18

2.1K 192 37
                                    

"Kita sarapan bareng ya? Mama udah bawain makanan kesukaan kamu" Ucap Ochi.

"Mama Saya cuma Mama Shania." Ucap Vino dengan nada dingin. Shani yang melihat keduanya pun menjadi bingung. Kenapa mereka hanya saling diam dan tidak segera makan?

"Vino, ayo makan" Ajak Shani.

"Kamu makan sendiri aja ya? Aku mau ke kamar lagi. Aku masih ngantuk"

Ochi hanya diam, tak berani untuk mencegah Vino. Ia tidak ingin membuat Vino semakin membencinya.

"Mama Ochi, aku bangunin Vino lagi ya?" Shani hendak berdiri dari tempat duduknya namun di tahan oleh Ochi.

"Gak usah, kamu makan sama Mama aja ya? Vino mungkin masih capek"

Shani menggeleng, ia sudah terbiasa makan bersama dengan Vino. Jadi, kali ini ia juga ingin bersama dengan Vino.

"Loh, Vino kemana?" Tanya Shania yang baru saja tiba.

"Lagi di kamarnya, kita sarapan bareng Shani aja ya." Ochi melanjutkan kembali menata makanan dan piring di meja makan.

Shania meletakkan belanjaannya lalu hendak memasuki kamar Vino. Namun langkahnya terhenti saat mendengar percakapan Shani dan Vino.

"Vino"

"Kamu makan aja dulu, Shan. Aku bisa nanti" Ucap Vino tanpa ingin membuka matanya.

"Vino tidur kok bisa jawab aku" Shani memperhatikan kembali baik-baik wajah Vino. Lelaki itu seperti tertidur, tapi kenapa ia bisa menjawab panggilan Shani?

"Aku gak tidur Shani, aku cuma merem. Aku capek, mau tidur aja. Gak mau makan" kali ini Vino membuka matanya dan menatap Shani.

"Mama Ochi bilang, Aku harus perhatiin makanan Vino. Kalau Vino tidak makan, aku harus suapin. Biar Vino makan."

Vino bangkit dari tempat tidurnya.
Ia menarik tangan Shani untuk berdiri di hadapannya.

"Shani, denger ya. Tante Ochi itu.."

"Mama, Vino. Mama Ochi, bukan Tante" sela Shani membenarkan ucapan Vino yang menurutnya salah.

"Dia bukan Mama aku Shan, Mama aku cuma Mama Shania. Dia cuma orang luar yang masuk di keluarga aku. Dia gak penting sama sekali, dan aku gak pernah nganggap dia sebagai keluarga aku."Vino berusaha menahan emosinya saat menjelaskan hal itu pada Shani. Ia tidak ingin sampai membentak Shani.

"Tapi, Mama Shania bilang.."

"Mama aku cuma satu, Shani" Shani diam. Mungkin benar, Mama nya memang hanya satu. Lalu, Mama Ochi siapa?

"Jadi, Mama Ochi boleh jadi Mama aku? Aku tidak punya Mama" Vino menggeleng.

"Terus Mama aku siapa?" Shani memanyunkan bibirnya.

"Siapa aja yang baik. Asal jangan dia. Dia bukan orang baik, dia cuma.."

"Vino" Shania sudah kesal dengan tingkah Vino yang masih tidak mau berubah.

"Mama Shania" Shani menghampiri Shania kemudian memeluknya.

"Shani temenin Mama Ochi di luar ya? Mama mau ngomong dulu sama Vino."Shani mengangguk.

"Kamu kenapa ngomong gitu ke Shani? Mama sudah berulang kali bilang ke kamu. Ochi itu juga Mama kamu, istri Papa kamu" Ucap Shania saat hanya tinggal mereka berdua saja yang berada di kamar itu.

"Aku cuma ngomong apa adanya, Ma. Dia emang buka siapa-siapa, dia cuma.."

"Mama gak pernah ngajarin kamu jadi anak yang kurang ajar sama orangtua." Vino terdiam mendengar nada bicara Mama nya yang dingin.

Dia, Shani kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang