"Bagaikan bunga Daisy yang akan tersisihkan kerena Bunga Mawar di sekitarnya"
-Greenpeanute-
🌺🌺🌺
"Pa, besok pengambilan rapot di sekolah Gaby. Papa bisa datang, kan?" tanya Gaby.
Gemma yang sedang berkutat dengan laptop dan berkas-berkas, melirik sedikit ke arah anaknya itu.
"Nanti Papa usahain ya, jam berapa emang?" tanya Gemma merespon.
"Jam sepuluh Pa. usahain datang ya, walaupun Gaby enggak dapat juara, tapi Gaby pengen banget Papa yang jemput," ucap Gaby penuh pengharapan.
Gemma tak kuasa melihat tatapan berbinar itu. Ia mengangguk seraya tersenyum. Gaby bergerak memeluk pria kesayangannya dengan erat "Makasih, Pa. Gaby sayang Papa!"
Gemma membalas pelukannya, mengusap dan mecium lembut kening putri sematawayangnya "Papa juga sayang Gaby. Sekarang tidur ya, udah malem," titahnya penuh perhatian.
Gaby mengangguk "Good night, Pa."
"Good Night too, my girl!" balas Gemma.
Gaby keluar dari dalam ruangan kerja Gemma, lalu membaringkan tubuhnya di kasur empuk kesayangannya. Gadis itu tidur menghadap balkon yang tertutup gorden, ia jadi merindukan seseoarang yang berada di ujung sana.
Gaby memutuskan untuk berjalan menuju balkon itu. Di ujung sana, Gaby melihat seseorang yang menjadi pengisi relung hatinya.
"Kapan ya, Gezza bisa mainin piano untuk Gaby lagi?" gumamnya. "Andai aja kamu gak galak kaya Bombom, pasti kadar kegantengan kamu nambah se-ons," ucap Gaby lalu terkekeh.
Gaby terseyum melihat Gezza dengan lincahnya memainkan alat musik itu. Sesekali cowok itu menggeleng pelan, mungkin ada nada yang salah.
"Gezza, kenapa kamu selalu bikin jantung aku berdebar kaya gini? Percuma aja aku makan Qlemper oat tiap hari kalau ujung-ujungnya sakit jantung juga." dumelnya.
Gaby menguap, Ia juga melihat Gezza bangkit dari kursinya, dan lampu kamar itu mati. Setelah itu Gaby memutuskan untuk tidur juga, ia berjalan ke kasur dan menyusup ke alam mimpi.
***
Gaby berjalan riang menuju pos satpam. tangan kanannya menenteng paper bag kecil yang berisi beberapa toples kecil cookies buatannya "Pak Safar, Gaby udah inget lho nama Bapak!" seru gadis itu ceria.
Pak Safar tersenyum "Nah, gitu dong, jangan sampe salah lagi ya," serunya ramah.
Gaby mengacungkan jempol "Ashiyaap Pak! Oh iya Pak, Sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, karena Bapak sudah nyelamatin Gaby, walaupun tetap kena hukum sih, hehe. Tapi Gaby tetap traktir Pak Safar, tenang aja," ucapnya penuh semangat.
"Tapi es krimnya diganti sama cookies aja gak papa kan Pak? Hehe," Gaby mengambil salah satu toples dan memberikannya pada Pak Safar.
Pak Safar menggeleng "Gak usah Gaby, Bapak ikhlas nolongin kamu."
Gaby menatap dengan tatapan mengancam "Abil gak, Pak! Atau Gaby ngamuk nih! Gaby kalo ngamuk kaya hulk, nanti pos satpam Bapak bisa roboh."
Pak Safar terkekeh menerimanya "Yaudah, makasih Gaby. Tapi ini bukan sogokan ya," ucap pria paruh baya itu.
Gaby tersenyum senang "Iya Pak sama-sama, Gaby anti korup-korup club. Hehe, ya udah deh, Gaby masuk dulu ya pak, semangat jaga pagarnya," seru Gaby, berjalan sambil melambaikan tangan. Sedangkan Pak Safar hanya bisa geleng-geleng kepala melihat gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEWINDU
Teen FictionBanyak orang yang terluka karena mencintai. Mereka bersedih, lalu dengan mudah jatuh cinta pada orang baru, dan melupakan seseorang yang telah menyakitinya. Namun itu tidak berlaku untuk seorang Gabriella, dia tetap mencintai Gezza walaupun lelaki...