tersenyum bahagia saat melihat teman-temannya sedang duduk lesehan menunggunya di depan pagar rumah Gezza.
Gaby baru saja pulang menemui Irham, sekaligus menagih janji Gemma tadi malam.
Senyum gadis itu mengembang dari dalam mobil saat melihat wajah beberapa dari mereka yang merengut kesal.
Di sana ada Greya, Timothy, Garren, Nensy, Genta dan juga Amanda, dengan wajah datar khas-nya.
"Pa, Gaby boleh kesana gak?" tanya Gaby menunjuk teman-temannya itu.
Gemma tersenyum lalu mengelus surai hitam milik putrinya "Boleh dong. Tapi hati-hati ya, jangan banyak gerak dulu," ujar Gemma memperingati, lalu memasukan mobil ke dalam gerbang rumahnya.
Setelah itu ia berjalan memutari mobil dan membukakan pintu untuk tuan putrinya.
"Ayo sini Papa bantu jalan kesana," ujar Gemma.
Pria itu memapah Gaby berjalan menuju kumpulan anak-anak sebayanya. Ada beberapa yang Gemma kenali.
"Gabyyy ...! Gue kangen!" seru Greya memeluk erat sahabatnya.
Gezza dan Gemma meringis saat melihat betapa bersemangatnya gadis itu memeluk Gaby, hingga menyentuh luka dan membuat Gaby mendesis nyeri.
"Woi Gre, jangan agresif banget dong! Itu anak orang masih sakit." Gezza berseru dari belakang.
Greya menampilkan cengirannya pada Gemma dan Gaby "Hehe, maap ya. Efek rindu ini mah. Maklumi ya Om." Gadis itu menggaruk kepalanya.
Gemma tersenyum "Iya gak papa, tapi jangan diulang lagi ya. Soalnya jahitan di bahu bahu Gaby belum sembuh," ujarnya memperingati.
"Hehe, oke siap Om!"
Setelah itu, Gemma memilih untuk mampir sejenak ke rumah Gafril sembari berbincang dan melepas penat.
"Halo Gaby, apa kabar?" tanya Genta ramah.
Gaby tersenyum simpul "Halo juga Genta, aku baik."
Gezza langsung berpindah duduk dari sebelah Garren ke sebelah Gaby.
Cowok itu menampilkan tatapan tajamnya pada Genta.
Dalam hati ia berkata "Huh! Dasar penikung, tau aja suasana yang tepat!"
Genta memutar mata jengah melihat tingkah posesif Gezza yang menurutnya sangat berlebihan.
"Gaby, lo kabur kemana sih emangnya?" tanya Greya penasaran.
"Kabur ke jalanan," jawab Gaby santai.
Namun, Gezza bisa membaca raut wajah tak suka Gaby dengan pembahasan itu. Sesegera mungkin ia mengalihkan topik pembicaraan.
"Eh, si Timo palanya belum di pitakin! Woi Titit, lo yang sportif dong, kan lo yang kasi ide kemarin," seru Gezza.
"Bener tuh! Ayo Tit, pitakin pala lo sekarang!" Garren menimpalinya.
Timothy menghela napas berat "Gue cuma asal ngomong kemarin, gak taunya kalian emang beneran lakuin," ujarnya berkilah.
Greya berdecak "Udah pitakin aja dah! Lama amat. Sini biar gue yang gunting." Gadis itu merampas gunting yang sedang dipegang oleh Garren.
Sesaat mereka saling tatap. Namun hanya sebentar, karena Greya langsung memalingkan wajahnya.
"Woi! Apaan sih Gre? Gue gak mau ya!" teriak Timothy menolak keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEWINDU
أدب المراهقينBanyak orang yang terluka karena mencintai. Mereka bersedih, lalu dengan mudah jatuh cinta pada orang baru, dan melupakan seseorang yang telah menyakitinya. Namun itu tidak berlaku untuk seorang Gabriella, dia tetap mencintai Gezza walaupun lelaki...