30

1.9K 192 92
                                    

Vino dan Okta bergidik ngeri melihat wajah Jinan yang semakin menyeramkan dimata mereka.

Bagaimana jika Jinan mengamuk?
Dan saat ini tidak ada Cindy bersama mereka.
Karena, hanya Cindy yang bisa mengontrol emosi seorang Kim Jinan.

"Nan.." Panggil Okta dengan takut-takut.

"Chloroform" Ucap Jinan.

"Hah? Ngomong apaan sih lo?" Tanya Vino.

"Anak buah gue di bius pake chloroform. Makanya mereka tidur semua." Jinan membuka ruangan tempat Frans di sandera.

Disana terdapat sebuah Note kecil yang berada di kursi tempat dimana Frans terikat.

'Apapun yang terjadi. Dia tetap milikku'

Jinan memberikan Note itu pada Vino.

"Kita gak bisa biarin dia lolos gitu aja. Kalau gak, gue gak bakal bisa tenang karena dia bakal ngambil Shani dari gue" ucap Vino.

Jinan mengambil ponsel dari saku nya lalu menghubungi Yeon.

"Bagaimana disana?" Tanya Jinan.

"Saya sedang mengurusnya Tuan muda. Saya juga sudah mengatakan pada seluruh karyawan kita agar tidak membahas soal ini lagi."

"Terimakasih. Kalau ada masalah, langsung laporkan. Ah, ya. Kirimkan alamat sekolah anak Bu Ratna."

"Anda ingin mengurus nya sendiri?"

"Iya"

"Baik, Tuan muda"

Jinan mematikan telfon nya.

"Gue rasa dia gak akan bertindak dulu. Pasti dia juga butuh istirahat setelah lama lo sekap disini" Ucap Vino ketika Jinan kembali.

"Gue setuju. Jadi, sekarang kita harus gimana?" Tanya Okta.

"Gue mau ngurus disini dulu. Kalian pergi aja, gak apa-apa"

"Ya udah, gue juga mau ke tempat Gre. Bareng aja Vin" Vino mengangguk.

~~~

Setiba di toko roti milik keluarga Gracia. Dan seperti biasanya, Shani selalu menjadi orang yang paling heboh menyambut kedatangan Vino.

"Vinoo" Shani memeluk Vino dengan erat.

"Kamu makan apa?" Tanya Vino yang melihat Shani yang sepertinya sedang mengunyah makanan.

"Aku tadi di kasih bantal yang enak sama Gracia"

"Bantal?" Shani mengangguk.

"Tadi ada bantal yang panjang juga. Aku tanya apa ada selimut yang enak, tapi kata om yang di dalam. Dia gak bisa bikin selimut yang enak" Ucap Shani melapor pada Vino.

Karena tidak mengerti dengan yang dimaksud oleh Shani, Vino pun melihat kearah meja Shani dan juga Gracia.

Ternyata, gadi itu sedang mencicipi beberapa jenis roti dan kue yang beragam jenis dan juga bentuknya.

Vino terkekeh, mengingat Shani salah paham kembali karena bentuk makanan yang menyerupai barang-barang yang biasa ia lihat dirumah.

Dibandingkan banyaknya kue yang berada di meja Shani. Mata Vino lebih tertarik pada gelas minuman yang sepertinya adalah milik Shani.

"Kamu minum soda lagi ya?" Tanya Vino sambil menarik kedua pipi Shani.

Hal itu tentu membuat Shani cemberut. Padahal ia sudah melakukan trik yang benar-benar cerdas. Dengan menuangkan minumannya di gelas, dan membuang kaleng soda itu di tempat sampah.

Dia, Shani kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang