15

2.1K 201 72
                                    

"Bagaimana keadaan Shani, Dok?" Tanya Vino. Setelah melihat Dokter selesai memeriksa keadaan Shani.

"Bisa di katakan kalau kondisi Shani saat ini, cukup memprihatinkan. Ada sesuatu yang mengganggu mentalnya. Seperti rasa takut yang berlebih. Apa baru-baru ini atau kejadian di masa lalu Shani pernah mengalami trauma pada suatu hal?"

"Sepertinya begitu, Dokter" Jawab Vino.

"Hal itu lah yang membuat Shani tiba-tiba bisa menjadi seperti ini. Pada keadaan tertentu, mungkin tanpa sengaja. Ada yang memicu kembalinya ingatan mengerikan bagi Shani hingga membuatnya merasa ketakutan. Bahkan sampai menyerangnya di alam bawah sadarnya. Hal ini sering terjadi, pada orang-orang yang memiliki trauma pada suatu kejadian yang berusaha mereka lupakan. Tapi, pada suatu waktu. Kilasan kejadian itu bisa menjadi mimpi buruk, hingga membuat tidur menjadi tidak nyaman"

"Tapi, Shani bakal baik-baik aja kan dok?" Tanya Cindy.

"Shani akan baik-baik saja, jika Anda memperhatikan lingkungan tempat Shani tinggal. Saya sarankan untuk tetap berada di dekatnya, meyakinkan pada Shani. Kalau tidak ada lagi hal yang perlu ia takuti. Jika Shani sudah merasa aman, secara perlahan ia akan kembali normal"

"Terimakasih dokter" Jinan mengantarkan Dokter itu hingga ke depan pintu rumahnya.

Vino dan yang lainnya kini sedang menatap Shani yang sedang tertidur dengan gelisah.

Semua bertanya-tanya, sesulit apa kehidupan Shani di masa lalu? Apa yang membuatnya hingga ketakutan seperti itu?

"Kira-kira, Shani mimpiin apaan ya? Sampe keringetan gitu dia" Ucap Gracia.

Sesekali, terdengar Shani yang menggumamkan kata Maaf dalam tidurnya.

"Kok gue jadi emosi tiba-tiba ya? Orang macam apa coba yang tega memperlakukan manusia apalagi seorang perempuan sampai kayak gini" Ucap Okta. Ia merasa kasihan melihat keadaan Shani yang seperti sekarang ini.

Pukul 18:50 Shani baru terbangun dari tidurnya.
Vino yang sedari tadi menjaga Shani itu pun tersenyum senang saat Shani membuka matanya.

"Hei, aku nungguin kamu bangun loh daritadi. Katanya mau nonton sama aku" Ucap Vino.

Shani hanya diam menatap dalam mata Vino. Ia ingin bercerita pada Vino, tapi ia ragu.

"Kamu mau ngomong sesuatu?" Shani mengangguk pelan.

"Kamu mau ngomong apa?" Vino menggenggam tangan kanan Shani.

Shani menggeser tubuhnya untuk memberikan ruang pada Vino.

"Vino tidur sini" Shani menepuk tempat di sampingnya.
Tanpa bertanya, Vino langsung menuruti keinginan Shani.

"Aku tadi tidurnya lama?" Vino mengangguk.

"Aku tadi mimpi buruk. Aku takut"

"Kamu mimpi apa?"

"Aku mimpi kembali ke kandang aku yang dulu. Dan dia datang" Mata Shani mulai berkaca-kaca.

"Dia siapa?"

"Tuan yang selalu memberi makan hewan-hewan di kandang. Dulu, dia yang sering menghukumku kalau aku mencuri makanan di tempatnya. Dia yang sering mengikatku dan menyeretku dengan kuda miliknya. Bajuku selalu kotor jika sudah mendapatkan hukuman darinya."

Airmata Shani menetes, ia kembali mengingat bagaimana sakitnya ia dulu saat diseret dengan kuda yang tengah berlari. Melihat hal itu membuat hati Vino seakan di remas. Vino menarik tubuh Shani dalam dekapannya.

"Jangan takut, kamu punya aku. Aku bakal jagain kamu, Jinan sama Okta juga jago Karate sama kayak aku. Jadi, selama kamu sama kita. Gak ada yang bakal nyakitin kamu"

Dia, Shani kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang