53

1.8K 153 29
                                    

Cindy dan Gracia sedang makan siang bersama sambil mengobrol ringan. Dan perbincangan mereka tidak jauh dari Shani, seseorang yang sedang mereka tunggu saat ini.

"Gue masih ngakak kalau inget permintaan Shani." Ucap Gracia.

"Ya namanya juga gak ngerti, Gre. Tapi gemesin banget sih dia." Timpal Cindy.

"Gue yakin di dunia ini gak ada lagi cewek kayak Shani. Kalau ada satu lagi sih..."

"Lo mau apa?" Tanya Cindy dengan tatapan penuh kecurigaan.

"Mau gue bawa ke rumah. Seru kali ya punya saudara kaya Shani di rumah." Ucap Gracia.

"Ada-ada aja sih. Tapi dia emang gemesin sih, apalagi kalau lagi bingung gitu, gemes banget"

"Salah, yang gemesin itu pas dia lagi ngambek. Bener-bener kayak bocah dah, kocak banget."

Cindy mengangguk setuju dengan ucapan Gracia.
"Kita beruntung dapet temen kayak dia."

"Kalau di inget-inget, kita ketemu Shani juga karena kebetulan kan? Vino nemuin dia di hutan." Ucap Gracia, kini ia sibuk dengan ponsel ditangannya

"Ngapain sih, Gre?"

"Laporan sama Bos tengil." Jawab Gracia tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya

"Bos tengil siapa?"

"Jinan lah. Gue ngirim foto buat Okta, malah dia ikutan minta foto lo"

Cindy menggeleng pelan, ia tidak mengerti mengapa Jinan meminta hal itu, padahal mereka hampir setiap hari bertemu.

Cindy menggeleng pelan, ia tidak mengerti mengapa Jinan meminta hal itu, padahal mereka hampir setiap hari bertemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gantian, fotoin" Gracia memberikan ponselnya pada Cindy.

Cindy memberikan kembali ponsel milik Gracia dan melanjutkan kembali makan siangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cindy memberikan kembali ponsel milik Gracia dan melanjutkan kembali makan siangnya.

Tak lama kemudian, Shani datang bersama dengan Vino, Okta dan Jinan.

"Hahaha.. Ya udah sih Vin, turutin aja lah. Katanya sayang." Ucap Okta sebelum mereka semua duduk di satu meja yang sama.

"Diem lo, tiang. Gak usah kompor!" Ucap Vino.

Dia, Shani kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang