26

1.8K 195 98
                                    

"Sekarang, aku datang untuk membawanya kembali" Ucap Frans.

Frans menodongkan senjata api yang berada di tangannya tepat ke arah Vino.

"Gue gak akan nyerahin Shani ke orang..."

~~~

Frans menembak sebanyak dua kali tepat mengenai perut Vino.

"Dia akan jauh lebih aman bersamaku" Frans tersenyum angkuh melihat Vino memegangi perutnya yang telah mengeluarkan darah.

"Kau sangat lemah, kau tidak pantas untuknya."

Frans memasukkan kembali senjata api miliknya ke dalam saku jas nya.

Ia berjalan menghampiri tubuh lemah Vino.

Namun, Frans tidak memperhitungkan tentang adanya tamu tak di undang. Tak lain adalah Boby, Jinan, Okta dan dua orang anak buah Jinan.

BRAKK..

Dengan penuh emosi, Okta menendang pintu yang menggalangi jalan mereka.

"BANGSAT. LO APAIN VINO?!!" Okta berjalan cepat untuk menyerang Frans. Namun ia kalah cepat dengan Jinan yang sudah lebih dulu berlari kemudian langsung menendang tepat mengenai dada Frans.

Okta mengurungkan niatnya untuk menghajar Frans. Karena menurutnya, menjauh dari Jinan yang sedang mengamuk itu adalah keputusan terbaik untuk hidupnya.

Jinan menghajar Frans layaknya petinju yang berhasil menyudutkan lawannya ke ujung ring.

Tangannya tak berhenti memukul Frans. Walau terkadang pukulannya sedikit meleset karena Frans yang menghindar.

"Nan.. Cu-kup.. Dia.. Urusan gue" Ucap Vino.

Jinan secara otomatis berhenti. Ia menghempaskan tubuh Frans ke lantai. Ia mencoba mengatur nafas dan emosinya terlebih dulu.

"Awasin dia sampai gue balik. Dia kabur, lo semua mati di tangan gue"

"Baik, Tuan muda" Jinan kembali melangkahkan kakinya menyusul Boby dan Juga Okta yang sudah membawa Vino masuk ke dalam mobil.

~~~

Shania, Ochi, Shani, Cindy dan juga Gracia tiba di rumah sakit. Mereka langsung berangkat menggunakan mobil begitu mendengar berita dari Boby.

Beruntung, mereka bisa menemukan rumah sakit tidak jauh dari tempat kejadian.

"Bob. Vino gimana, Bob? Dia baik-baik aja kan? Lukanya gak parah kan, Bob?" Tanya Shania.

"Tenang, dokter lagi berusaha buat nyelamatin Vino." Boby menarik Shania ke dalam pelukannya.

"Aku gak mau kehilangan anak aku lagi, Bob" Tangis Shania terdengar memilukan.

"Mama Ochi, kok mereka nangis? Vino mana?" Tanya Shani. Ia bingung melihat Shania menangis dalam pelukan Boby. Okta yang juga meneteskan airmatanya dengan Gracia yang berusaha menenangkannya.

"Vino lagi di dalam, Shan. Lagi tidur. Tungguin sampai Vino bangun ya" Ucap Boby membantu Ochi menjawab pertanyaan Shani.

"Vino tidur di dalam? Aku juga mau. Aku mau tidur sama Vino"

Boby, Ochi dan Shania bingung apa yang harus ia katakan lagi pada Shani. Sebelumnya, Vino sudah berpesan untuk tidak mengatakan pada Shani. Agar gadis itu tidak khawatir.

"Vino nya gak bisa di ganggu tidurnya, Shan. Vino tidur karena mau istirahat. Vino nya lagi sakit" ucap Okta.

"Aku gak ganggu, aku cuma mau temenin Vino tidur."

Dia, Shani kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang