7

2.4K 203 37
                                    

"Om Boby mau kemana?" Tanya Shani.

Ya, yang menghalangi jalan Boby adalah Shani.

"Biarin aja Shan, dia lebih suka kerja numpuk hartanya dibanding kumpul sama kita" Ucap Vino. Yang ingin menarik Shani menjauh dari Papa nya, Boby.

"Vino. Om Boby boleh main sama kita ya? Ya.. Ya.. Ya.." Shani menunjukkan wajah memohonnya yang sangat imut di mata Vino.
Vino menghela nafas kasar, ia tidak bisa menolak permintaan Shani.

"Terserah" Vino kembali menuju sahabat-sahabat nya.

Permainan kembali dimulai. Permainan yang mudah, Cindy hanya perlu memberikan tiga clue dari sebuah film. Dan tugas yang lain adalah berebut untuk menjawab. Dan yang tidak bisa menjawab akan mendapatkan coretan di wajahnya menggunakan spidol berwarna hitam.

"Oke, kita mulai ya? Animasi, kakek dan balon" Vino langsung mengangkat tangannya.

"Up"

"Ya, benar" Cindy memberikan spidol pada Vino.

Gracia, Okta, Jinan, Shani dan juga Boby.
Setelah selesai memberikan maha karyanya di wajah Gracia, Okta dan Jinan. Kini Vino beralih ke Shani.

"Vino, aku tidak mau main lagi. Aku kalah terus, pertanyaan kalian susah" keluh Shani, lengkap dengan wajah cemberutnya.

"Hahaha.. Pulang dari sini kita nonton semua film yang kamu mau ya? Biar nanti kalau main lagi, kamu gak kalah" Ucap Vino.

"Yeey.. Kita nonton berdua aja ya? Kalau ajak mereka, nanti mereka tambah pintar. Nanti aku kalah lagi" Vino mengangguk.

Giliran Boby. Namun Vino tidak ingin mencoret wajah Papa nya.

"Yuk, lanjut"

"Kok Om Boby tidak di gambar wajahnya?" Okta menepuk keningnya mendengar pertanyaan Shani.

Bahkan mereka sengaja tidak menjawab pertanyaan itu, hanya untuk mengindari memberikan hukuman pada Papa Vino. Mereka merasa tidak enak untuk melakukan hal itu.

"Shani mau gantiin aku gambarin gak? Biar kamu tau rasanya menang gimana?" Shani mengangguk dengan semangat. Dengan cepat ia merampas spidol di tangan Vino.

"Om Boby mau aku gambar apa?"

"Terserah kamu" Shani pun mulai mencoret wajah Boby. Semuanya penasaran, apa yang gadis polos itu gambarkan.

"Nah, udah jadi" Ucap Shani dengan riang.

Cindy, Okta dan Gracia memalingkan wajahnya. Karena tidak ingin tawanya meledak jika terus menatap wajah Boby.

Bahkan Jinan yang sulit tertawa itu pun, berusaha keras agar tidak tertawa kali ini. Ia bahkan sampai menggigit bibir bawahnya agar suaranya tidak keluar.

Berbeda dengan Vino. Ia terlihat sangat puas menertawakan Boby, Papa nya sendiri.

"Kamu pinter gambar tahi lalatnya" Ucap Vino.
Ya, Shani menggambar seperti lingkaran tepat di bawah mata sebelah kanan Boby.

"Iih, itu bukan tahi lalat." Protes Shani

"Trus apa?"

"Itu telur Ayam. Tadi aku mau gambar Ayam, tapi aku tidak tau bagaimana menggambarnya. Jadi aku menggambar telur ayam aja" Jelas Shani. Lagi, tawa Vino kembali terdengar.

"Iya, iya. Itu telur ayam. Nanti aku ajarin gambar ayam ya?" Shani mengangguk dengan semangat.

"Maaf, Saya angkat telfon dulu" Ucap Boby.

"Iya, Nju. Ada apa?" Hanya itu yang masih bisa tertangkap oleh Indra pendengaran Vino.

Ada apa Mama nya menelfon Papa nya malam-malam begini? Pikirnya.

Dia, Shani kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang