"Kalau ada orang yang salah, terus kamu benerin dan dia marah. Udah diemin aja mungkin dia udah merasa sempurna"
•••
Gemma duduk termenung di kursi kerjanya, pria itu menatap lurus ke depan atau lebih tepatnya pada figura yang cukup besar di ruangan itu.
Di sana terpajang foto seorang bayi yang cantik yang berada dalam gendongan seorang pria muda, mereka berdua tersenyum dalam foto itu.
Seolah Gaby yang saat itu masih bayi menyadari jika dirinya sedang dibidik oleh kamera.
Gemma tersenyum sembari berpikir, selama ia menjalin hubungan dengan Megan, tak pernah sekalipun ia melihat Gaby antusias dan dekat dengan wanita itu, padahal mereka sudah cukup lama kenal.
Namun dengan Yasmine, hanya dalam hitungan minggu putrinya sudah sangat nyaman dan dekat dengannya.
Perasaan Gemma sedikit bimbang dengan rencana untuk menikahi Megan. Dia juga belum pernah bertanya apakah Gaby mengijinkan ia menikahi kekasihnya. Anak gadisnya itu hanya berkata 'Gaby bahagia kalau Papa bahagia'.
Megan juga tidak pernah berusaha untuk lebih dekat lagi dengan Gaby, wanita itu hanya dekat dengan dirinya. Sangat jarang sekali Gemma melihat putri dan kekasihnya itu berbincang dan bahkan mereka tidak pernah jalan berdua.
Terlintas dalam benak Gemma jika Megan memang tidak cocok menjadi ibu sambung untuk Gaby.
"Apa omongan Gafril ada benarnya?" gumam Gemma meragu.
***
"Timo, kamu kok ngeliatin Manda terus sih dari tadi?" tanya Gaby saat mereka sedang berkumpul di lapangan.
Cowok dengan seragam olahraga itu memberi isyarat untuk Gaby tetap diam.
"Gaby, gue mau tanya sesuatu nih. Tapi Gaby jangan kenceng-kenceng ngomongnya, mulut toa Gaby dikecilin dikit ya," ucap Timothy berbisik.
Gaby mengangguk patuh "Iya, tapi jangan bilang mulut Gaby toa dong, kan hati Gaby tersakiti."
"Iya iya maaf deh. Gue mau tanya sesuatu yang sangat berbahaya."
"Apa itu?"
"Umm, si Manda itu manusia bukan sih?" tanya Timothy sambil melihat penasaran sekaligus cemas.
"Dia manusia kok, dia makan kalau lapar, dia tidur kalau ngantuk, dia senyum kalo senang. Emang kenapa?"
"Enggak sih, dia itu cantik kaya Barbie tapi kalo udah ngeliat gue, berubah jadi serem kaya Annabelle," gumam Timothy berbisik.
Gaby terkekeh geli "Kamu gak tau aja sih, Manda itu emang orangnya pendiam, dia gak suka bicara yang gak penting. Tapi aku pernah dengar dia nyanyi waktu itu."
"Nyanyi apa? Lingsir wengi?" tanya Timothy dengan tatapan horor.
"Bukanlah, waktu itu dia nyanyi bahasa Inggris, apalah itu Gaby lupa dan suaranya bagus banget lho. Tapi pas Gaby puji dia langsung diem sampe pulang sekolah."
"Aneh ya dia. Jangan-jangan dia titisan Limbad lagi, kan Limbad gak ngomong sama sekali."
"Umm, gak mungkin. Limbad kan-" ucapan Gaby terpotong dengan seruan seseorang.
"Timothy, Gaby, kalian ngobrolin apa?" tanya pak Suryo.
"Eh, ada bapak. Hehe gak ada pak, gak ngomongin apa- apa kok," ringis Timothy kaget sambil menggaruk kepalanya.
"Hehe hehe aja kamu. Saya dari tadi disini ngeliatin kalian berdua ngerumpi, hebat ya kalian berdua, ngegosip gak ngajak-ajak saya," ucap Pak Suryo melengos sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEWINDU
Novela JuvenilBanyak orang yang terluka karena mencintai. Mereka bersedih, lalu dengan mudah jatuh cinta pada orang baru, dan melupakan seseorang yang telah menyakitinya. Namun itu tidak berlaku untuk seorang Gabriella, dia tetap mencintai Gezza walaupun lelaki...