"Tersenyumlah, maka kau akan bahagia. Jangan tunggu bahagia dulu baru terseyum"
•••
Gaby berjalan dengan riang menyusuri koridor kelas. Gadis itu tersenyum lega karena sudah menuntaskan kebelet nya yang sudah ditahan dari tadi.
"Untung buk Boni gak galak amat hari ini, kalo enggak mungkin Gaby udah kencing di celana," gumam Gaby berjalan menuju kelas.
Namun di pertengahan jalan, Gaby merasa ada seseorang yang mengikutinya. Saat dia akan menoleh, tiba-tiba ada sebuah tangan dengan kain menutupi mulut dan hidungnya.
"Mmmppppttt..."
Gaby berusaha berontak dari orang yang membekap mulutnya, hingga tak lama kemudian semuanya menjadi gelap dan kesadaran Gaby menghilang.
.
.
.
."Bangun!" sentak seseorang menendang kaki Gaby.
Kepada Gaby terasa sangat sakit dan pusing. Pandangannya mengabur, samar-samar dia melihat bahwa seorang gadislah yang menendang kakinya tadi.
"Bella? Kamu ngapain?" tanya Gaby meringis kesakitan.
"Kenapa tangan sama kaki Gaby diikat?" Gaby berontak dari kursi yang ia duduki.
Bella tertawa keras "Karena lo udah berani nantangin gue! Dan ini akibat yang harus lo tanggung!"
Gaby mendengus sini "Huh! Dasar Cemen. Berani nya cuma ngiket orang, kamu sama sidekick kamu takut sama aku ya?" tanya Gaby dengan nada mengejek.
"Heh! Gak usah bacot ya! Lo udah diiket masih aja sok kuat!" bentak Tania.
"Yang diiket kan tangan, bukan mulut makanya masih bisa bacot. Ah mobil Tamia bego nya sampe DNA nih."
"Cukup Gaby! Gue udah muak liat kelakuan lo! Sebelumnya gue udah kasih peringatan buat jatuhin Gezza, tapi lo masih aja ngeyel! Sekarang terima aja hukuman lo!" teriak Bella berapi-api.
Kedua sidekick nya Bella, yaitu Tania dan Sophi menjambak rambut Gaby yang tangan nya masih terikat. Hinga Gaby berteriak kesakitan.
"Diam lo!" bentak Sophi.
"Aduh Sapi, namanya juga lagi sakit, jelas dong Gaby teriak!" ucap Gaby meringis kesakitan.
Sementara Bella menampar pipi Gaby, dan mendorong kepala Gaby hingga mengenai dinding.
"Aduh! Sakit nih jangan main toyor kepala dong!" protes Gaby tidak terima.
Bella melotot sebal, sedari dari tadi ia berusaha membuat Gaby menangis, namun gadis itu tidak menangis. Malahan Bella dan kedua temannya jadi keki sendiri.
Sophi mundur beberapa langkah, namun sikunya mengenai beberapa balok kayu yang tersusun di dalam gudang lama itu.
Hingga ruangan itu sekarang penuh dengan debu yang berterbangan dan juga semua hewan yang bermukim di sana keluar berhamburan.
Bella, Tania dan Sophi berteriak histeris saat melihat kecoa dan tikus berukuran besar keluar dari sarangnya.
Sontak mereka langsung kocar-kacir berlari meninggalkan Gaby yang masih terikat.
Gaby tertawa terbahak saat melihat ekspresi takut Bella dan kedua sidekick nya itu.
"Bella, Bella, bully orang berani, eh sama kecoa aja takut. Haha!"
Dalam hati Gaby berterimakasih pada hewan itu, karena secara tidak langsung mereka telah menyelamatkan Gaby.
"Kecozza nya banyak banget ya? Apa disini kampung halaman mereka?" gumam Gaby saat melihat kecoa yang berjalan mondar-mandir.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEWINDU
Roman pour AdolescentsBanyak orang yang terluka karena mencintai. Mereka bersedih, lalu dengan mudah jatuh cinta pada orang baru, dan melupakan seseorang yang telah menyakitinya. Namun itu tidak berlaku untuk seorang Gabriella, dia tetap mencintai Gezza walaupun lelaki...