Tiramisu and Liquor - Part 3

2K 145 0
                                    

Akhirnyaaaa selesai juga part ini

3000 lebih ternyata. semoga kalian ga puyeng baca ini haha

typo alert!

enjoy!

.
.

Kejadian waktu itu memang berhasil menghantam batin Yoongi dengan telak, tidak bisa tidur semalaman, tidak nafsu makan seharian. Tapi ia tidak bisa membiarkan dirinya terpuruk terlalu lama, banyak hal yang harus dilakukan, jangan sampai mengusik Jiro sebagai prioritas utamanya. Anak itu akan masuk sekolah dasar tahun depan, Yoongi harus memilih sekolah mana yang baik bagi putranya, ia memutuskan untuk berdiskusi dengan mantan mertuanya saja ketimbang dengan Jimin, mantan suaminya yang bajingan itu.

Ia dan Jimin benar-benar putus komunikasi sejak kejadian dimana Jimin memintanya kembali hidup bersama. Social media, nomor pribadi dan apa pun yang dapat Jimin gunakan untuk menghubunginya telah Yoongi blokir. Saat ini Yoongi hanya akan menghubungi asisten rumah tangga keluarga Park untuk hal-hal yang berkaitan dengan putranya, ia juga menolak dengan tegas jika Jimin hendak mengantar-jemput Jiro dari rumahnya, sekali pun pria itu nekat, Yoongi akan bertingkah seolah Jimin hanya makhluk tak kasat mata.

Jahat memang. Yoongi merasa dirasuki medusa. Tapi ketika Jimin mengatakan cinta dan memintanya menikah kembali...benci, Yoongi benar-benar benci. Sampai ia sadar kalau dirinya tidak pernah se-benci ini terhadap sesuatu.

Seminggu ini, Yoongi sedikit menghabiskan waktu dengan putranya karena ia sendiri sibuk melatih Yeonjun dan Soobin yang akan mengikuti sertifikasi patiseri professional. Berkat rekomendasi Yoongi sebagai senior, kedua anak didiknya itu tidak diharuskan menjalani sekolah kuliner terlebih dulu, lagi pula bekerja dikafe selama beberapa tahun ini pun mereka juga sekalian berlatih. Jadi Jiro hanya akan pulang kerumahnya saat malam, berangkat sekolah dari tempatnya dan menghabiskan waktu dirumah keluarga Park saat siang.

Terus seperti itu sampai ketika sang-ART mengabarinya dipagi hari kalau Jiro demam sejak subuh dan terus mengigau mencari bundanya. Yoongi jelas tidak bisa abai, ia mempercayakan kedua muridnya itu untuk berlatih mandiri sementara ia menemui Jiro di kediaman Park.

Memastikan dirinya siap pergi, Yoongi terpaksa terpaku setelah membuka pintu dan mendapati sosok Jimin berdiri dibaliknya.

"...Jimin..."

Pria itu berdiri dengan mengenakan pakaian formal, menatapnya lekat dengan ekspresi yang sukar diartikan. Sedang apa mantan suaminya itu disini? Apa dia pikir kantornya pindah ke kafe Yoongi? Ah, masa bodoh dengan apa pun yang Jimin ingin lakukan, itu tidak lebih penting dari Jiro saat ini.

"Minggir." Yoongi maju satu langkah untuk menutup pintu.

Jimin tanpa dipinta menyingkir "Yoongi..."

Sedang lelaki yang lebih mungil tak mempedulikan, tetap abai sambil melangkah menuju tangga, untuk turun dan segera menuju rumah Park menggunakan mobilnya yang terparkir dipinggir kafe, namun belum sempat rencana nya terwujud, langkahnya terpaksa terhenti karena Jimin berhasil menggapai tangannya.

Yoongi pun berbalik hendak menghardik sang mantan suami, namun kedua mata tipisnya menatap kaget apa yang terjadi setelahnya.

Suara benturan kedua lutut pada lantai itu terdengar jelas. Yoongi melihat kejadian ini sebagai hal yang paling mustahil terjadi.

Jimin berlutut, dihadapannya, dengan salah satu tangannya menggenggam erat satu tangan Yoongi. Membiarkan sang mantan istri melihat tindakannya yang tergolong tidak masuk akal.

"Jimin, apa yang kau lakukan?!"

Pria itu bungkam, namun dapat terlihat jika tiap hembusan nafasnya terasa berat, oksigen yang ia hirup seolah menggandung serbuk besi yang membuat aliran nafasnya tersendat-sendat. Jimin akui ini merupakan tindakan terkonyol yang pernah ia lakukan, berlutut dihadapan seseorang, hah dia Park Jimin...hanya seorang Park Jimin yang kini berlutut dihadapan mantan istrinya hanya demi sebuah kata.

Vitamin and Sugar Story (Minyoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang