"Kalo gak kuat, ya lepasin. Buat apa nyiksa diri sendiri."
•••
"Gemma?"
Megan dan Harlin terkejut saat pintu terbuka dan menampilkan pria bertubuh kekar itu di hadapannya.
Harlin yang semula ini pergi, melanjutkan kembali niatnya untuk meninggalkan tempat itu. Biarkan saja mereka mengurus masalah mereka berdua, Harlin tak ingin ikut campur.
Selepas wanita itu pergi, Gemma menatap Megan yang tersenyum terpaksa bercampur rasa takut.
"Kamu datang?" ucapnya gemetar.
Gemma tak menjawab, tatapan datarnya datarnya mampu menusuk tubuh Megan secara tak kasat mata.
"Anak aneh?" ucap Gemma. "Kamu bilang anak aku aneh? Hebat!" lanjutnya.
Megan gelagapan memikirkan kata pembelaan "Bukan ... Bukan kaya gitu Mas, aku-"
Ucapan Megan terpotong karena decakan keras Gemma "Aku dengar kamu panggil dia anak aneh! Dia punya nama Megan!" bentak Gemma.
Megan tertunduk saat pria yang ia cintai membentaknya. Ini adalah kali pertama Gemma berteriak padanya.
"Mas, aku bisa jelasin," lirih Megan meraih lengan Gemma.
Gemma menghindar "Kamu juga gak sudi anggap anak aku sebagai anak kamu. Pantas saja Gaby tak pernah ingin dekat dengan wanita iblis seperti kamu." Gemma berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengobrak-abrik isi ruangan rawat wanita ini.
"Dan, yang paling parah. Kamu telah memfitnah putriku dengan tindakan yang sangat kejam. Harusnya pisau itu melukai kamu lebih dalam!" teriak Gemma mulai terbawa emosi saat melihat Megan menangis.
Gemma muak, dia menyesal telah percaya apa yang telah Megan katakan, tanpa mencari tahu sudut pandang dari Gaby.
Gemma merasa sangat berdosa karena telah berbicara kasar dan membentak putrinya. Bahkan, tanpa perasaan pria itu mengusir gadis kecilnya dari rumah.
Sungguh ayah yang jahanam!
Gemma menatap nyalang wanita licik di depannya itu "Aku menyesal pernah kenal sama kamu! Mulai detik ini, berhenti hubungi aku! Aku jijik liat wanita iblis seperti kamu!"
"Jangan tinggalin aku, aku mohon!"
Megan menangis sejadi-jadinya, ia menahan lengan Gemma dan memeluknya erat.
Gemma menepis tangan wanita yang memeluk lengannya dengan erat. Ia tidak peduli Megan kesakitan atau tidak, yang ada dalam benaknya sekarang adalah menemukan putri kesayangannya.
Gemma berjalan keluar, mengabaikan teriakan Megan yang memanggilnya.
"Kamu gak akan tega ninggalin aku dalam kondisi seperti ini Gemma," ucap Megan percaya diri.
Sontak, Gemma berhenti di ambang pintu, dan menerbitkan senyum lega dari Megan.
Gemma berbalik, lalu tersenyum miring "Kata siapa? Jika aku tega mengusir darah dagingku sendiri, kenapa tidak dengan meninggalkan sampah gak berguna kaya kamu? Itu bukan masalah bagi aku Megan. Aku baru sadar, jika selama ini kamu memanfaatkan uangku agar bisa hidup lebih baik, namun dengan tidak tau diuntungnya kamu mempersiapkan rencana untuk menyingkirkan putriku," ujarnya.
"Sekarang, urus diri kamu sendiri. Jika luka itu ada karena ulang kamu sendiri, maka kamu harus mengobatinya sendiri pula. Silahkan bayar uang administrasi perawatan kamu. Aku tidak ingin lagi bertanggung jawab atas perbuatan yang telah memisahkan aku dengan perempuan yang aku cintai lebih dari apapun."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEWINDU
Teen FictionBanyak orang yang terluka karena mencintai. Mereka bersedih, lalu dengan mudah jatuh cinta pada orang baru, dan melupakan seseorang yang telah menyakitinya. Namun itu tidak berlaku untuk seorang Gabriella, dia tetap mencintai Gezza walaupun lelaki...