SEWINDU -43- I found You

517 62 6
                                    

"Saat semesta tidak menginginkan aku dan kamu menjadi kita. Maka, aku berharap ia menjauhkan mu sejauh-jauhnya"

•••

"Gaby!" teriak Gezza berlari cepat keluar dari dalam mobil.

Timothy mengejar temannya itu, sementara Garren mengambil alih kemudi dan menepikan mobil milik Gezza.

"Gezza," gumam Gaby tanpa sadar.

Gadis itu langsung melarikan diri dari kejaran Gezza dan Timothy, hingga cowok itu berhasil mencekal bahunnya.

Gezza langsung menarik tubuh Gaby dan memeluk gadis itu dengan erat.

"Gaby, lo kemana aja, hmm? Gue cemas karena lo kabur dari rumah, jangan tinggalin gue," ucap Gezza sembari menikmati pelukan hangat dari tubuh gadis itu.

Gaby terkejut, tentu saja dengan jantung yang berdebar kencang. Namun, sejurus kemudian Gaby mendorong pelan dada Gezza, "Maaf, kamu siapa ya? Kita kenal gitu?"

Gezza menampilkan tampang terkejutnya, "Gue Gezza. Lo gak kenal sama gue?" ucapnya tak percaya.

Gaby menggeleng pelan, sambil berdoa dalam hati, semoga dua cowok itu tidak mengenalinya.

"Lu Gaby kan?" tanya Timothy sedikit curiga.

"Za, Gaby punya kembaran yang hilang kah?" bisik Timothy pada Gezza.

Gezza menggeleng, "Enggak, dia anak tunggal nyet!"

"Santai dong ngejawabnya, asuw!"

Ya, Timothy yakin itu pasti Gaby yang sedang berkamuflase. Logika saja, mana mungkin ada dua orang yang tidak ada hubungan darah dan saudara, bisa mirip sepersis itu.

"Bu ... Bukan ... A ... Aku ... Aku ... Aku Ipeh! Ya, aku Ipeh!" ucap Gaby tergagap.

Sontak, Timothy terbahak keras sambil mencubit gemas pipi Gaby, "Ucul banget sih Gaby kalo lagi akting gini."

"Timo! Berani lo pegang pipi cewek gue!" geram Gezza menepis tangan temannya itu.

"Udah jadi mantan bang! Sadar elah."

Gaby menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Hehe. Kalian kalo mau berantem lanjut aja.  Aku pulang dulu, emak udah nunggu nih di rumah. Bye!"

Gaby berusaha untuk tetap santai di depan dua orang itu. Namun, baru beberapa langkah Gaby berjalan, lengannya sudah dicekal oleh tangan Gezza.

"Emak gue yang nunggu lo di rumah sambil nangis-nangis kejer. Ayo pulang!" Gezza menarik Gaby menuju mobil yang terparkir di salah satu pelataran kafe.

"Eh, maaf ya, aku bukan Gaby dan aku mau pulang."

Gaby berontak saat Gezza menarik paksa tangannya, hingga gadis itu berteriak kesal.

"Hei! Nanti aku teriakin kamu penculik ya!" ancam gadis itu.

Sementara Timothy, ia sungguh tidak bisa menahan gelak tawanya saat melihat akting amatir Gaby yang sangat menggemaskan.

"Aduh, Ipeh gadungan ayo kita pulang! Kasian babang Gezza gak makan, gak mandi, gak tidur karena mikirin Ipeh," kelakar cowok itu.

Gezza berdecak keras menahan tubuh Gaby yang terus berontak meminta dilepaskan.

"Woi! Monyet dalang pelo. Lo ngakak mulut dari tadi, bantuin gue kek!" semprot Gezza.

"Udah dibilangin aku ini bukan Gaby! Kok kalian maksa sih!?"

"Masih belum mau ngaku, Za." Timothy menatap Gezza penuh arti. "Tenang, sodara setanah air ku. Biar babang Timo yang membuktikannya!"

Timothy mengapit satu tangan di bawah ketiaknya, lalu menempelkan tangan itu tepat di hidung Gaby, hingga gadis itu berteriak sebal.

SEWINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang