"Bukan hati yang tak mencintai. Melainkan, ia tak sanggup lagi merasakan sakit untuk kesekian kali"
Pagi ini, Gaby datang ke sekolah menumpang dengan Genta. Dia sudah tidak peduli lagi kalau Gezza akan marah.
Toh, mereka bukan siapa-siapa lagi. Hubungan ini hanya sebatas taruhan, jadi sudah pasti tidak penting bagi cowok itu.
"Makasih ya, Gen. Udah numpangin aku." Gaby tersenyum ramah.
Genta tersenyum, "Santai aja Gaby. Oh iya, lo duluan aja ke kelas ya, gue mau ke ruangan osis dulu."
"Iya Gen. Sekali lagi makasih ya, aku duluan." Gaby berjalan meninggalkan Genta yang juga berjalan berlawanan arah dengannya.
Saat berjalan di koridor, Gaby tidak terlalu memperhatikan jalanan, Hingga tubuhnya menabrak seseorang.
"Eh, maaf Gaby gak sengaja ... Kamu gak-" ucapan Gaby terhenti saat seseorang yang ditabrak itu menoleh.
"Halo Gaby! Gue gak papa kok, santai aja." Seseorang itu tersenyum manis.
Seketika raut wajah gadis itu berubah jadi masam dan menampilkan tatapan sinisnya.
"Ih! Garren bikin sebel aja! Minggir sana princess mau lewat!" ketus Gaby, berjalan sembari menyenggol bahu Garren.
Cowok itu mengerinyit bingung, "Si Gaby kenapa ya dah, kok jadi aneh gitu? Biasanya ramah banget," gumam Garren bertanya-tanya.
Garren mengingat-ingat, apa mungkin dia pernah menjahili Gaby? Tapi dia rasa tidak pernah, mana berani ia sama pawangnya yang galak
"Ck! Gelap ah! Lagi pms kali." Garren kembali melanjutkan perjalanannya.
Di kantin, Garren menemukan dua sahabatnya. Yang satu terlihat murung dan yang satu lagi terlihat bingung.
"Kenapa temen lo, Tit?" tanya Garren pada Timothy.
Timothy mengedikkan bahunya, " Gak tau gue mah, gue dateng dia udah kaya gini," jawabnya.
"Lu kenapa, Za? Duit jajan bulanan lo digondol jin pesugihan monyet?" tanya Garren sedikit bercanda.
"Awas aja lu bilang itu monyet pesugihan gue!" Timothy langsung mengultimatum Garren untuk tidak berkata hoax.
Garren menyengir bak kuda liar, "Hehe, tau aja lo isi otak gue mah," kekehnya.
Timothy mendelik sebal, "dasar asuw!"
Atensi Garren kembali pada Gezza, "Za, lo kalo ada masalah cerita sama kita. Siapa tau kita bisa bantu."
Gezza mengangkat kepalanya dan menatap kedua sahabatnya bergantian.
"Kaya gini ya rasanya patah hati? Sakit banget," gumam Gezza dengan tatapan sendu.
"Eleh, sok-sokan patah hati lu, kaya punya hati aja!" celetuk Timothy.
Gezza tidak menghiraukan ucapan Timothy sama sekali, ia hanya fokus pada rasa sakitnya.
"Baru seminggu aja dicuekin, rasanya gue mau jadi zombie aja," ucap Gezza makin ngawur.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEWINDU
Teen FictionBanyak orang yang terluka karena mencintai. Mereka bersedih, lalu dengan mudah jatuh cinta pada orang baru, dan melupakan seseorang yang telah menyakitinya. Namun itu tidak berlaku untuk seorang Gabriella, dia tetap mencintai Gezza walaupun lelaki...