9

2.3K 189 54
                                    

- Flashback 

Seorang gadis kecil berusia enam tahun sedang duduk berjongkok menyembunyikan wajahnya di antara dua lututnya. Kedua tangannya menutup rapat kedua telinganya, agar tidak mendengar celaan yang selalu ia terima

Tiga orang anak laki-laki itu seakan tak lelah untuk terus mengejeknya. Tak ada yang bisa gadis kecil itu lakukan. Ia hanya bisa menangis karena ketakutan.

"Huu.. dasar jelek"

"Kamu gak boleh main sama kita"

"Iya, kamu aneh"

"Hih, anak cengeng. Cengeng.. Cengeng"

'Vino, kamu diaman? Vino, tolongin Kakak' batin gadis kecil itu.

"Dasar aneh, kamu.. Aduh" Anak laki-laki yang hendak mengejek gadis kecil itu pun berbalik untuk melihat siapa yang berani melemparnya dengan botol air mineral yang masih baru.

"SIAPA YANG KALIAN BILANG CENGENG?!" Teriak seorang anak laki-laki.

"Pergi kalian!!" Anak laki-laki itu mengancam dengan mengangkat tinggi-tinggi botol air yang tersisa di tangannya dan akan melemparkannya kembali.

"Ayo kita pergi" Ucap anak laki-laki yang terkena lemparan botol itu.

"Kak Viny, Kakak gak apa-apa?" Anak laki-laki itu mendekati gadis kecil yang bernama Viny.

"Vino.." Gadis kecil bernama Viny itu pun langsung memeluk erat adik laki-lakinya itu.

"Maafin Vino, Kak. Vino janji ini terakhir kalinya Vino ninggalin Kak Viny" Vino mencoba menenangkan Kakaknya yang terlihat ketakutan.

"Kak Viny takut. Kakak gak mau lagi ketemu mereka" Ucap Viny.

"Iya, Kak. Kak Viny gak akan ketemu lagi sama mereka. Kita pulang ya Kak? Udah mulai sore." Viny mengangguk dalam pelukan Vino.

"Ayo, naik. Sebagai permintaan maaf aku, karena udah ninggalin Kakak tadi." Vino menawarkan punggungnya. Ia sudah hafal, jika Kakaknya merasa ketakutan seperti sekarang ini. Tubuhnya akan lemas, bahkan untuk berdiri pun ia sudah tidak memiliki tenaga lagi.

Viny naik ke punggung Vino dan mengalungkan tangannya di leher Vino agar ia tidak terjatuh.

"Maafin Vino ya Kak" Viny hanya mengangguk. Ia sudah tidak mempermasalahkannya lagi. Karena saat ini Vino sudah ada di sampingnya.

~~~

"Phobia Sosial, atau istilah lainnya adalah Social Anxiety Disorder. Saya rasa Viny mengalami hal itu" Ucap Dokteryang baru saja memeriksa keadaan Viny.

"Apa Anda yakin, Dok?" Tanya Shania.

"Penyakit ini bisa berasal dari bawaan mungkin Ayah atau ibunya mengalami keadaan yang sama. Takut dinilai negatif, khawatir akan mempermalukan diri sendiri, khawatir akan membuat orang lain tidak nyaman, takut berinteraksi atau bicara dengan orang asing, takut orang lain akan menyadari bahwa Anda sedang cemas, menghindari situasi dimana Anda akan menjadi pusat perhatian, membayangkan kemungkinan terburuk yang terjadi dalam situasi sosial berdasarkan pengalaman. Namun dalam kasus anak kecil, ketakutan berinteraksi ditunjukkan dengan cara menangis, memeluk orang tua terus menerus, atau menolak bicara di depan orang lain." Jelas Dokter.

Shania menoleh pada Viny yang sedang ditemani oleh Vino. Putrinya itu yang hanya mau dekat dengan keluarganya saja.

~~~

Dia, Shani kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang