38

1.8K 204 89
                                    

Shania terus menatap wajah tenang Shani saat tertidur, tangannya pun tak lelah untuk mengusap lembut kepala gadis polos itu.

"Kalau kamu masih disini. Kamu pasti seneng ada Shani disini, adik kamu juga pasti masih ada dirumah ini sekarang." Shania memejamkan matanya, airmata yang sedari tadi ia tahan itu pun mengalir membasahi pipinya.

"Mama kangen kamu, Viny"

"Mama Shania kenapa?" Tanya Shani dengan suara seraknya.

Shania membuka matanya. Sepertinya ia telah membuat gadis itu terbangun.

Shania ikut duduk menatap tidak enak pada Shani.
"Maaf ya Sayang. Mama buat kamu bangun ya?" Shani mengangguk. Karena memang benar, ia terbangun karena Shania.

"Mama Shania takut ya? Karena Papa Boby gak temenin Mama tidur. Jangan takut, ada aku disini. Jangan nangis lagi, nanti aku dimarahin Vino" Ucap Shani dengan sok dewasanya.

Shani menggeser tubuhnya lalu menuntun tubuh Shania untuk berbaring. Setelah ia memperbaiki letak selimut mereka, Shani kembali berbaring kemudian memeluk Shania.

"Kita tidur aja, katanya besok kita mau jalan. Kalau gak tidur nanti ngantuk. Kalau ngantuk, gak bisa jalan."
Shania tersenyum. Ia membalas pelukan Shani, dan mencoba memejamkan matanya.

~~~

Keesokan paginya Shania yang sudah segar sehabis mandi itu pun kembali memasuki kamar Shani untuk membangunkan gadis itu.

Shania kembali tersenyum. Shani sudah bangun dan juga sedang mandi. Sepertinya gadis itu sangat bersemangat sekali untuk jalan-jalan hari ini.

Shania melanjutkan langkahnya menuju tempat tidur Shani lalu merapikannya.

"Mama Shania. Aku udah mandi" Ucap Shani dengan semangat. Ia sudah tidak sabar untuk jalan-jalan hari ini. Terlebih saat Shania menjanjikan akan membelikannya kerupuk dingin yang banyak. Rasanya ia ingin memutar jam dirumah itu agar ia bisa segera mendapatkan kerupuk dingin kesukaannya. Namun, kata Papa Boby. Itu tidak merubah apapun.

"Mama pilihin bajunya ya?" Shani mengangguk. Ia duduk di pinggir kasurnya sambil memperhatikan Shania.

Ia yakin. Kali ini ia akan mendapatkan kerupuk dingin yang banyak. Karena ia sudah menurut dan juga hari ini Shani sudah pintar, karena benar dalam menggunakan handuknya.

"Nih, bajunya. Mama tunggu dibawah ya? Kita sarapan dulu sebelum jalan" ucap Shania.

Shani memperhatikan pakaian ditangannya. Seprtinya ini adalah pakaian Viny. Shani pun mulai memakai satu persatu pakaiannya karena ia sudah lapar dan ingin segera makan.

"Halo Mama Shania, halo Papa Boby, halo Mama Ochi" Sapa Shani dengan riang. Tak lupa ia mencium pipi Mama dan Papa nya seperti ajaran Shania semalam padanya.

Setelah mengurus Suaminya. Shania mengambilkan makanan untuk Shani.

"Papa Boby, nanti aku mau jalan sama Mama Shania. Mau beli kerupuk dingin. Papa Boby mau gak? Aku beliin nanti. Uang aku ada lima puluh ribu ribu ribu ribu." Ucap Shani. Ia mengingat Shania mengajarinya semalam jika uangnya itu cara penyebutannya adalah 'lima puluh ribu' karena uangnya ada empat lembar. Jadi ia menyebutkan kata 'ribu' sebanyak empat kali juga.

"Kerupuk dingin apa Nju? Makanan baru?" Tanya Boby.

"Ice cream, By."

"Astaga. Aku pikir makanan baru"

"Mama Ochi mau juga gak?" tanya Shani.

"Boleh deh. Jadi, Mama Ochi satu Papa Boby satu ya" Shani mengangguk paham. Ia akan mengingat pesanan keduanya.

Dia, Shani kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang