27

1.9K 200 115
                                    

Ochi segera menjalankan mobilnya menuju rumah sakit setelah mendengar kabar dari Boby jika Vino telah sadar.

"Shan, Vino sudah siuman" Ucap Ochi dengan semangat. Ia juga ingin berbagi kabar gembira itu dengan Shani. Namun sepertinya Shani tidak mengerti maksud dari perkataannya.

"Siuman?" Shani memiringkan kepalanya tampak berpikir.

"Maksud Mama, Vino sudah bangun" Ucap Ochi, ia mengubah kata-katanya agar mudah dimengerti oleh Shani.

"Vino sudah bangun?" Tanya Shani sekali lagi, dan dijawab anggukan oleh Ochi.

"baru aja bangunnya."

"Ayo, kita pulang. Nanti Vino tidur lagi" Ochi mengangguk.

~~~

Shani tersenyum lebar saat melihat Vino yang sudah bangun, dan bahkan Vino sudah duduk. Meski masih bersandar pada bangsalnya.

"Vino.." Shani berjalan cepat lalu memeluk Vino dengan erat.

"Shan, pelan-pelan. Perut Vino masih sakit" Ucap Shania.

Shani pun melepaskan pelukannya pada Vino dan memperhatikan wajah Vino yang masih tampak pucat.

"Vino mukanya pucat. Makanya, jangan kelamaan tidur. Aku juga kalau lama tidurnya jadi pusing. Jangan tidur lama-lama lagi ya, Aku gak ada temen mainnya. Cindy, Jinan, Okta sama Gracia sibuk. Aku ditinggalin" Adu Shani.

Vino tersenyum tipis, tangannya terulur untuk menggenggam tangan Shani.

"Kamu ditinggalin mereka?" Shani mengangguk sambil memanyunkan bibirnya.

Ia masih mengingat, bagaimana Okta membohonginya dan kabur setelah Gracia pergi menyusul Jinan dan Cindy.

"Nanti aku marahin mereka. Kamu darimana?" Tanya Vino.

"Aku dari beli ayam goreng sama Mama Ochi. Dia beliin aku banyak" Shani menunjuk ke arah kantong plastik yang berisi ayam goreng, dan beberapa jenis makanan yang lainnya.

Ochi tersenyum saat Vino melirik kearahnya. Hanya beberapa detik, Vino kembali mengalihkan pandangannya pada Shani.

"Ya, udah. Kamu makan aja dulu" Ucap Vino. Shani mengangguk lalu mengambil makanannya.

Boby, Shania dan Ochi sarapan bersama. Sedangkan Shani, ia memilih untuk sarapan bersama Vino.

"Aku minta dong" Ucap Vino saat Shani sudah mulai menyantap sarapannya.

Shani menoleh ke arah Vino sejenak lalu melihat kearah Ayam goreng di tangannya. detik berikutnya, Shani menggeleng cepat.

"Kenapa? Kan Ayam goreng kamu banyak Shan" Ucap Vino.

"Gak boleh. Kamu kalau makan Ayam goreng sama tulangnya. aku gak mau kamu tidur lama lagi. nanti aku gak ada temen" Ucap Shani.

Boby yang sedang menyantap makanannya pun sampai tersedak, mendengar ucapan Shani.

"Ya, ampun. pelan-pelan Bob" Shania mengambilkan minuman untuk Boby.

"Kemarin Okta bilang ke Shani kalau kamu masuk rumah sakit itu karena.."

Belum sempat Ochi menyelesaikan ucapannya, Pintu ruangan Vino terbuka. Membuat mereka semua menoleh kearah pintu.

"Nah, ini dia. Sini lo" Panggil Vino saat melihat Okta muncul bersama Gracia.

"Apaan?"

"Lo ngomong apa ke Shani?" Okta tampak berpikir lalu tak lama ia menunjukkan cengirannya.

"Hehehe.. Gue bilang lo kemakan tulang ayam" Vino tersenyum tipis. Membuat Okta berpikir jika Vino tidak marah padanya. Namun perkiraannya salah. Vino memang tersenyum padanya, tapi tangannya yang menganggur memukul kepalanya.

Dia, Shani kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang