Crystal - Part 4

3.8K 354 42
                                    

Warning. Cerita ini hanya fiksi. Tidak nyata. Bukan plagiat dan kalau ada yg merasa cerita ini mirip cerita lain...itu ga sengaja.

Beware typo!

. . . 

Ini kali pertama Jimin terbangun dengan perasaan yang tidak mengenakkan, paling tidak menggenakkan yang pernah dialami maksudnya. Biasanya yang dapat memperbaiki moodnya dipagi hari adalah segelas kopi murni pekat yang digiling langsung hari itu juga dan dipetik secara langsung dari pertanian di Asia Tenggara tidak lebih dari satu minggu sebelum sampai dirumahnya.

Tapi hari ini, entah mengapa kamar hotel tempat ia bermalam terasa sangat jelek, rendahan dan kumuh. Padahal Jimin ingat jelas kalau Grand Liberion Hotel ini adalah miliknya sendiri, warisan turun temurun keluarga Park, hotel berbintang salah satu yang terbaik di benua Asia, dan sudah pasti seharusnya tidak ada satu pun kamar yang berdekorasi seperti apa yang ia pikirkan pagi ini.

"F*ck!" adalah kata pertama yang ia ucapkan pagi ini. God bless you, Mr. Park.

Karena mendapati adanya kekosongan disalah satu sisi ranjang yang ia tempati. Kemana perginya makhluk cantik yang semalam bercinta dengannya? Jimin pun tidak tahu.

Oleh sebab itu semuanya jadi terasa menyebalkan dimata Jimin. Mood nya jatuh hingga ketitik terendah. Pemuda itu menghilang, pergi tanpa meninggalkan satu pun jejak, entah itu barang yang tertinggal atau aroma tubuh sekali pun. Padahal Jimin berharap masih dapat melihat sosoknya pagi hari, saat ia terbangun. Sial, harusnya ia ikat saja Yeon Kimin itu saat dia masih terlelap semalam...ah, tapi dirinya pun tertidur sangat nyenyak beberapa saat selepas mereka usai melakukan seks.

Biasanya Jiminlah yang meninggalkan, bukan ditinggalkan oleh partner seksnya.

"Sh*t!" umpatnya sekali lagi sambil berjalan gusar kearah kamar mandi. Menyapu helaian rambutnya yang menutupi kening.

Rencananya untuk melakukan morning sex dan bathroom sex hancur sudah. Lihat, bahkan dengan memikirkan sosok itu saja penisnya sudah segini tegangnya. Jimin bahkan sudah siap memberikan apa pun yang pemuda itu inginkan jika bersedia melayaninya lagi hari ini, rumah, mobil, belanja sepuasnya...itu perkara kecil selama Yeon Kimin itu mau menggunakan lubangnya untuk menghangatkan penisnya.

Ah, sudahlah, Jimin tak ingin memikirkannya atau ia akan bertambah kesal. Yeon Kimin itu hanya pemuda panggilan lagipula...ia bisa memesannya kapan saja melalui Heechul saat merasa membutuhkannya.

"Marian. Perlengkapan mandi, kopi dan pakaian ganti. Bawa ke Hotel secepatnya." Titah Jimin pada sekertarisnya melalui ponsel saat telah berada di kamar mandi.

. . .

Pagi ini Yoongi dimintai tolong oleh kepala HRD untuk berbelanja kebutuhan kebersihan disuper market bersama beberapa staf lain yang akan membatunya membawa barang. Yoongi mengangguk paham saat menerima daftar belanjaan yang harus ia beli, namun sebelum berangkat ia menyempatkan diri untuk menemui Marian dan menanyakan apakah sekertaris bos-nya itu ingin menitip membeli sesuatu.

"Oh, ya. Tentu saja, Yoongi kalau kau tidak keberatan. Ada beberapa barang yang ingin kubeli tapi Presidr Park belum datang, aku takut dia datang saat aku pergi." Gadis blasteran itu mengeluarkan buku notesnya dan sebuah pulpen "Akan kutulis benda apa saja yang akan kutitipan padamu."

Diperhatikannya wajah eropa dihadapannya yang tengah serius menulis. Aahh~ cantiknya. Wanita ini lah yang membuat Yoongi bertahan bekerja diperusahaannya Jimin, sudah cantik, baik hati pula, membuatnya betah ber-fanboying setiap hari.

"Oh ya, aku baru melihatmu memakai kacamata. Apa akhirnya matamu minus?" tanya Marian sambil merobek kertas dari notesnya lalu menyerahkannya pada Yoongi.

Vitamin and Sugar Story (Minyoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang