Twoshoot: Ahjussi, I Love You - two

3.5K 303 12
                                    

I'm Baaacckkkk!!!

Kalo niat mah jadi aja ya satu chapter. Haha.

Yasud, selamat membaca.

.

.

.

"Sudahlah, temui saja dia. Jangan jadi pengecut, Jimin." Kata Jongin yang menemukan Jimin sedang mengacak rambut frustasi.

Mudah saja bicara, lagipula Jongin itu bagaimana bisa berkata demikian padahal hubungannya dengan Yoongi jadi rusak begini gara-gara dirinya juga. Yah, Jimin juga salah kenapa mudah saja terpancing ucapan Jongin.

Jimin ahjusi 'kan tampan, banyak uang, digilai wanita maupun pria. Tentu saja gengsi kalau harus menemui mantan duluan yang notabene-nya hanyalah seorang bocah sma.

"Ah, bukankah ini milik Yoongi?"

Mata Jimin terpaku pada benda yang baru saja diletakan Jongin dimeja makan, tepat dihadapan Jimin. Kotak bekal tingkat tiga milik Yoongi yang tertinggal diapartemennya saat anak itu bermaksud mengantarkan makanan untuknya satu minggu yang lalu.

. . .

Seorang remaja berseragam menyusuri halaman sekolah sambil mengamati secarik kertas dengan wajah merengut. Yoongi bingung, ia sudah belajar mati-matian mengorbankan sedikit jam tidurnya tapi hasil uji coba ujian masuk Universitas pilihannya hanya mencapai lima puluh persen, kemungkinan ia diterima hanya lima puluh persen jika dengan kemampuan belajarnya yang sekarang.

"Hu'uh~ sial sekali..." gerutu Yoongi sembari melipat kertasnya secara asal lalu menjejalkannya kedalam saku celana.

Ia masih menggerutu ketika melewati gerbang sekolah, menyusuri jalan pulang menuju rumah. Sesekali bibirnya manyun karena kesal, Yoongi sedang tidak semangat belajar karena masih memikirkan Jimin Ahjussi. Seminggu tidak berhubungan rasanya seperti sudah berbulan-bulan, Yoongi rindu...tapi juga sedih jika mengingat kalau pria yang ia sayangi itu ternyata merasa malu memiliki kekasih seperti dirinya yang hanya bocah ingusan, masih sekolah pula.

Sebenarnya Universitas pilihan Yoongi merupakan lembaga pendidikan terkenal, tak heran bila ujian masuknya seperti neraka, menguras otak dan mengorbankan banyak waktu...seharusnya Yoongi fokus belajar, tapi tidak kuasa untuk tidak memikirkan ahjussi kesayangannya itu.

Yoongi menendang kerikil sembarangan, masih kesal, perasaannya tidak menentu sekarang. Ia butuh Jimin sebagai penyemangat tapi juga merasa kecewa pada pria itu.

"Hei..."

Langkah kecilnya terhenti saat mendengar suara familiar yang membuat rasa rindunya semakin membuncah. Mengangkat dagu untuk memandang kedepan, menemukan seorang pria berpakaian resmi tengah bersandar pada kap mobil sport dibelakangnya.

"Ahjussi..." Ucap Yoongi pelan. Tak butuh waktu lama bagi kedua pipinya berubah menjadi merah muda. Si kecil itu bersumpah kalau ahjussi-nya semakin tampan padahal baru satu minggu tidak bertemu.

"Yoongi..." Jimin mengucapkan namanya sambil tersenyum lembut, tampan sekali. Yoongi hampir tidak mampu menahan tangis, matanya mulai berair. Jujur keseratus kalinya ia sangat rindu pada pria itu.

Kaki kecilnya baru akan mengambil langkah, tapi ter-urung saat Jimin kembali bersuara.

"Aku menemuimu untuk menggembalikan kotak makanmu yang tertinggal." Pria itu mengulurkan sebuah paper bag berisi benda yang ia maksud "Terima kasih, makanannya enak, kau semakin pandai memasak."

Yoongi membeku, sedikit demi sedikit rasa sakit mulai menghujam di dada, kehadiran Jimin membuatnya berharap, sampai-sampai ia lupa kalau terakhir kali yang pria itu lakukan adalam membuatnya kecewa. Sampai beberapa detik yang lalu Yoongi merasa sangat bahagia, sosok yang ia rindukan datang untuk mengisi kembali kekosongan dihatinya. Tapi kenyataannya pria itu tidak memiliki maksud yang sama dengan harapan Yoongi. Hanya menggembalikan barangnya yang tertinggal.

Vitamin and Sugar Story (Minyoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang